Natasha Rivera

2049 Words
Dalam perjalanan kariernya, Bryan itu orang yang cukup hati-hati dan cerdik dalam menentukan segala sesuatu termasuk untuk urusan asmaranya, selain ibu angkatnya yang juga ibu kandung Luis, ada satu wanita lagi yang sangat ia percaya, dia adalah Natasha Rivera pacar Bryan yang ia kenal sejak perusahaannya naik daun. Berbeda dengan wanita lainnya, Natasha lebih terlihat elegan di mata Bryan, dia adalah wanita pertama yang membuat Bryan menjadi b***k cinta. "Hari ini ada klien dari luar negeri, seperti biasa aku tak akan ikut campur karena aku tak bisa menghadapi orang-orang itu," ucap Luis yang saat ini mengendarai mobil sportnya. "Mau sampai kapan kau seperti ini Luis? Kau terlalu menghabiskan waktumu dengan wanita-wanita itu, sampai kau lupa dengan kebutuhan mu," ucap Bryan yang saat ini duduk elegan di dalam mobil itu. Bukannya terlihat seperti sahabat, Luis lebih terlihat seperti supir pribadi Bryan karena setiap ada Bryan pasti ada Luis, mereka seperti dua sisi mata koin yang sulit dipisahkan. Akhirnya mereka sampai di depan pintu gerbang perusahaan, seperti biasa setiap pagi pasti ada banyak perempuan yang mengantri di depan gerbang perusahaan Bryan, bukan untuk melamar pekerjaan tetapi, untuk mengemis pada Bryan dan memintanya untuk menjadi pacar mereka. "Tuan Bryan, nikahi aku, aku rela menyerahkan semuanya," ucap seorang wanita yang nampak menggunakan pakaian pernikahan. "Dia milikku, tuan Bryan sudah berjanji akan menikahi mu," ucap seorang perempuan lain yang juga berdiri dan berteriak di sana. "Nona-nona bisakah kalian tidak terus mengganggu perusahaan ini? Mau sampai kapan kalian melakukan ini? Apa kalian tidak lelah?" ucap satpam yang mencoba untuk membubarkan. Dari dalam mobil, nampaknya Luis cukup khawatir. "Ya ampun, mau apa lagi mereka?" ucap Luis melihat sekumpulan wanita menghalangi mobilnya untuk masuk ke dalam gedung. Penjaga gedung itu sibuk membubarkan para wanita itu kemudian Luis membuka jendela kaca mobilnya dan meminta penjaga untuk mengusir mereka semua. "Hei apa yang kalian lakukan? Usir semua wanita ini, mereka sudah bertindak keterlaluan," ucap Luis nampak kesal. Salah seorang dari mereka melihat mobil itu datang dan seketika mobil Bryan di kerubungi. "Sial, kenapa wanita-wanita ini begitu menyebalkan, Luis tabrak saja mereka agar mereka tahu kelakuannya sangat membahayakan," ucap Bryan dengan arogansinya. "Hah? Apa kau sudah gila? Aku tidak mungkin menabrak mereka, aku masih punya rasa kemanusiaan," ucap Luis yang nampak tidak setuju walaupun saat ini wanita-wanita itu menggoyangkan mobilnya. "Apa kau takut mereka terluka? Tenang saja aku akan membayar semua biaya pengobatan mereka, aku benar-benar muak dengan wanita-wanita itu," ucap Bryan. Namun, dengan cepat penjaga gedung itu langsung menarik dan mencoba memberikan jalan pada mobil Luis sampai akhirnya mereka bisa masuk dan seketika pintu gerbang kantor itu di tutup. "Tuan Bryan jangan patahkan hatiku," ucap mereka menangis tersedu-sedu. Banyak sekali wanita yang ingin hidup bersamanya, walaupun Bryan sudah terkenal dengan sikapnya yang buruk tetapi, hal itu tidak pernah mereka pikirkan yang terpenting bisa hidup dengan Bryan. Sebuah Ferarri tiba-tiba berada di depan pintu gerbang yang masih terdapat puluhan wanita itu. Dari dalam mobil itu nampak seorang wanita cantik berambut hitam dengan dress merah menawan memakai kacamata hitam memencet klakson mobil sport mewahnya itu. "Ya ampun apa yang terjadi? Apa lagi-lagi mereka mengganggu pacarku?" ucap wanita dengan wajah tak suka. Penjaga gerbang langsung memberikan jalan pada wanita itu yang ternyata adalah pacar Bryan. "Itu adalah Natasha, kita harus singkirkan wanita itu jika ingin mendapatkan Bryan," ucap salah seorang yang mencoba memprovokasi. Natasha yang melihat segerombolan wanita itu masih berdiri di sana kemudian ia turun dari mobil. Postur tubuhnya yang tinggi ideal serta lekukan badannya yang seksi seketika membungkam para wanita itu, tak bisa dipungkiri jika Natasha adalah gadis yang sempurna bahkan wanita-wanita itu juga mengakuinya. "Apa-apaan ini? Dia sangat cantik sampai-sampai aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata ku untuk mengumpat," ucap seorang wanita yang sebelumnya terprovokasi dan ingin mengumpat Natasha. Natasha turun dari mobilnya setelah ia melewati gerbang dan mendekati gerombolan wanita itu dengan melepaskan kacamata hitam yang terpasang di matanya lalu berjalan bak model semakin mendekat. "Lihatlah dia mendekat, apa yang harus kita lakukan?" ucap beberapa orang nampak khawatir sementara satu orang provokator terus menyemangati mereka. "Tidak, kita tak boleh gentar, dia memang cantik tapi tuan Bryan berhak memilih, kita harus tetap konsisten untuk menggulingkan Natasha," ucap wanita itu begitu bersemangat. Natasha kini sudah berdiri di hadapan mereka, seketika wanita-wanita itu diam seribu bahasa sementara Bryan yang juga hendak masuk ke kantornya tiba-tiba terhenti karena melihat Natasha nampak menasihati para wanita itu. "Natasha? Bidadari ku, sepertinya ini akan menyenangkan, dia akan melakukannya lagi," ucap Bryan dengan ekspresi bahagia. "Wanita itu lagi, kenapa dia selalu datang kemari?" ucap Luis yang nampak tidak menyukai kehadiran Natasha. "Ayolah Luis, kenapa kau tidak pernah menyukainya? Apa karena kau tidak bisa menidurinya? Hahaha jangan seperti itu sahabat ku," ucap Bryan merangkul Luis yang kini tatapan mereka tertuju sepenuhnya pada Natasha. Mereka menyaksikan bagaimana Natasha membungkam mulut wanita-wanita itu. "Sebenarnya aku malas melakukan nini tetapi, tindakan kalian sungguh keterlaluan, apakah kalian tidak tahu jika Bryan sudah memiliki kekasih? Dan kalian merendahkan harga diri kalian hanya untuk diperhatikan oleh Bryan, kalian pikir kalian istimewa?" ucap Natasha dengan nada sedikit emosi. Wajar saja jika Natasha melakukan hal itu karena Bryan adalah pacarnya dan ia sangat geram ketika banyak wanita terang-terangan menggoda Bryan. "Apakah menurut kalian aku ini wanita yang buruk? Lihatlah penampilan buruk kalian serta pakaian murah yang kalian kenakan, apa kalian pikir pantas berada di sisi Bryan?" sambung Natasha membuat mereka tak mampu mengatakan apapun. "Lihatlah wanita-wanita bodoh ini, betapa menyedihkannya mereka karena mencintai seseorang yang bahkan membuang mereka," ucap Natasha kemudian ia menarik napasnya. "Sekarang aku minta kalian pergi dari sini karena kalian tak pantas ada di sini dan melakukan hal bodoh seperti itu," ucap Natasha yang menggunakan kembali kacamata yang ia kenakan sebelumnya. Akhirnya para wanita itu pun pergi sembari menahan malu, mereka merasa tidak seimbang jika harus disandingkan dengan Natasha karena wanita itu terlalu sempurna untuk ukuran manusia. "Akhirnya selesai juga, aku benar-benar mempertaruhkan namaku hanya untuk melakukan itu," ucap Natasha yang kembali berjalan menuju Bryan. Bryan menjemputnya dan mendekati Natasha dengan melemparkan senyumannya sementara Luis langsung masuk ke dalam gedung. "Sayang, aku sangat merindukanmu, kenapa kau tidak membalas pesanku? Dan semua wanita-wanita itu membuat aku cemburu, mereka tak memikirkan perasaan ku," ucap Natasha yang langsung mendapatkan pelukan dari Bryan. "Maafkan aku karena tidak sempat melihat handphoneku, kau juga tahu aku sibuk, kan?" ucap Bryan tersenyum melepaskan pelukannya. "Lalu kapan kau akan mengajakku berlibur? Apa kau masih sangat sibuk?" tanya Natasha sedikit merengek. "Sabar sayang, aku akan meluangkan waktu jika urusan ku telah selesai, dan aku akan mengirimkan uang untukmu agar hari ini kau tidak gelisah lagi," ucap Bryan yang mendapat senyuman dari Natasha. "Kau pikir aku bisa dibujuk dengan uang? Dasar kau ini, aku hanya butuh dirimu sayang, bukan uangmu," jawab Natasha semakin membuat Bryan tersenyum. Inilah yang ia sukai dari Natasha, dia tidak pernah memikirkan uang dan lebih mementingkan waktu bersama berdua. "Kau benar-benar wanita yang berbeda dari yang lain, kau tidak pernah memandang apapun dariku dan selalu menuruti perkataan ku, aku akan tetap mengirimkan mu uang karena aku tak ingin pacarku kesulitan," ucap Bryan yang dibalas pelukan oleh Natasha. "Dasar kau ini, terserah kau saja, sayang," ucap Natasha. "Ayo kita masuk, apa kau ingin mampir dulu?" tanya Bryan. "Tidak usah, kau tahu kan aku datang kemari hanya untuk memastikan keadaanmu agar kau tidak genit pada wanita-wanita itu, aku harus kembali bekerja dan mengejar waktuku," ucap Natasha. "Apakah pemotretan mu padat?" tanya Bryan yang ternyata latar belakang Natasha adalah seorang foto model. "Banyak majalah yang memintaku untuk segera memotret agar bisa ditampilkan di majalah mereka, jadi aku sangat sibuk, sayang. Oh ya, satu lagi aku membawakan sesuatu untukmu," ucap Natasha kemudian ia pergi ke mobilnya dan mengambil sesuatu. Nampaknya Natasha lupa menaruh sesuatu yang ada di mobilnya sampai ia mencari-cari sesuatu di sana sampai akhirnya sebuah kotak hitam ia raih di dashboard mobilnya. "Kau menyembunyikan apa, sayang?" tanya Bryan penasaran karena sekarang Natasha menyembunyikan sesuatu. "Aku punya hadiah untukmu, lihat ini." Natasha menunjukkan benda itu yang membuat Bryan terlihat sangat senang. "Apakah ini hadiah untukku sayang? Kotaknya nampak biasa saja dan tidak istimewa, apakah isinya sangat istimewa?" tanya Bryan penasaran. "Kau tidak usah khawatir, aku selalu membelikan yang terbaik untuk kekasihku," ucap Natasha kemudian Bryan mengambil dan membuka isi kado hitam itu. Bryan membukanya dan ternyata berisi jam tangan tetapi, Bryan tidak pernah tahu merk jam tersebut dan ia tak pernah mempermasalahkannya. "Jam apa ini? Tidak bermerk? Apakah dia sengaja memberiku ini karena dia ingin mengetahui kesetiaan ku dan seberapa besar cintaku?" gumam Bryan saat ia hendak memakai jam tangan tak bermerk itu. "Apa kau suka, sayang?" tanya Natasha antusias. "Biar aku coba, sepertinya aku suka dengan motifnya yang elegan dengan cat emas yang melapisi jam ini, luar biasa, sayang," ucap Bryan nampak memakainya dan memeluk Natasha. "Terimakasih sayang karena selama ini kau selalu mensupport ku walaupun banyak hal yang buruk menimpaku, kau yang selalu hadir di setiap masalah yang aku alami, aku sangat mencintaimu, sayang," ucap Bryan tersenyum yang membuat Natasha semakin bahagia. "Baiklah Bryan, aku harus pergi dulu, aku takut terlambat bekerja," ucap Natasha pamitan. "Oh baiklah, aku juga masih ada klien dari luar negeri dan harus segera aku sambut," ucap Bryan dan akhirnya mereka berpamitan. Siang pun tiba dan Bryan menerima kliennya siang itu atas kerjasama perusahaan yang akan mereka jalani. Setelah selesai dengan pertemuan itu, dia mengajak Luis untung pergi makan di restoran Prancis favoritnya yang terletak tak jauh dari gedung perusahaannya. "Luis, aku sudah lama tidak mengobrol dengan Bobi, perutku sudah lapar, ayo kita makan di restoran Bobi," ucap Bryan kepada Luis yang saat ini berdiri di ruangannya sembari menghisap rokok. "Baiklah tuan Bryan, apapun yang kau minta akan aku turuti. Oh ya, proyek kita di Los Angeles sudah siap untuk beroperasi, besok aku akan ke sana untuk peresmian gedung baru," ucap Luis memberikan kabar baik. "Oh, oke," jawab Bryan singkat. "Seharusnya kau bahagia Bryan, hehehe," jawab Luis yang hanya dibalas senyuman oleh Bryan. Akhirnya mereka pergi ke restoran itu dan di sana rupanya Ellena telah resmi bekerja dan bergabung dengan restoran Prancis itu tetapi, saat ini posisinya cukup mengejutkan. "Ya baiklah, menjadi pelayan juga tidak terlalu buruk, yang jelas aku harus segera mendapatkan uang," ucap Ellena nampak bersemangat sampai akhirnya seorang senior menghadangnya. "Apa kau anak baru? Jangan macam-macam di restoran ini, kau tidak akan pernah bisa mencuri muka di hadapan ku, sekarang kau kerjakan semua pekerjaan ini sendirian," ucap seniornya yang mencoba untuk mengerjai Ellena. "Apa? Kenapa harus aku yang mengerjakannya? Aku hanya bertugas menyajikan makanan ke atas meja, kenapa aku harus melakukan pekerjaan mu?" tanya Ellena pada perempuan yang saat ini merasa dirinya senior. "Apakah kau berani melawan ku? Apa susahnya memotong daging? Apa kau tidak pernah melakukannya? Aku akan membuat mu seperti berada di neraka jika kau tidak mau menuruti permintaan ku," ucap wanita itu yang hanya mendapatkan pengabaian dari Ellena. "Kau pikir aku bodoh? Kerjakan saja sendiri, aku bekerja di sini bukan untuk jadi b***k tetapi, aku adalah bagian dari aset restoran ini yang harus dirawat sebagaimana," ucap Ellena pergi tanpa melakukan keinginan seniornya itu. "Apa? Anak baru itu menolak permintaan senior? Apa dia sudah gila? Dia bisa disiksa habis-habisan setelah ini," ucap beberapa orang yang melihat perseteruan antara Ellena dengan seniornya. Ellena menyajikan makanan di meja dan mendapatkan reaksi yang bagus dari para pelanggan, dia bahkan tak melakukan kesalahan sedikit pun walaupun saat itu restoran sedang ramai dan rawan melakukan kesalahan untuk ukuran karyawan baru. "Ya ampun melelahkan sekali, rupanya bekerja seperti ini cukup menguras tenagaku, duduk sebentar mungkin tak masalah," ucap Ellena mencoba duduk sejenak di pojokan ruangan sebelum dapur. Seseorang melihatnya dan itu adalah leadernya. "Apa yang kau lakukan? Jangan mencuri waktu istirahat, semua sudah ada jadwalnya, kan?" ucap leader yang langsung diiyakan oleh Ellena. "Baik tuan, maafkan aku," ucap Ellena. "Sekarang kembali bekerja, ada tamu spesial yang harus kau layani, ambil menu di dapur dan kau kirim ke depan sesuai nomor pesanannya," ucap leader cukup tegas membuat Ellena tak berani melakukan apapun. Akhirnya Bryan telah sampai ke restoran Prancis itu dan ia langsung berteriak. "Bobi! Ya ampun Bobi, siapakah aku makanan favorit ku," ucap Bryan yang membuat para pengunjung terkejut dibuatnya bahkan suasana restoran yang awalnya bising menjadi hening seketika. "Kenapa kalian diam? Teruskan saja obrolan kalian," ucap Bryan yang kemudian mereka melanjutkan aktivitasnya. "Lagi-lagi dia melakukan itu, Bryan bisa dibilang bagian dari elite global dan tak ada yang berani padanya," gumam Luis saat melihat kelakuan sahabatnya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD