Aku Pacarmu

2022 Words
Karena kantor baru yang berada di California sudah hampir rampung serta adanya Max Job di sana, membuat Luis enggan kembali ke kantor pusat, apalagi suasana di sana lebih indah dibandingkan kantor mereka di Los Angeles. Luis juga berencana untuk memindahkan kantor pusat di California untuk menghindari aktivitas yang mungkin saja akan banyak memakan waktu jika menggunakan kantor yang ada di Los Angeles. Sementara itu, Natasha yang saat ini ada di Los Angeles berencana terbang ke California untuk menemui Luis dan meminta haknya kembali, baginya Bryan sudah memberikan apartemen yang sebelumnya ia gunakan dan pernah mengatakan jika apartemen itu tidak akan bisa diambil alih oleh siapapun. Natasha yang menggunakan gaun berwarna hitam serta topi yang ia kenakan membuat dirinya benar-benar tampak seperti model papan atas, beberapa orang bahkan sampai ada yang minta berfoto dengannya. Natasha nampak di temani oleh seorang pria yang adalah supirnya sendiri. Pria itu adalah pria spesial bahkan Natasha memanggil pria itu dengan sebutan sayang. "Bagaimana sayang? Apa kau sudah siap mengambil hak mu?" tanya pria yang nampak gagah dengan brewok yang menyelimuti dagunya. "Siap tidak siap, aku harus mengambil kembali hak ku yang diambil paksa oleh Luis, aku akan menuntutnya jika dia tak mau memberikan kunci itu padaku," ucap Natasha nampak serius. "Baiklah, sayang, aku kira setelah kematian Bryan, semua akan menjadi lebih baik, kita bisa merayakan perayaan tiga tahun hubungan kita tanpa ada gangguan dari pria itu, ternyata Luis malah mengacaukannya, aku akan membantumu agar dia mau mengembalikannya dan aku akan tetap berusaha menjadi supirmu agar dia tidak mencurigai hubungan kita," ucap pria itu nampak masih merahasiakan identitasnya dari Luis nantinya. Akhirnya Natasha dan pacarnya terbang ke California, mereka berharap dengan kedatangan itu bisa membuat Luis menyerahkan kunci apartemen yang sekarang ia pegang. Natasha tidak begitu yakin dengan kantor yang akan ia datangi, pasalnya ia sedikit lupa jalan menuju ke sana, akhirnya ia memutuskan untuk menelpon Luis dan berharap kali ini pria itu mengangkatnya. "Kita akan menyewa mobil dan mencari Luis, jika kau sudah bisa menghubungi Luis, beritahu aku, aku pergi mencari mobil dulu," ucap pria itu pergi meninggalkan Natasha yang kini sudah berada di hotel. Sementara itu, Ellena nampak kehabisan make up-nya sehingga ia bermaksud keluar untuk membelinya tetapi, Bianca meminta untuk ikut karena ia harus membeli peralatan yang juga ia butuhkan. Akhirnya mereka pergi ke supermarket yang tak jauh dari sana, rupanya hotel yang ditempati oleh Natasha tidak jauh dari lokasi supermarket yang akan di datangi oleh Bianca dan Ellena sehingga saat Bianca sedang memilih minyak wangi, ia tampak melihat Natasha yang juga kebetulan sedang membeli sesuatu bersama pacarnya. "Coba katakan padaku, apa saja barang yang dibutuhkan wanita? Aku benar-benar kesulitan memilihnya, sebelumnya aku tidak pernah melakukan ini, dan uangnya boleh aku pinjam dulu padamu? Gajiku bulan ini akan kuberikan semua padamu jika kau mau meminjamkan uang padaku," ucap Bianca yang saat ini nampak mengikuti Ellena. "Kenapa kau bertanya kebutuhan? Selama ini bagaimana cara kau hidup? Kenapa menentukan barang yang akan dibeli saja tidak bisa?" tanya Ellena keheranan. "Sudahlah tidak usah banyak bicara, aku hanya belum terbiasa dengan kehidupan wanita dewasa," jawab Bianca kemudian Ellena memberitahu apa saja yang harus ia beli di sana. Bianca akhirnya mencari semua barang yang dianjurkan oleh Ellena sampai akhirnya ia tak sengaja melihat Natasha yang juga sedang mencari sesuatu di sana bersama seorang pria. "Dia? Natasha! Sedang apa dia di sini? Dan seorang yang menemaninya, bukankah itu Calvin? Apa dia masih menjadi sopir Natasha? Bukankah pria itu sudah lama ia pecat? Kenapa mereka ada di sini?" ucap Bianca kemudian diam-diam mendekati mereka berdua dan mengikuti perlahan sampai akhirnya Bianca menguping pembicaraan mereka dengan jelas. "Bagaimana sayang? Apa aku cocok memakai topi ini? Anniversary kita yang ketiga lebih baik kita lakukan saja di sini, lagipula California bukan tempat yang buruk, kan?" ucap Natasha yang menunjukkan sebuah topi berwarna krim. "Apapun yang kau pakai aku akan menyukainya sayang, lagipula anniversary kita yang ketiga tidak harus menggunakan properti apapun, yang terpenting aku bisa menjalani malam bersama mu tanpa adanya gangguan dari si Bryan b******k itu," ucap Calvin membuat Bianca nampak keheranan bahkan tanpa segan Calvin dan Natasha berciuman di sana tanpa peduli sekitarnya. Kelakuan mereka benar-benar membuat Bianca sangat marah karena ia merasa jika Calvin tak pantas melakukan itu pada majikannya sendiri, apalagi Bianca menilai jika Natasha adalah wanita yang baik dan tak akan pernah melakukan hal seperti itu di depan umum. "Sial! Apa yang si bodoh itu lakukan? Aku akan menghajar mu sialan! Dia pikir bisa merebut Natasha dariku?" ucap Bianca kemudian ia mendekati mereka berdua dan langsung menepuk punggung Calvin dan menghajar wajahnya tanpa ragu. "Apa yang kau lakukan pada pacarku, sialan? Kau pikir bisa melakukan itu pada pacarku? Aku akan membunuhmu jika kau tidak meminta maaf padanya! Dan aku akan membuat hidupmu tersiksa! Kau hanyalah seorang supir rendahan dan tak layak mendapatkan ciuman darinya!" Bianca nampak memarahi Calvin yang membuat seisi supermarket itu nampak tertuju padanya tak terkecuali Ellena yang melihat kejadian itu dari jauh. "Eh? Apa yang dilakukan Bianca? Apa dia sedang melabrak seseorang? Gawat, dia tidak boleh melakukan kegaduhan di sini," ucap Ellena bergegas mendekatinya. Kemudian Calvin yang kebingungan kemudian menatap Bianca dengan tatapan penuh tanya. "Siapa, kau?" tanya Calvin memegangi pipinya yang baru saja kena bogeman dari Bianca. Natasha keheranan dengan wanita yang tiba-tiba memukul wajah pacarnya itu bahkan ia semakin dibuat bingung dengan apa yang dikatakan Bianca. "Hei? Apa yang kau lakukan pada pacarku? Sayang, siapa wanita ini? Apa dia selingkuhan mu?" tanya Natasha kebingungan. "Tidak, aku tidak mengenalnya, lagipula dia tiba-tiba memukul wajahku tanpa bertanya terlebih dahulu," jawabnya yang membuat Natasha terlihat marah. "Hei? Apa yang kau lakukan pada pacarku? Siapa kau?" tanya Natasha keheranan. "Apa? Pacarmu? Si brewok rendahan ini pacarmu? Sejak kapan kau memiliki pacar seperti itu? Kau adalah pacarku, dan dia hanyalah supirmu!" ucap Bianca membuat Calvin kebingungan. "Apa maksudnya? Sayang? Apa selama ini kau memiliki hubungan dengan sesama jenis?" tanya Calvin bingung. "Apa? Tidak mungkin, wanita ini benar-benar ngawur, dia sangat aneh, apa yang dia katakan benar-benar gila, jujur saja padaku, ada hubungan apa kau dengan pacarku sampai kau tahu dia adalah sopir pribadi ku?" tanya Natasha semakin dibuat bingung. "Kau benar-benar mengakui si b******k ini pacarmu? Hei, buka matamu Natasha, aku ini pacarmu, Bryan. Apa kau tidak bisa melihat itu? Aku adalah pria yang kau cintai dan sekarang penampilan ku berubah seperti ini, apa seleramu kini telah berubah? Kau malah menyukai seorang sopir pribadi dan berpacaran dengannya, apa kau serendah itu?" tanya Bianca membuat Ellena kesal dan memakinya. "Diam kau wanita kotor, kau pikir sedang berbicara dengan siapa? Aku tidak peduli jika kau mengenal Bryan atau tidak, yang jelas aku sama sekali tidak mencintainya dan hanya ingin mendapatkan hartanya saja, dan kau? Kau benar-benar wanita yang aneh, semua gadis mengatakan padaku jika Bryan akan menikahi mereka tetapi, kau? Hanya kau yang mengatakan jika dirimu adalah Bryan, entah kenapa gadis-gadis seperti dirimu begitu mendewakan orang itu yang jelas-jelas selalu merendahkan kalian, kalian benar-benar tak memiliki harga diri ketika sudah berada di sekitarnya." Ucapan Natasha membuat Bianca marah dan menimpali ucapannya. "Apa? Kau tidak mencintai ku? Dan kau hanya menginginkan hartaku? Tidak, tidak mungkin, kau pasti bercanda, kau mengatakan padaku jika kau sangat mencintai ku dan tidak pernah sekalipun berpaling dariku tetapi, kenapa sekarang kau mengatakan itu? Apa karena berita kematian ku? Membuat mu seperti ini? Dan bukankah kau mendukung ku ketika aku mengatakan semua wanita tak pantas berbicara soal kesetaraan gender?" tanya Bianca membuat Natasha semakin bingung dan kembali menimpalinya. "Sudah hentikan, jangan kau sebut nama itu lagi, dan berhenti mengakui jika dirimu adalah Bryan, jelas-jelas kau adalah seorang wanita dan ingat satu hal, jangan pernah mengatakan hal yang membuat ku kesal, aku tidak pernah mencintai pria itu dan aku sangat bersyukur dia telah mati karena aku bebas menikmati hariku bersama pacar yang aku cintai sekarang," ucap Natasha yang kemudian beranjak pergi bersama Calvin. Mereka kini benar-benar menjadi sebuah tontonan untuk orang-orang yang ada di sana bahkan Ellena yang saat ini ada di belakangnya pun nampak tak dapat berkata apapun. "Hei, nona, walaupun kau begitu cantik tetapi, aku tidak akan pernah mau bersamamu, jangan berharap aku mau dengan mu, ya. Aku sangat bahagia bersama pacarku," ucap Calvin kemudian mereka berdua pergi dari sana. Bianca tak percaya dengan apa yang ia dengar, ia juga masih berpikir jika Natasha mungkin sedang berada dalam tekanan sehingga dia mengatakan itu. "Hei! Tunggu, mau kemana kau? Aku belum selesai berbicara," ucap Bianca mencoba menahan mereka berdua tetapi, mereka tetap pergi. Bianca mencoba mengejar tetapi, Ellena kemudian menahannya agar ia tidak membuat keadaannya semakin memburuk. "Apa yang kah lakukan Ellena? Lepaskan tanganmu dariku, aku harus mengejar mereka! Dia telah merebut pacarku!" ucap Bianca membuat Ellena semakin erat memegang tangan Bianca di sana. "Sudahlah, kau tidak usah memperjuangkan pria seperti itu, laki-laki pada dasarnya memang sama, dia tidak akan pernah puas hanya dengan satu wanita, yang terbaik untuk mu sekarang, carilah lelaki baru yang mau menerima mu apa adanya dan baik padamu," ucap Ellena menahan Bianca dan mengira jika Calvin adalah pacar Bianca yang berkhianat. "Tapi, aku tidak seperti itu," ucap Bianca yang kemudian dibawa paksa oleh Ellena untuk pergi dari sana. "Sudahlah tidak usah banyak bicara, lebih baik kita pulang dan membicarakan ini di rumah," ucap Ellena. "Ta-tapi." Sesampainya di apartemen, Bianca nampak memikirkan kejadian yang baru saja ia alami, ia tak menyangka jika Natasha akan mengatakan hal itu, mungkin karena Natasha mengira jika dirinya adalah selingkuhan Bryan padahal sebenarnya dia adalah Bryan yang saat ini berubah menjadi seorang wanita dengan misterius. "Sudahlah tidak usah kau pikirkan, masih banyak pria lain yang mau menerima mu di luar sana, lagipula untuk apa kau memperjuangkan pria yang tidak pernah perduli dan setia padamu," ucap Ellena yang masih mengira jika Bianca dikhianati oleh Calvin. "Dia mengira jika Calvin adalah pacarku dan dia berusaha selingkuh dariku, wajar saja Ellena berpikir seperti itu karena sekarang aku adalah seorang wanita, apa itu juga yang dirasakan Natasha? Aku yakin dia tidak benar-benar ingin mengatakan hal itu, aku mengenal betul siapa Natasha sebenarnya," gumam Bianca menatap Ellena. "Sudah tidak usah kau pikirkan, semua akan baik-baik saja, kalau kau mau, aku akan mencarikan lelaki untuk mu agar kau tidak bersedih lagi," ucap Ellena merangkul Bianca untuk membuatnya tenang. "Ellena? Kau tidak mengerti apa yang aku alami, hatiku sangat hancur saat orang yang kau sayangi rupanya menghianati mu, ini benar-benar membuat aku sedikit lelah dan rasanya ingin cepat berakhir atas kutukan ini," gumam Bianca mencoba untuk menenangkan dirinya Kata-kata Natasha masih saja terngiang di kepalanya membuat Bianca tak sadar telah meneteskan air matanya. "Hei, ada apa Bryan? Kenapa kau malah menangis? Ah, aku yakin air mata ini bukan datang dari fisik seorang Bryan tetapi, dari hati seorang wanita bernama Bianca, aku benar-benar sudah tak bisa lagi berpikir sekarang, sehancur inikah perasaan ku? Aku benar-benar butuh Luis untuk bercerita," gumam Bianca. Malam itu mereka tutup dengan penuh drama dan dilewati oleh kebingungan Bianca soal Natasha. Keesokan harinya Bianca nampak lesu bahkan saat ia bekerja nampak tidak melemparkan senyum sedikit pun dan lebih banyak melamun bahkan saat Josie hendak memarahinya. "Aku tidak peduli apa yang kau lakukan, sekarang kau bersihkan pantry dalam waktu lima menitan," ucap Josie yang belum tahu apa yang Bianca alami. "Baiklah," ucap Bianca dengan ekspresi datar bahkan hampir tak mengeluarkan ekspresi membuat Josie kebingungan. "Eh? Ada apa dengannya? Tumben sekali, biasanya dia akan melawan setiap kali aku menyuruhnya, apa sekarang dia sudah sadar akan posisinya?" ucap Josie kebingungan. Herald yang melihat Bianca terus murung kemudian mendekatinya dan membantu pekerjaan Bianca bahkan ia menyodorkan sebuah botol minuman untuk Bianca minum. "Minum ini, pasti kau aus kan?" tanya Herald membantu Bianca membersihkan pantry. "Terimakasih," jawab Bianca lemas. Herald penasaran dengan apa yang Bianca alami sampai akhirnya ia beranikan diri untuk bertanya. "Ada apa? Kenapa kau murung? Apa kau sakit? Apa kau sedang ada masalah?" tanya Herald penasaran. "Tidak ada, aku biasa saja," jawab Bianca tampak tak bersemangat. "Tidak mau cerita, ya? Baiklah aku faham tetapi, aku harap kau baik-baik saja dan aku berharap masalah yang kau hadapi cepat berakhir karena aku tidak ingin melihat wanita cantik seperti dirimu terus diliputi kesedihan," ucap Herald mencoba menghiburnya. "Lelaki bodoh ini benar-benar membuat aku sedikit terganggu tetapi, biarlah mungkin dia tak mengerti keadaan ku," gumamnya melanjutkan pekerjaannya walaupun tanpa senyuman.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD