Tubuhku terasa remuk, pegal-pegal seperti habis mencangkul di sawah. Aku terbaring pasrah di d**a Alex setelah sesi bercinta kami yang ketiga. Atau keempat ya? Saking seru dan panjang durasinya aku sampai tidak ingat loh. Lelaki ini benar-benar menguras tenagaku.
"Lelah?" tanya Alex.
"Sudah tahu masih nanya," gerutuku.
Alex terkekeh, "Aku tidak bisa berhenti, Cantik. Kamu sangat menggoda meskipun tidak berbuat apa-apa."
Aku ingin mendengkur seperti kucing saat tangan besarnya membelai punggungku. Nyaman sekali. Aku tidak akan menukar ini dengan apa pun.
"Tempatmu nyaman juga. Mungkin aku bisa mencoba tinggal di sini. Perkenalkan suaraku pada Virginia," katanya lagi.
"Nggak boleh. Cuma aku yang boleh kasih command." Aku memejamkan mata.
"Apa password-mu? Aku setting sendiri."
"Nggak
