Mantan Suami (Setelah Perceraian)Updated at Dec 13, 2024, 19:13
“Luka itu bernama CINTA ....”
Giani terpaksa bercerai dengan Adi karena perbedaan prinsip mengenai momongan. Giani ingin fokus mengurus kedua anak mereka yang masih balita di tengah ekonomi keluarga mereka yang sangat pas-pasan, sedangkan Adi ingin memiliki banyak anak tanpa memikirkan dampaknya, hanya karena Adi tidak mau anak-anaknya hidup kesepian tanpa saudara.
Dampak perceraian tersebut membuat luka batin silih berganti menghampiri Giani. Tak semata Giani yang kesulitan mencari nafkah karena Giani tak mungkin meninggalkan anak-anaknya yang masih balita, tetapi fakta mengenai perselingkuhan Adi dengan Isty, yang telah terjadi sejak Giani hamil Gia—anak kedua Giani dan Adi.
Isty yang awalnya hanya wanita sewaan, telah Adi nikahi secara siri. Bahkan karena Isty juga, Adi jarang pulang, menelantarkan Giani dan kedua anak mereka, hingga Giani harus banting tulang menjadi tulang punggung keluarga.
Demi mempertahankan kewarasan karena Adi dan Isty berniat mengambil alih kedua anak Giani, Giani nekat minggat dari kontrakan tanpa bekal tanpa tujuan. Giani melamar menjadi ART mengikutkan anak-anaknya. Tentu saja keputusan Giani tak berjalan mulus karena tidak ada majikan yang mau hidupnya makin repot dengan harus menanggung hidup anak-anak dari ART-nya.
Ketika akhirnya Giani mendapatkan pekerjaan, pekerjaan tersebut justru dari Rarendra selaku mantan suami Sasmita—sahabat baik Giani. Rarendra menawarkan kehidupan layak untuk anak-anak Giani, tapi kejadian tak terduga mengikat mereka dalam sebuah pernikahan sakral.
Menikah dengan mantan suami sahabat baiknya sendiri, sedangkan alasan Rarendra dan Sasmita bercerai karena Rarendra yang salah—Rarendra telah melukai Sasmita sangat dalam. Namun di lain sisi, anak-anak Giani sangat ketergantungan pada Rarendra karena kasih sayang Rarendra yang teramat tulus. Semuanya sungguh tidak mudah sekalipun keluarga kecil Rarendra dan Giani, benar-benar saling menyayangi. Ini mengenai pernikahan Rarendra dan Giani, di mata Sasmita sekeluarga, juga di mata orang tua Rarendra yang kurang setuju Rarendra bersanding dengan Giani.
Di saat mamah Rarendra menghalalkan segala cara untuk membuat Giani dan kedua anaknya pergi dari kehidupan Rarendra, di saat itu juga Adi makin gencar mengajak Giani untuk kembali menjalin rumah tangga dengannya.
Giani dilema, antara menggenggam rumah tangganya, atau perlahan pergi dan mengakhiri semuanya?
****
“Isty bukan selingkuhanku, Gi. Karena kami memang sudah menikah siri.”
Adi bertutur sangat tenang, seolah-olah apa yang baru saja disampaikan bukan kesalahan apalagi dosa. Kenyataan tersebut membuat dadda Giani terasa sangat sesak sekaligus sakit.
“Menikah siri dan sebelumnya kalian sudah berulang kali berzina, Di!” tegas Giani susah payah mencoba tegar.
Tanpa dosa, Adi menatap Giani. “Kami sudah lama kenal. Kami sering bertemu karena tempat kerja kami memang bersebelahan. Apalagi setiap akhir pekan, aku dan teman-temanku memang selalu menyempatkan waktu untuk traveling, dan kami memang sudah biasa, ...MENYEWA WANITA LAIN UNTUK DIJADIKAN PASANGAN TANPA SEPENGETAHUAN PARA ISTRI TERMASUK KAMU, UNTUK BERSENANG-SENANG. Kami melakukan semuanya, bersenang-senang demi membuang penat pekerjaan. Dan bersama Isty, semua bebanku benar-benar hilang. Isty tahu aku sudah menikah dengan kamu dan kita sudah punya Gio.”
Dengan berat sambil terus menahan air matanya agar tidak mengalir, Giani berkata, “Gio? Berarti hubungan kalian sudah ada sebelum aku hamil Gia?” Kebas, Giani sungguh sulit menggambarkan perasaannya saat ini. Sungguh tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya bahwa Adi yang ia pikir setia dan mereka pun menikah atas saling cinta, sudah bermain api sejak lama.
“Saat kamu hamil Gia, sedangkan saat itu, kamu sering sakit dan kamu sering nolak ajakanku ‘berhubungan’.” Adi menatap Giani penuh keseriusan. Lawan bicaranya itu bungkam meski air matanya berlinang sedangkan wajah kusamnya berubah menjadi merah padam.
“Aku mendapatkan semua kepuasan dan kebahagiaan dari Isty, jadi tolong, jangan pernah menghakiminya. Aku yang mau, kami saling mencintai, kami sama-sama mau dan kami sudah sama-sama mendapatkan restu dari orang tua kami. Justru aku kagum pada Isty, dia mau menerimaku apa adanya bahkan meski dia tahu aku masih ada kamu! Dan dari Isty juga, aku akan mendapatkan banyak anak. Isty sanggup mewujudkan impianku dalam memiliki banyak anak!” lanjut Adi berusaha memberi Giani pengertian.
Brug ....
Tubuh Giani ambruk, meringkuk di lantai dingin keberadaan mereka berpijak. Giani pingsan dengan kedua sudut matanya yang masih basah, tenggelam dalam kehancuran yang begitu menyakitkan.
****
Merupakan bagian dari novel : (Mantan) Suami. Alangkah baiknya baca novel : (Mantan) Suami lebih dulu biar enggak bingung. Karena novel tersebut merupakan awal kisah Rarendra, Sasmita, Leon, dan juga Giani. Selamat membaca ^^