Melawan

1016 Words
Keesokan harinya, pria yang sebelumnya datang membawakan makanan untuk nenek, nampak datang kembali padahal sebelumnya pria itu hanya akan datang beberapa Minggu kemudian. Dari gerak gerik yang ditunjukkan pria itu nampaknya dia menyukai Bryan yang saat ini berada di tubuh wanitanya. "Selamat pagi, aku membawakan makanan lagi untuk mu, nek," ucap pria itu yang masih melihat nenek berada di dalam rumahnya padahal seharusnya nenek pergi ke bukit untuk membersihkan halaman. "Kau datang lagi? Tumben sekali, apa ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanya nenek itu keheranan. "Tidak ada, aku hanya ingin bertemu dengan cucu nenek," ucap pria itu membuat nenek kebingungan. "Cucuku? Apa maksudmu wanita yang tidur di rumahku?" tanya nenek menegaskan. Kemudian tiba-tiba Bryan keluar dari kamarnya dan mendapatkan insting jika pria itu telah datang serta membawakan makanan untuknya. "Apa kau membawa makanan yang enak?" tanya Bryan saat pria itu ada di depan pintu. "Tentu saja, semua ini untuk mu," ucap pria itu nampak tergila-gila pada paras Bryan. Bryan sudah menaruh curiga sebenarnya dengan tatapan pria itu yang nampak menunjukkan tatapan jahat. Kemudian Bryan menegurnya. "Apa yang kau lihat? Hentikan memandang aku dengan tatapan seperti itu," ucap Bryan dengan tatapan tak suka. Hari berlalu dan pria itu nampak semakin sering mengunjungi nenek, hal itu benar-benar dimanfaatkan sepenuhnya oleh Bryan untuk mendapatkan makanan gratis yang ia mau dari pria itu. Sampai akhirnya Bryan berniat mendapatkan uang dari pria itu untuk ongkos dia pergi dari sana menuju rumahnya. Hari ini nenek sedang pergi ke kuil dan di rumah hanya ada Bryan, tiba-tiba pria itu muncul dan mengagetkan Bryan yang sedang membuat teh hangat. "Hai, aku membawakan mu pizza," ucap pria itu melihat Bryan di sana. Bryan terkejut dan memarahi pria itu karena dia Bryan hampir menumpahkan minumannya. "Apa kau sudah gila? Tiba-tiba datang dan mengagetkan aku, kenapa kau tidak mengetuk dulu?" tanya Bryan dengan nada tinggi. "Hahaha aku sudah mengetuknya tetapi, tak ada jawaban, akhirnya aku masuk dan melihat mu di sini. Oh ya, sampai detik ini kau belum mengatakan siapa namamu yang sebenarnya, mamamu siapa?" tanya pria itu tersenyum menaruh pizza di atas meja makan. Bryan kebingungan saat ia ditanya nama oleh pria itu, sampai detik ini sebenarnya Bryan belum pernah mengatakan bahkan memikirkan nama barunya di dalam tubuh wanitanya itu. "Namaku? Sial, aku benar-benar tidak pernah berpikir untuk mencarinya, dia benar, siapa sebenarnya nama ku dengan tubuh baru ini?" ucap Bryan nampak kebingungan. "Ada apa? Apa kau tidak ingin mengatakannya padaku?" tanya pria itu membuat Bryan menghindar dan menjauh dari pria itu. "Aku bingung, lebih baik aku menghindar," gumam Bryan menjauh. Pria itu kini duduk di sofa, kemudian Bryan yang merasa dapat memanfaatkan keadaan datang menghampiri pria itu dan langsung mengatakan keinginannya. "Apa kau punya uang? Aku ingin meminjam, aku mau pergi ke Los Angeles," ucap Bryan membuat pria itu terkejut karena tiba-tiba Bryan meminjam uang tanpa basa-basi. "Apa? Apa aku tidak salah dengar? Kau mau meminjam uang padaku?" tanya pria itu. "Aku sudah mengatakannya bukan? Apa kau bisa membantuku?" tanya Bryan yang duduk dengan kaki yang mengangkang. Gesturenya tidak menunjukkan seperti seorang wanita tetapi, pria itu tidak peduli sikap yang ditampilkan Bryan, yang dia tahu sekarang adalah Bryan begitu cantik dan dia merasa Bryan adalah wanita paling sempurna yang pernah dia lihat. Pria itu langsung menyergap Bryan saat Bryan tengah lengah, di tidak membiarkan Bryan pergi memberontak, bahkan ia mencoba untuk berteriak. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan, kenapa kau melakukan ini," ucap Bryan terus mencoba melepaskan ikatan yang membelenggu dirinya. "Berisik, bisa kah kau berhenti berbicara? Aku butuh ketenangan," ucap pria itu yang saat ini memeluk Bryan dari belakang. Yang lebih parah lagi, pria itu kini mencoba melucuti pakaian yang dipakai oleh Bryan, dan membuat Bryan semakin ketakutan, di sisi lain kekuatan fisiknya benar-benar tak dapat melakukannya. "Berikan yang terbaik buat kami," ucap pria itu. Kemudian dengan segenap tenaga yang ada, Bryan menginjak kaki pria itu dan menyebabkan keseimbangan pria itu menurun akhirnya dia bisa lolos dari jeratan pria itu. "Lepaskan aku, bodoh. Kau pikir bisa melakukan sesuka hatimu tanpa seijin ku? Aku akan melaporkan dirimu ke polisi." Bryan pergi keluar dari rumah si nenek tua dan mencoba untuk mencari polisi tetapi, dalam pelariannya tiba-tiba ia mengurungkan niatnya untuk lapor polisi karena mungkin namanya yang sedang dalam pencarian dan bisa ditahan. Sementara itu dikediaman Luis yang berarti dikediaman Bryan. Nampaknya kondisi mulai sepi dan orang-orang yang melayat sudah tidak terlihat lagi. Luis yang saat ini sedang berenang nampang menanti-nanti sebuah berita tentang Bryan walaupun Bryan benar-benar telah dinyatakan meninggal beberapa waktu lalu. "Panas sekali, segelas jus jeruk mungkin bisa melegakan tenggorokan ku," ucap Luis naik ke permukaan dan langsung meminum jus jeruk yang tersimpan di meja. Seseorang tiba-tiba mendekati dirinya, dia adalah orang kepercayaan keluarga dan orang yang selalu diandalkan. Pria itu membawa kabar tentang Bryan. "Tuan Luis, kabar tentang tuan Bryan sebenarnya sudah lama menghilang dan kini tim kita sedang berusaha mencari petunjuk sampai akhirnya kita menemukan seorang wanita yang diduga terlibat dalam kasus pembakaran tuan Bryan," ucap pria yang saat ini memakai jas hitam dan kacamata hitamnya. "Katakan padaku, siapa gadis itu, apa yang dia lakukan? Apa kau yakin dia benar-benar terlibat? Atau hanya kebetulan?" tanya Luis tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan. "Timku sedang menyelidikinya tuan Luis. Yang jelas gadis itu adalah orang yang terlihat keluar masuk dari kamar hotel tempat tuan Bryan menginap," ucap pelayan pribadi Luis. "Apa? Bagaimana bisa ada wanita yang istimewa seperti itu dibandingkan Natasha?" gumam Luis sedikit berpikir kemudian ia memakai jas handuknya untuk mengeringkan badan untuk kemudian memikirkan hal selanjutnya. Di tempat Ellena bekerja, kali ini dia telah berada di kantor baru, seperti yang telah terjadi sebelumnya bahwa bos dari perusahaan lain saat itu tertarik pada Ellena kemudian ia merekrutnya. "Aku benar-benar beruntung bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan ini, dan mendapatkan undangan spesial dari pemiliknya langsung, aku takkan mengecewakannya dan akan melakukan yang terbaik, aku harap bulan depan kinerja ku mendapatkan nilai yang baik dari atasan," ucap Ellena begitu bahagia berada di kantor barunya. Banyak hal yang terjadi setelah kematian Kakek tetapi, kehidupan ekonomi Ellena semakin membaik, saat ini ia ingin membangun ekonominya dari awal dan mencoba menunjukkan pada semua orang bahwa dia bisa menjadi manusia terbaik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD