PRIVATE

883 Words
"Ika kamu sudah bangun sayang" ucap suami nya firza dengan membelai rambutnya, Ika pun membuka matanya perlahan dan hari sudah sangat larut malam, ika pun bingung kenapa dia bisa tertidur dari siang. "kok baju ku sudah ganti?" tanya ika yang heran, dia pun merasa pegelangan tangannya terasa sakit dan keram, firza pun hanya tersenyum dan ika mengiranya firza telah melakukan hubungan suami istri ketika dia sedang tertidur pulas. " aku yang menggantinya sayang, kenapa kan aku suami mu cinta, lagian aku tidak menyetubuhi mu kok, hanya foto foto kamu telanjang saja,kamu mau lihat foto cantik mu sayang" mendengar perkataan suaminya, Ika pun merasa jijik dan dia langsung menggeleng kan kepalanya, "untuk apa? aku mohon jangan di sebar luaskan nanti aku malu" ucap ika sambil berbinar menahan air mata yang akan jatuh. " untuk koleksi ku saja sayang, atau nanti kita bikin studio khusus tempat kita menyalurkan hasrat, nanti kita pajang foto aku dan kamu yang seksi" ucap Firza dengan semangat. ika yang bingung pun tak mengerti maksud perkaataan dari suaminya itu, "Kamu aneh A, kamu kenapa? kenapa tiap kita berdua di kamar kamu sangat berbeda? apa kamu sakit? atau kamu kenapa aku ga ngerti aku dari desa yang tak mengerti pergaulan kota" ika pun tak kuasa menahan tangisnya *** " loe kemana aja sih gw hubungin daritadi ga angkat ama bales pesan gw" tanya galih melalui sambungan telepon! " gw di hotel bro, ama bini" jawab firza "pantesan gak mau di ganggu! gimana rasanya perawan? enak kali ya kalau gw nyari gadis gadis polos dari tempat bini loe" curhat galih yang kebelet nikah juga. "belom jebol bro, bini gw takut nih, takut liat pedang gw yang gede ahhaa" "kampret lo, besok bilang bini lo jadi privat pastry di tempat gw ga, gw tuh seharian nyariin loe pada kirain mau hari ini" firza mengingatkan. "oh ya ya gw lupa, besok sekalian ngantor gw lewat toko loe bro, nitip bini gw yak, jangan di apa apain, ok see you" firza pun mematikan teleponnya dan kemudian kembali ke tempat tidur menemui Ika. Ika begitu ketakutan ketika suami nua itu menghampirinya, firza pun menatap biasa kepada ika, dan merasa bingung kenapa ika melihatnya seperti itu. "kamu kenapa sayang? menatap ku aneh kaya lihat hantu, kamu curiga aku teleponan dengan siapa? tadi galih hubungin aku nanyain kamu, katanya jadi ga privat di tempatnya, besok sebelum aku ke kantor aku antar kamu k toko kue nya ya" ucapan firza membuat Ika tenang, ika berharap kegiatannya membuat pastry dapat menghibur kesendiriannya sebelum dia masuk kuliah. *** "Hai ika, selamat pagi selamat datang di dapur ku" ucapan pagi galih membuat ika semakin bersemangat memulai les nya. Ika pun membalas dengan senyuman manisnya "selamat pagi A galih, terima kasih dengan sambutan hangat mu pagi hari yang ceria ini" jawab ika "hari ini gak ada sesi praktek ya beb, hari ini adanya sesi mengenal peratan saja ya beb" ucapan galih membuat ika tertaea, gaya galih seketika berubah menjadi waria agar Ika tertawa. ika pun kemudian menepuk pundak galih dan tertawa. setelah selesai mengajarakan hal basic, Galih dan Ika pun duduk santai di tokonya sambil mencicipi hidangan yang telah di sediakan oleh galih. "bagaimana kesan mu menikah dengan Firza? apa dia memperlakukan mu dengan baik?" ucap Galih dengan nada yang khawatir, Ika pun menatap nya seolah galih merasakan yang ika hadapi. ika hanya memandang galih, ingin rasanya memberitahukan keadaan sebenarnya tapi ika takut jika ia membongkar aib suaminya. dia takut jika galih mengadu kembali kepada Firza. "ya begitulah namanya juga saling perkenalam satu sama lain, masih malu malu" Ika pun memasang mimik pura pura bahagia di depan galih. "jika kamu ada masalah atau apapun tentang rumah tangga mu kamu bisa cerita kepada ku ya beb, anggap aja aku bestie mu" setelah selesau tolong hubungi aku ya, aku akan menjemput mu" begitulah ucapan terakhir yang Firza ucapkan setelah mematikan telepon nya bersama Ika, dengan gemetaran ika memasukan kembali ponsel nya kedalam tas. wajah Ika pun pucat ketika dia harua kembali ke rumah Firza, dia takut apabila malam datang dirinya penuh siksaan. "siapa yang telepon beb?" tanya galih yang memperhatikan dari jauh ketika ika menerima telepon, galih pun merasakan ada yang berbeda dari tingkah ika wajahnya terlihat pucat dan tetesan keringat nya muncul, galih pun menyentuh tangan Ika, yang dingin ika langsung menepis nya. "kamu sakit?" tanya galih, ika hanya menggeleng mendengar pertanyaan dari galih, "ya sudah aku mau buat teh manis hangat untuk mu dulu ya" galih pun begegas membuatkan teh manis hangat untuk ika. ketika hendak mengantarkan minuman ika, galih kaget ketika melihat ika tertidur di meja, dia langsung menghampirnya dan ternyata ika pingsan, dengan sigap galih membawanya ke IGD, di perjalanan galih pun langsung menelepon Firza dan mengabarkan ika pingsan. *** ika pun dengan berat membuka matanya, terlihat langit langit kamar perawatan yang terasa asing baginya. dia pun menyoba bangun tapi merasa lemas, dan ia pun mengangkat tangannya yang terasa berat, melihat tangannya di infus ika langsung memaksa untuk mengangkat badannya, dia pun melihat keseliling yang sepi. "dimana aku? qo bisa di rumah sakit apa ini mimpi?" tanya ika merancau seorang diri, dia pun melihat tas di samping temoat tidurnya dan berusaha meraihnya, untuk mengambil ponselnya. belum saja ponselnya terambil galih dan firza masuk keruangan itu dengan wajah yang panik Firza langsung menghampirnya ika yang kaget melihat ada firza pun malah semakin takut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD