Ancaman Josie

2165 Words
Bianca yang sedang merasa galau hanya bisa bekerja tanpa semangat walaupun begitu tetapi, Herald nampak terus menyemangati dirinya bahkan membantu Bianca dalam pekerjaannya yang sebelumnya sempat diperintahkan oleh Josie. Belum selesai dengan apa yang dikerjakan kemudian Josie kembali menemui Bianca untuk menyuruhnya mengerjakan yang lain. "Hari ini aku akan benar-benar menghukum wanita itu agar dia tidak merasa paling cantik di perusahaan ini, walaupun dia begitu cantik tetapi, hal itu tidak akan pernah membantunya sedikitpun," gumam Josie mendekati Bianca yang ternyata sedang dibantu oleh Herald. Di tempat ini hanya ada Bianca dan Herald nampak membersihkan ruangan yang belum sempat rapi. Josie sedikit heran dengan Herald yang mau menolong Bianca padahal bisa saja dia bersantai selagi yang ia kerjakan dikerjakan oleh orang lain. "Si anak baru itu kenapa harus membantu wanita itu? Apa mereka seakan memiliki nasib yang sama? Aku tidak boleh membiarkan Bianca bahagia dan menikmati pekerjaannya, aku harus membuat ia tersiksa dan tidak pantas hidup di dunia," ucap Josie nampak jahat dan tak sesuai dengan apa yang sebelumnya ia ucapkan. Herald melihat Josie yang berjalan ke arah mereka kemudian ia mengatakan pada Bianca untuk berhati-hati pada wanita itu walaupun sebenarnya Bianca sudah mengetahui sifat Josie yang selalu membanggakan titel seniornya. "Senior, Josie. Bianca, hati-hati pada orang itu, dia benar-benar berbahaya dan berkuasa di sini, aku sudah berkali-kali menjadi sasaran amarahnya, dan hampir saja aku dipukuli oleh anak buahnya yang mengaku geng motor," ucap Herald mengingatkan Bianca untuk berhati-hati pada sosok yang sedang mendekatinya itu. "Josie? Maksud mu orang yang selalu membanggakan titel seniornya itu? Untuk apa aku berhati-hati? Aku tidak takut sedikitpun pada wanita itu, bagiku dia hanyalah seorang wanita lemah yang tak dapat melakukan apapun kecuali membanggakan titelnya. Herald merasa terkejut dan ia sebelumnya tidak pernah bertemu dengan wanita pemberani seperti Bianca, selama ini bahkan para wanita yang bekerja di sebagian cleaning servis hanya kuat beberapa hari bahkan ada orang yang baru bekerja sehari kemudian besoknya tidak datang lagi. "Apa kau benar-benar tidak takut pada senior? Sejujurnya sebelum kau, banyak wanita yang bekerja di sini, sepanjang aku bekerja di sini sudah lebih dari lima orang wanita menyerah dan memilih keluar karena mereka tidak kuat mendapatkan tekanan dari senior, dia begitu kejam dan tidak pernah pandang bulu, baru kali ini ada wanita yang berani menentangnya, yaitu dirimu," ucap Herald melihat ke arah Josie yang semakin mendekat. "Aku tidak heran jika mereka banyak menyerah, karena sejatinya wanita itu sangat lemah dan tak berdaya, hanya saja di jaman sekarang mereka berlagak sok kuat dan merasa derajatnya lebih tinggi dari lelaki, wanita-wanita itu memang sudah seharusnya tidak bekerja dan mengambil alih pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh lelaki," ucap Bianca yang nampak sedikit kesal di tambah lagi suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. "Herald? Kenapa kau ada di sini? Siapa yang menyuruhmu bekerja dan membantu wanita ini? Apa kau sudah berani melawan ku? Apa kau sudah tak takut padaku? Apa kau masih ingat apa yang terjadi padamu setelah berurusan dengan ku?" tanya Josie membuat Herald tak berani membantahnya lalu meminta maaf. "Maafkan aku senior, aku hanya tidak tega melihat Bianca mengerjakan pekerjaannya sendirian, sementara yang lain entah kemana," ucap Herald yang membuat Josie semakin kesal. "Tidak ada alasan, seharusnya kau tahu apa yang kau lakukan itu adalah kesalahan! Apa kau faham? Sekarang aku tidak ingin lagi melihat mu membantu wanita ini dan tidak ada pekerjaan yang harus kau lakukan tanpa perintah, faham?" tanya Josie dengan amarah yang menggebu. Herald hanya menganggukkan kepalanya tanpa berani menyahuti lagi sementara Bianca yang melihat langsung kejadian itu merasa terganggu. "Kenapa kau mengatakan hal itu padanya? Apa kau pikir, kau lebih baik darinya? Seharusnya kau mencontohkan yang baik, bukan malah melarang orang membantu sesamanya, apa kau bukan manusia?" ucap Bianca membuat Josie semakin marah. "Diam, kau! Aku tidak berbicara padamu, aku hanya ingin mengingatkan Herald Nina tidak baik mengambil alih pekerjaan orang lain karena itu akan menyalahi kewenangan, kita bekerja di bawah perintah dan tidak boleh bekerja sembarangan, demi struktural yang teratur," jawab Josie membuat Bianca menatapnya tajam. "Tahu apa kau soal kewenangan? Kau pikir dengan berbicara seperti itu membuat mu lebih baik dari Herald? Apa kau pikir dengan berbicara seperti itu kau terlihat pintar? Bodoh, itu malah membuat mu semakin menunjukkan kebodohan mu, kau hanya wanita lemah tanpa lelaki, derajat mu bahkan lebih rendah dari Herald." Tegas, Bianca benar-benar membuat Herald semakin terkejut, baru kali ini ada anak baru yang berani pada Josie yang terkenal begitu galak dan sangar tetapi, di hadapan Bianca, Josie nampak tak berdaya dan hanya mengandalkan titelnya saja sebagai senior. "Kau? Kau berani melawan ku? Apa kau benar-benar sudah bosan bekerja di sini?" tanya Josie yang hanya bisa mengancam agar orang lain takut padanya. "Bodoh, kau pikir aku akan takut dengan ancaman semacam itu? Hidupku jauh lebih menderita daripada ancaman mu, lagi pula Paul tidak akan pernah memecatku walaupun aku bekerja hanya duduk dan tidur, kau seharusnya malu dengan titel senior mu, karena dengan kau mengintimidasi anak baru, itu menandakan kelemahan mu karena takut tersaingi," ucap Bianca membuat Josie nampak marah dan melancarkan sebuah tamparan ke arah wajah Bianca tetapi, dengan cepat Bianca menghentikan tangannya. "Berhenti mengatakan hal itu di hadapan ku!" ucap Josie dengan mengayunkan tangannya. Seketika tangan itu ditangkap oleh Bianca dan membuat Herald terkejut sampai melongok, ia tak percaya Bianca benar-benar seperti menantang Josie padahal sebelumnya Herald mengatakan jika ia pernah hampir dipukuli oleh anak buah Josie yang mengaku sebagai geng motor. "Apa kau pikir aku takut dengan tamparan yang akan kau lancarkan? Hei, lihatlah tanganmu bahkan terlalu lambat dan lemah untuk sampai ke pipi indahku," jawab Bianca tersenyum dengan tatapan tajam ke arah Josie yang mana ia begitu takut dengan tatapan mata Bianca. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganku! Sakit! Lepaskan!" ucap Josie kesakitan. Kemudian Herald meminta Bianca untuk melepaskan tangannya dari tangan Josie. "Bianca hentikan, kau menyakitinya dengan melakukan itu, itu benar-benar diluar kewenangan kita, biarkan dia pergi," ucap Herald. "Hah? Kenapa kau membela wanita yang jelas-jelas sudah menghina dan merendahkan mu barusan, apa kau tidak memiliki perasaan?" tanya Bianca belum bisa melepaskan pegangannya. "Hei, lepaskan aku, cengkeraman mu membuat pergelangan tangan ku sakit," ucap Josie dengan ekspresi kesakitan. "Kau harus diberikan pelajaran agar kau tidak merasa hebat di hadapan kami," ucap Bianca. Kemudian Herald membantu melepaskan pegangan tangan Bianca sehingga sekarang Josie terbebas dari cengkeraman kuat tangan Bianca. "Sudah, lepaskan!" ucap Herald tidak tega. "Hei apa yang kau lakukan? Kenapa kau menolong orang yang jelas-jelas menghina mu?" tanya Bianca kesal. ""Sudahlah, aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu, aku hanya tidak ingin ada perselisihan diantara kita, kita sama-sama petugas kebersihan yang harus bekerjasama," ucap Herald. "Tapi dia harus diberi pelajaran agar dia sadar, lagipula apa kau tidak memiliki perasaan? Kau sudah direndahkan di hadapan ku oleh wanita yang sok senior ini," ucap Bianca masih terlihat kesal. "Justru karena aku memiliki perasaan sehingga aku tidak tega melihat wanita kesakitan, seburuk apapun kelakuan senior Josie, dia tetaplah wanita yang ingin dimengerti," ucap Herald membuat Bianca menghela napasnya. "Aku benci drama, baiklah, terserah kau saja, aku tidak peduli, lebih baik aku kembali bekerja," ucap Bianca. Josie yang sebelumnya kesakitan kemudian mengancam Bianca dan akan memberikan perhitungan padanya. "Sial, aku akan membalasmu dasar wanita jalang! Kau tidak akan pernah bisa bebas dari intaian ku, aku akan memberikan perhitungan padamu," ucap Josie kemudian ia pergi dari hadapan mereka berdua menyisakan ketakutan di benak Herald. Josie benar-benar menunjukkan sifat aslinya di depan Bianca membuat Bianca yang memang pada dasarnya tak menyukai sifat wanita semakin memandang rendah wanita itu, ditambah lagi saat ini hatinya sedang kacau akibat melihat Natasha ternyata menjalin hubungan dengan sopirnya sendiri. Jam istirahat tiba dan Herald nampak mendekati Bianca, nampaknya Bianca mulai bisa menerima kehadiran Herald karena ia mengira jika Herald memiliki nasib yang sama. "Kenapa kau tidak melawan saat Josie merendahkan mu? Apa kau takut padanya?" tanya Bianca yang saat ini menikmati minumannya di pantry. Harald nampak tersenyum kemudian ia mengatakan alasan yang masuk akal. "Karena dia wanita dan aku sebagai laki-laki tidak akan pernah tega membalas perlakuan wanita walaupun ia tampak merendahkan aku," jawab Herald. Bianca berdecih, ia benar-benar tidak menyukai sifat Herald yang terkesan lembek bahkan rela direndahkan oleh wanita hanya karena lawan bicaranya makhluk lemah. "Lucu sekali jalan pikiran mu, bukankah mereka yang selalu menyuarakan tentang kesetaraan gender? Lalu kenapa kau merasa jika dia lemah dan tak berdaya? Mereka sendiri yang mendeklarasikan diri jika kesetaraan mereka dengan laki-laki itu sama dan semua hal yang berkaitan dengan lelaki juga mereka suarakan, seharusnya kau tidak usah berlagak kasihan pada wanita itu khususnya pada Josie yang selalu merasa dirinya lebih tinggi dari siapapun," jawab Bianca membuat Herald bingung. "Hahaha kau lucu sekali, bukankah kau juga wanita? Kenapa kau meminta ku untuk mengatakan itu di hadapan mu? Bukankah mereka juga sama seperti mu? Bukankah kau juga merasakan hal itu?" tanya Herald tersenyum. "Aku?" gumam Bianca. Hari ini dia harus mengingat statusnya, bahwa sekarang dia sudah menjadi bagian dari wanita-wanita itu serta mewakili semua aspirasi tetapi, dia tidak akan semudah itu menerima semua pemikiran orang lain yang bertentangan dengan keyakinannya. "Tapi, kau juga harus menjaga nama baikmu, jangan mau direndahkan oleh orang lain di depan umum," jawab Bianca yang hanya di iyakan oleh Herald. Setelah kejadian itu nampaknya Josie menelpon seseorang dan mengatakan sesuatu. "Aku tidak mau tahu, katakan pada pimpinan, jika aku ingin wanita itu terhina di depan umum jika perlu kalian bawa ke hotel dan nikmati tubuhnya di sana," ucap Josie nampak memberikan komando melalui telepon selulernya. Josie tak bisa menerima semua kejadian yang menimpanya padahal apa yang ia lakukan hasil perbuatannya sendiri. Bagi Bianca, ia tak pernah peduli dengan apa yang ada di depannya apalagi ia adalah Bryan, seorang pengusaha kaya yang selalu menentang elit global dan berhasil menguasai pasarnya sendiri sehingga tak ada orang yang berani menyentuhnya. Setelah pulang bekerja, seperti biasa Bianca pulang berjalan kaki karena tempat bekerja dan kantor begitu dekat, untuk menghemat ongkos dan juga pengeluaran uang yang ia pinjam dari Ellena, Bianca terpaksa melakukannya padahal selama menjadi Bryan, dia selalu memakai mobilnya, walaupun harus berjalan tidak akan jauh. "Bagaimana cara mengatasi kegalauan ku ini? Ya ampun, bisa-bisanya Natasha jalan berdua dengan sopirnya," ucap Bianca yang kini nampak berjalan menuju ke apartemennya. "Tapi, tunggu dulu, kenapa Natasha ada di California? Apakah dia ada pemotretan? Aku ingin tahu apa yang ia lakukan di tempat ini? Aku harus mencari tahunya dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi, aku tidak mau apa yang aku pikirkan semakin liar dan membuat pikiran ku buyar, ah sial kenapa aku harus berubah menjadi wanita?" ucap Bianca nampak menjambak rambutnya sendiri. Di ujung jalan sebelum sampai ke apartemennya nampak beberapa motor berjejer, sepertinya itu adalah geng motor yang akan mencegatnya dan diminta oleh Josie untuk memberi pelajaran pada Bianca. Namun, dari kejauhan satu dari sepuluh orang itu nampak tidak asing di mata Bianca yang memang menyadari jika para anggota geng motor itu adalah suruhan dari Josie untuk menangkapnya. "Berandalan itu? Apakah ini yang Herald maksud? Mereka pasti kiriman Josie untuk menangkap ku? Sial, aku kira apa yang Herald bicarakan hanyalah omong kosong, eh? Tunggu dulu, aku sepertinya mengenalnya?" ucap Bianca nampak berhenti sejenak. Sementara itu di pihak para anggota geng motor, mereka telah mengantongi ciri-ciri yang diberikan oleh Josie dan itu mengarah pada sosok Bianca yang sedang mendekati mereka. "Hei, di sana, itu adalah wanita yang diminta oleh Josie untuk kita tangkap, bagaimana bos?" ucap seorang pria berjambul pada seorang pria berjaket kulit hitam dengan kacamata hitamnya. "Hah? Mana? Di mana? Apa kalian sudah melihat target kita?" ucap pria itu yang nampak terkejut saat Bianca berada di hadapannya. "James? Apa kau orang yang dikirim Josie untuk menangkap ku?" tanya Bianca dengan tatapan tajam mengarah pada James. Benar, dia adalah James, pria yang dekat dengan Bianca dan hampir memperkosanya saat berada di rumah nenek tua. "Kau? Jadi Josie memintaku untuk menangkap Bianca?" ucap James nampak kebingungan. "Ada apa bos? Apa kita salah orang?" tanya anak buahnya. "Wah dia cantik sekali, bos, apa kita benar-benar akan mengeksekusi wanita ini?" ucap salah seorang anggota yang lain. "Bodoh! Tidak mungkin aku menangkap wanita ini, sampai kapanpun aku tidak sudi jika harus berbagi dengan Kalian, ini adalah misi yang tidak masuk akal, ayo kita kembali ke markas dan abaikan permintaan Josie, dia adalah wanita spesial yang tidak boleh disentuh siapapun!" ucap James yang begitu menyukainya. "Hah? Yang benar saja, memangnya wanita ini siapa? Apa dia begitu penting?" tanya anggota yang lain. "Diam kalian! Aku sudah katakan jika tidak akan menangkapnya dan ingat ini, siapapun orangnya, aku tidak peduli sekalipun itu adalah keluarga ku, jika ada yang berani menyentuh wanita ini maka dia akan berhadapan dengan ku, mengerti!" ucap James yang kemudian membubarkan kelompoknya untuk tidak lagi mengganggu Bianca. "Bianca, maafkan aku, aku tidak tahu ternyata wanita yang Josie maksud adalah dirimu, tenang saja aku tidak akan menyakitimu dan aku berjanji, siapa saja orang yang mengganggu mu maka aku akan membunuhnya," ucap James kemudian membubarkan kelompoknya. Bianca hanya menghela napasnya karena kejadian itu benar-benar tak berguna. "Ya ampun, aku kira mereka akan membawaku dan mengeksekusi ku, untunglah kelompok yang Josie maksud adalah kelompok yang dibawahi oleh James, laki-laki b******k yang berkedok baik di depan nenek tua."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD