Neli pulang setengah hati. Ia berat harus kembali ke rumah itu, tapi Neli harus sudah di sana sebelum sore Farhan pulang. Kesal dan lelah membuat Neli tidur di pesawat sampai akhirnya ia merasakan sebuah suara memanggilnya. Saat membuka mata Neli melihat Raihan. "Turunlah, kita sudah sampai." Neli beringsut pelan, "Kenapa kamu di sini?" "Aku juga harus pulang. Tugasku menjagamu." Neli merasa kepalanya cukup pusing. "Kamu baik-baik saja?" Wajah khawatir Raihan memaksa Neli mengangguk. "Bisa tolong antar aku pulang?" Raihan tersenyum, "Siap, Nyonya." Neli tersenyum lemah. Secara fisik Raihan tidak bisa dibandingkan dengan Farhan, tapi untuk kesan ramah-tamah, jelas Raihan lebih baik. Neli selama perjalan pulang itu terus memikirkan suaminya dan perkataan Salwa. Alasan apa yang membuat