"By the way, kita nggak salah tempat, 'kan?" Aku melihat sekeliling dengan was-was. Banyak hantu berseliweran di rumah sakit, tapi karena aku memakai cincin obsidian tidak ada yang dapat merasukiku seperti biasa. "Entahlah. Aku tidak ingat pernah ke sini," sahut Steve sambil menghindari hantu berwujud wanita tua di kursi roda. "Bukan kamu ...! Aku tanya Alex ...!" protesku—yang meskipun keki harus tetap berbisik karena sedang melewati koridor rumah sakit menuju bangsal VIP yang tenang tenteram. Tahu-tahu Alex berhenti berjalan, membuatku yang berjalan di belakang menabrak punggungnya. Aduh, hidungku ... "Kalian tenang sedikit atau kutinggal," ancam Alex. Aku langsung diam. Steve bersembunyi di belakangku. Melihat kami sedikit tertib Alex berjalan lagi. Kami berdua membuntuti seperti