bc

KENAPA LAGI SIH ! (Indonesia)

book_age18+
5.2K
IKUTI
37.3K
BACA
friends to lovers
playboy
goodgirl
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Uraian

18+

(bijaklah dalam memilih bacaan)

"Gue cabut dulu men," ucap Aru.

"Sip, hati-hati, jangan sampai nabrak lagi," Jo sengaja menyinggung Ajeng.

"Kalau gue yang bawa , ya enggaklah, kecuali dia," timpal Aru.

"Sebagai laki-laki, lo seharusnya ajarin dia men,"

"Ya jelas lah, macam lo enggak tau gue aja,"

Jo lalu tertawa, ia melirik Ajeng yang hanya diam, "Emangnya lo bakal ajarin apa?"

"Cara bercocok tanam yang baik dan benar," ucap Aru.

Ajeng mendengar itu lalu berlalu begitu saja, dari pada mendengar percakapan dua laki-laki berengsek itu. Sementara Aru menahan tawa dan meninju bahu Jo.

"Eh, orangnya kabur. Gue cabut men," Aru lalu pergi begitu saja mengejar wanita bernama Rahajeng itu.

chap-preview
Pratinjau gratis
BAB 1
"Aku akan menikah" "Nanti sore aku akan memperkenalkan dia kepadamu," Tatang. 08.01 Lama terdiam membaca deretan huruf yang tetera di layar. Seketika air mata jatuh dengan sendirinya, ada perasaan sedih, marah, dan kecewa. Sakit dan penuh kecewa adalah suatu luka yang tidak bisa tertahankan. Persahabatan mereka sudah berlangsung sejak lama. Ia pikir Tatang menaruh harapan lebih, ketika dia memberikan kalung permata tepat di hari ulang tahunya. Ternyata laki-laki itu hanya menganggap sahabat tidak lebih. Ia akhirnya tahu bahwa cintanya ini bertepuk sebelah tangan. Ini bukan kisah romance, teman tapi menikah yang ia baca beberapa bulan lalu. Tapi semua di luar ekspetasinya, teman di tinggal menikah lebih tepatnya. Jika Tatang sudah menikah pastilah ada batasannya, status itu tidak lagi sama. Ia tidak bisa sebebas dulu, ia bahkan sempat stalking media sosial Tatang, sepertinya dia sedang berbahagia bersama sang kekasih. Suara hantaman cukup jelas terdengar, Ajeng dengan cepat mengerem seketika. Ia memandang lampu merah menyala. Ia bahkan tidak tahu bahwa ini ada perempatan lampu merah. "Mampus !" Ucap Ajeng, ia menggigit bibir bawa, ia melihat kondisi mobil itu dari belakang. Kap mobil penyok dan lampu stoplamp sebelah kiri pecah. Oke, kecelakaan ini tidak terlalu parah, karena tidak memakan korban jiwa ataupun luka-luka. Tapi kerusakan fisik mobil itulah yang menjadi permasalahannya. Oh Tuhan, mobil yang ditabraknya itu bukanlah mobil murah seperti kabanyakan. Ia terlalu banyak memikirkan Tatang sehingga menyebabkan seperti ini. Ajeng hanya diam, ketika para pengguna jalan mulai memperhatikan dan mulai menyelidikinya. Sial, bahkan orang yang melintas di jalan ada yang berhenti dan menonton. Ajeng mendengar suara ketokan dari balik jendela, ia lalu segera membuka kaca. Ia memandang laki-laki berperawakan tinggi besar, rambutnya panjang sebahu, rahang itu di tumbuhi bulu-bulu lebat, menggunakan kaca mata hitam. Lihatlah penampilan laki-laki begitu urakkan, kalung  rantai terpasang di lehernya. Dengan tatapan di balik kaca mata hitam itu, menyuruhnya keluar. Ajeng menggigit bibir bawah dan lalu keluar. Oke, ia akan bertanggung jawab atas kejadian ini. Ajeng memperhatikan orang-orang yang mulai berdatangan menonton dirinya.  Ia menatap laki-laki berkaca mata itu, dengan perasaan takut. Ajeng lalu menyelipkan rambut di telinga, "Kamu tahu kan itu lampu merah," ucapnya datar. Suara berat dan terdengar begitu sexy. Lalu sambil membuka kaca mata diselipkan di sisi kaos hitam yang di kenakannya. Ternyata laki-laki itu memiliki mata tajam dan alis yang tebal. Ia melihat kilatan mata tajam berapi-api, terlebih cuaca sedang panas-panasnya. "Lihat apa yang kamu lakukan, kap mobil saya penyok, dan lampu stoplamp saya pecah," ucapnya lagi, menunjuk body mobil. "Kamu tahu, kap penyok bukanlah hal yang bisa di lakukan dengan mudah, harus orang profesional. Setelah itu harus di filler dan pengecatan ulang sesuai dengan warna yang sama," "Jangan karena kamu seorang wanita, maka saya tidak bisa memarahi kamu dan meminta pertanggung jawaban," ucapnya lagi penuh penekanan. Ajeng menarik nafas, siapa bilang ia tidak bisa bertanggung jawab.  "Saya tahu saya salah dan saya akan tanggung jawab atas kejadian ini," Sumpah ini adalah hal yang paling memalukan, selama hidupnya. Ia berharap tidak ada polisi dan merekam kejadian ini. Ia tidak ingin menjadi viral di media sosial karena menyebar di akun lambe murah. "Yaudah, kita kebengkel sekarang," ucap Ajeng lagi, ia melihat lampu hijau mulai menyala. "Oke," Laki-laki itu lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya kembali. Ajeng meneruskan perjalanannya mengikuti mobil SUV, mengikuti mobil itu menuju bengkel terdekat. ******** Ajeng memijit kepala, ia pastikan perbaikkan mobil itu tidaklah murah. Mobil  itu masuk ke salah satu bengkel yang penuh penghuninya. Tidakkah laki-laki itu mencari bengkel yang sepi, lihatlah melihatnya saja sumpek. Ajeng melirik jam melingkar ditangannya menunjukan pukul 09.12 menit. Ajeng keluar dari mobil, ia memarkir mobilnya diparkiran depan, dan mencari keberadaan laki-laki berambut gondrong yang telah menghilang masuk ke dalam. Sebenarnya ia tidak terlalu suka masuk ke dalam bengkel, karena rata-rata penghuni semuanya laki-laki. Terlebih berbagai macam bau yang membuat  tidak betah. Jika service mobil seperti ini ia selalu minta bantuan Tatang. Ah, lagi-lagi ia memikirkan sahabatnya itu, jelas jelas laki-laki itu akan menikah. Ajeng mendapati apa yang ia cari, ia memandang laki-laki berambut gondrong berbicara dengan seorang. Laki-laki itu membalas pandangannya, menyuruhnya mendekat. Ia juga ingin tahu apa yang mesti diperbaiki, dan seberapa parah kerusakkannya. Aru lebih memilih bengkel Raja service, karena bengkel ini memiliki bengkel mobil terbaik dan pelayanannya luar biasa terhadap pelanggan. Pantas saja bengkel ini selalu ramai dan di tangani oleh tenaga ahli bersertifikat. Aru melihat Jo berjalan mendakatinya dan laki-laki itu tersenyum simpul. "Hey men, apa kabar?" Ucap Jo. "Baik, makin ramai  nih bengkel," ucap Aru, "Biasalah memang seperti ini setiap hari," "Kenapa men," ucap Jo, karena tidak biasanya Aru ke bengkel seperti ini, kecuali mobilnya bermasalah. "Mobil gue ditabrak dari belakang," "Serius," Jo seakan tidak percaya. "Serius lah, ngapan gue kesini kalau enggak rusak," ucap Aru. "Mana?" "Itu," Aru menunjuk mobil Suv miliknya. Ada beberapa mekanik berseragam merah berjalan mendekati mobil, sepertinya sudah siap untuk diperbaiki. Aru melempar kunci pada mekanik itu. "Enggak rusak parah sih, hanya kap belakang penyok dan stoplamp pecah," ucap Aru. "Owh gitu," ucap Jo mulai paham. "Tau sendirilah gimana, itu mobil kesayangan gue men," "Siapa sih yang nabrak?,"tanya Jo penasaran. "Cewek, kalau cowok udah babak belur kali," Jo lalu tertawa, "Gila parah tuh cewek, cantik enggak," "Lumayan," ucap Aru menahan tawa, ia memandang lurus kedepan. "Itu dia orangnya,"  Aru memandang wanita berjas hitam  berjalan mendekatinya. "Gimana?" Tanya Ajeng, kepada laki-laki berambut gondrong itu. Ia di sini akan bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Jo menarik nafas, memandang wanita itu cukup serius dengan penuh keyakinan. "Begini, ini tidak bisa langsung beres hari ini juga. Mungkin besok selesai atau lusa. Karena kita juga perlu pengecatan ulang, karena goresan itu lumayan banyak," Jo mencoba menjelaskan kepada wanita cantik di hadapannya, sebenarnya ia belum melihat kondisi mobil Aru. Ia hanya mengulur waktu agar Aru berhubungan dengan wanita cantik ini lebih lama. Entah lah kebetulan atau takdir, mereka terlihat cocok jika bersama. "Owh gitu," ucap Ajeng. "Emangnya enggak bisa cepat men?" Ucap Aru menatap Jo yang tersenyum licik kepadanya. Ia tahu itu hanya akal-akalan laki-laki b******k itu saja. Nanti sore sebenarnya sudah selesai, lagi pula hanya lecet biasa. "Ya enggak bisa sekarang men, lo tau sendiri antrian service banyak banget," Seketika suara ponsel berdering, Ajeng lalu dengan cepat merogoh ponsel di saku jas nya. Kedua laki-laki ituberalih memandangnya. Ajeng menatap layar persegi,  "Titin Calling," "Saya angkat dulu ya, ini dari kantor," ucap Ajeng, karena merasa tidak sopan memotong pembicaraan kedua laki-laki itu. Ajeng lalu menggeser tombol hijau pada layar, dan meletakkan ponsel itu ditelinga kiri. Titin adalah salah satu temannya di kantor, yang menggantikan posisi Hanum. "Ia Titin," "Lo ada di mana sih? Kok jam segini belum datang, pak Erwin nyariin lo. Lo kan tau hari ini tutup laporan," ucap Titin. Ajeng melirik ke dua laki-laki itu yang hanya diam, mendengar percakapanya. "Gue datang telat,  lagi di bengkel nih. Gure nabrak mobil orang dari belakang," "Yang bener !," "Iya bener, ini lagi di bengkel. Mungkin sejam lagi lah gue ke kantor," ucap Ajeng sambil melirik jam yang melingkar di tangan, satu jam cukuplah untuk mengurus ini semua. "Tapi lo enggak apa-apa kan?" Ucap Titin mencoba memastikan keadaan Ajeng. "Gue enggak apa-apa kok," "Tin, udah dulu ya, gue ngurus ini dulu," ucap Ajeng mengakhiri percakapannya. "Oke," Sambunganpun terputus, Ajeng menyimpan lagi ponselnya di saku jas. Ia kembali menatap dua orang laki-laki itu, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain tersenyum. "Maaf," ucap Ajeng. "Iya enggak apa-apa," sahut Jo. "Jadi bagaimana, apa saya harus bayar sekarang. Soalnya saya harus kembali ke kantor," Ajeng mencoba berdamai dengan keadaan. Aru menarik nafas, ia memandang Jo. Alis sahabatnya itu terangkat mempersilahkan dirinya berbicara. Mereka laki-laki dewasa, tahu apa yang harus di lakukan jika berhadapan dengan wanita cantik. Sangat di sayangkan jika hanya berakhir begini saja. *******

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

The Ensnared by Love

read
105.3K
bc

T E A R S

read
314.4K
bc

Akara's Love Story

read
262.4K
bc

Call Girl Contract

read
330.2K
bc

A Secret Proposal

read
377.5K
bc

Broken

read
7.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
8.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook