34. Takdir Untuk Saling

1742 Words

Akhirnya, Gara berakhir terjebak di dalam mobil bersama Pevita. Tentu saja dengan Thalia yang tidak bisa dia tinggal di rumah sendirian. Anak mungil tersebut duduk di bangku belakang. Terlelap di care seat kid yang selalu Gara bawa kalau-kalau dia harus bepergian dengan buah hatinya tersebut. Sebenarnya, Gara enggan pergi awalnya. Agak canggung rasanya mengingat kejadian malam itu. Tapi apa boleh buat, Pevita keras kepala. Atau mungkin ... ada alasan lain? Entah, hanya Gara sendiri yang tahu. "Kita pergi ke mana?" tanya Gara, seraya mulai melajukan mobilnya perlahan, keluar dari pekarangan rumah. Pevita menoleh antusias. Senyum kecil terpatri di wajah ayunya. "Karena matahari sudah hampir di ubun-ubun, ada baiknya kita cari makan siang dulu. Iya, kan?" wanita itu memekik ceria. Membuat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD