Wanita Menyebalkan

1042 Words
Bryan tak dapat melakukan apapun sekarang, dia terjebak dan di hadang oleh tiga orang pria dengan dandanan seperti berandalan. Pria itu sesekali mengatakan jika mereka adalah teman dari James, seseorang yang mencoba memperkosa Bryan. "Rupanya James tidak salah bicara, wanita ini benar-benar cantik dan tubuhnya sangat menggoda," ucap salah seorang yang mencoba untuk melakukan hal yang sama. "Sial, kenapa aku sangat sial sekali? Jika saja tubuhku masih seperti dulu, tiga orang ini bukanlah masalah bagiku, semua ini gara-gara perempuan itu, aku harus menggunakan akal ku untuk bisa menghindari mereka," ucap Bryan mencoba tenang dan mencari akal. "Tenanglah sedikit nona manis, kami hanya ingin memberikan kehangatan padamu di sini, jangan berontak dan menolak karena itu bisa menyakiti dirimu sendiri," ucapnya yang kemudian mencopot hodie yang ia kenakan. Bryan mencoba cara klasik dengan mengalihkan perhatian mereka tetapi, hal itu tak berpengaruh apapun malah tiga orang itu langsung menyergap dan memegangi tangan Bryan. "Kalian benar-benar berandalan, apa kalian tidak takut polisi?" tanya Bryan yang tak dapat melakukan apapun karena kekuatan fisiknya sangat lemah di dalam kondisi itu. "Hah? Untuk apa aku takut pada polisi? Lagipula kau bukanlah siapa-siapa, dan tak akan pernah ada yang peduli dengan mu," ucap pria itu langsung membuka bajunya di gang buntu itu. Bryan tidak kehabisan akal, ia mencoba memakai cara yang ia lakukan pada James tetapi, di sana ada tiga orang pria jika dia melakukannya itu artinya dia harus menumbangkan dua lainnya. "Apa aku berpura-pura lagi untuk melayani mereka? Tapi, mereka ada tiga orang, jika aku melakukan hal yang sama itu artinya aku harus menendang tiga orang secara bersamaan, sebenarnya itu tidak masalah tetapi, kaki yang aku miliki hanya dua, itu artinya aku hanya akan melakukan kesia-siaan," gumam Bryan yang mulai kebingungan di tambah lagi pria itu kini memakaikan hodie yang ia pakai pada Bryan. "Pakai ini dan jangan menolak!" ucap pria itu yang membuat Bryan kebingungan. "Hah? Apa maksudmu? Kenapa kau memakaikan hodie ini padaku?" tanya Bryan. "Udara di sini dingin jadi aku memberikannya padamu, apakah aku salah?" ucap pria itu yang kemudian dua lainnya melepaskan cengkeramannya. "Eh? Bukankah kalian ingin memperkosa ku?" tanya Bryan bingung. "Hah? Kenapa kau berpikir seperti itu? Kami bukan berandalan penjahat seksual, kami adalah anak muda yang peduli dengan sesama manusia, kami hanya diperintahkan mencarimu untuk memberikan sebuah kehangatan, ya itu artinya aku harus memakaikan hodie padamu," ucap pria itu kemudian dia pergi meninggalkan Bryan dengan senyumannya yang lebar. "Eh? Jadi yang dimaksud memberikan kehangatan adalah memberikan pakaian untuk ku? Aku kira mereka ingin menikmati tubuh ku," ucap Bryan yang kemudian perutnya kembali berbunyi. Ia segera kembali ke arah jalan dan tak sengaja berpapasan dengan Ellena yang ternyata menempati rumah kost yang ada di sekitar sana. "Aku benar-benar lemas sekarang, aku lapar sekali," ucap Bryan yang mulai pusing. Bryan tak pernah mengalami hal ini apalagi di dalam tubuhnya yang lemah itu dan akhirnya ia tergeletak di hadapan Ellena yang sedang melintas. "Nona? Apa yang terjadi? Apa kau baik-baik saja? Hei? Tolong, seseorang tolong wanita ini," ucap Ellena yang melihat Bryan tiba-tiba tumbang di hadapannya. Tak satupun orang yang mau menolongnya dan Ellena seperti sedang meminta pertolongan pada angin, mereka semua mengabaikannya hingga akhirnya Ellena berusaha membopong wanita itu dan pergi ke kostan miliknya. "Kenapa tidak ada yang mau menolong? Apa semua orang telah kehilangan sifat kemanusiaannya?" ucap Ellena kemudian berusaha membopong Bryan hingga sampailah dia ke kostan dan merebahkannya di sofa. "Siapa wanita ini? Dia sepertinya sangat lemas dan tak berdaya," ucap Ellena menyiapkan air hangat untuk diberikan padanya. Tiba-tiba Bryan setengah sadar lalu berkata. "Tak adakah makanan yang bisa aku makan?" ucapnya dengan penglihatan yang masih remang-remang. "Apa kau kelaparan? Apa kau butuh makan?" tanya Ellena penasaran mendengar ucapan Bryan yang belum sepenuhnya sadar. "Siapa kau? Apa kau bidadari? Apa aku sudah ada di surga? Tapi, kenapa surga sangat sempit begini?" ucap Bryan dengan nada yang sedikit berat dan mata yang sayu. "Tidak, kau ada di tempat kost ku, aku belum belanja dan hanya memiliki roti, apa kau mau memakannya?" ucap Ellena menyodorkan roti itu dan langsung di makan oleh Bryan begitu lahap seperti orang yang benar-benar kelaparan. "Ini enak sekali, apa kau punya lagi?" tanya Bryan melihat ke arah Ellena. Tiba-tiba ia terkejut saat ia sadar sepenuhnya ternyata yang memberikan ia makan adalah Ellena, perempuan yang sangat ia benci. Bryan langsung bangkit dari posisinya. "Kau! Kau adalah wanita sialan pembawa sial, apa maksudmu membawaku ke sini? Apa karena sekarang aku lemah dan tak berdaya sehingga kau membawaku kemari? Ada hal yang lebih penting dari kejadian ini, kau harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi padaku! Kau adalah dalang dari semua kutukan yang aku terima sekarang, kau harus dihukum berat akibat ini semua!" Bryan yang berapi-api malah membuat Ellena kebingungan lalu ia menarik Bryan keluar dari kostnya dan meminta pergi dari sana. "Apa yang sedang kau bicarakan? Aku sudah menolong mu dan kau malah mengatakan sesuatu yang aneh dan sama sekali tidak aku mengerti, lebih baik kau pergi saja dari sini," ucap Ellena mendorong Bryan sehingga kini Bryan berada di luar. "Hei, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku! Kau harus bertanggungjawab atas semua yang kau lakukan padaku! Kau tidak bisa mengusir ku begitu saja, kau pikir kau siapa? Apa kau tidak tahu siapa aku? Kau harus bertanggungjawab!" ucap Bryan di depan Ellena. Tiba-tiba semua orang sudah berada di luar kost dan memperhatikan perdebatan mereka dan menganggap jika kedua orang perempuan itu berpacaran. "Anak muda jaman sekarang sungguh memprihatinkan, mereka bahkan menyukai sesama jenis," ucap salah seorang tetangga yang melihatnya. "Ya ampun, kau berisik sekali, lihatlah semua orang memperhatikan kita dan berpikir yang macam-macam akibat kata-kata yang kau ucapkan, jika kau tidak mau aku bantu lebih baik kau pergi saja!" ucap Ellena yang kelelahan menutup pintunya. "Hei apa yang kau lakukan? Buka pintunya dasar wanita sialan! Urusan ku belum selesai!" ucap Bryan terus menggedor pintu. "Pantas saja orang-orang jaman sekarang sulit mendapatkan jiwa kemanusiaan, yang ditolong saja sifatnya seperti itu, bukannya berterima kasih malah mengatakan hal-hal aneh seakan aku melakukan kesalahan padanya, dasar wanita aneh," ucap Ellena menghela napasnya kemudian ia pergi mandi. Sementara itu Bryan yang masih berada di luar kamar kost Ellena nampak kebingungan apa yang harus ia lakukan ditambah lagi awan menurunkan hujan membuat Bryan semakin bingung sehingga kini ia terjebak di sana dan duduk di depan pintu kamar kost Ellena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD