We're Hiring (Indonesia)Diperbarui pada Jan 29, 2023, 00:58
cerita ini belum selesai
"Iya sih, enggak penting juga. Enggak ada hubungan juga sama gue, cukup tahu aja," Mince mengambil tisu lalu mengusap air mata dan terkekeh. Ia hanyalah sebagian keryawan kecil di sini.
"Udah jangan sedih lagi, nanti nyokap lo tambah sedih liat lo kayak gini,"
"Iya sih,"
"Makan yuk, udah jam 12 nih, gue laper," Dina menenangkan Mince.
Mince menarik nafas menatap form form yang ada di atas meja, "Tapi kerjaan gue banyak,"
"Udahlah dikerjain nanti aja, lo harus makan dulu biar kuat,"
"Kuat ngapain?,"
"Kuat bercinta," timpal Dina.
"Itu sih lo, bukan gue,"
Seketika Dina tertawa ia melirik Mince berdiri di sampingnya, "Bercinta itu asyik tau,"
"Ya asyiklah, kalau enggak asyik orang enggak mungkin bela-belain bulan madu sampai ke ujung dunia demi buat anak banyak-banyak," ucap Mince asal, melangkah keluar dari office.
"Emang lo pernah ngerasain?,"
"Enggak,"
"Nanti kalau udah punya pacar dicoba aja,"
"Ogah,"
"Enak tau,"
"Ih apaan sih lo,"
"Gue pernah coba sama pacar gue, rasanya enak,"
"Ih ...,"
"Makanya cari cowok, biar bisa enak-enak,"
"Ih Dina !, lo apa-apaan sih cerita ginian,"
"Biar lo tau lah,"
"Asemmm,"
Tawa Dina kembali pecah, mereka berjalan menuju EDR. Ia senang melihat Mince kembali tertawa. Ia tahu bahwa wanita cantik ini begitu menyayangi ibunya lebih dari apapun. Sehingga rela menjual barang berharga miliknya demi pengobatan sang bunda. Ia sengaja berbicara seperti ini demi melihat tawa Mince.