Bos Yang Menggoda

1565 Words
Bryan yang saat ini terbangun dengan keadaan yang nampak berbeda itu cukup terkejut dan tidak percaya, bahkan ia mengira jika apa yang dialaminya hanyalah sebuah mimpi. "Hahaha mimpi yang aneh, bagaimana bisa aku bermimpi jadi seorang wanita?" ucap Bryan yang masih tidak percaya dengan penampilannya saat ini. Setelah kejadian malam tadi, entah bagaimana caranya tiba-tiba Bryan sudah terbangun dengan tubuh seorang wanita pagi ini, bahkan ia mengira jika itu hanyalah mimpinya saja. Saat ini bahkan ia masih kencing dengan posisi berdiri walaupun ia agak kesulitan untuk melakukannya. "Ini terlihat begitu nyata, dadaku terlihat menjijikkan, ini benar-benar mimpi terburuk yang aku alami, seseorang bangunkan aku dari mimpi ini," ucap Bryan yang nampaknya panik dengan keadaan seperti itu. Olehkarena kamar hotel itu sudah ia sewa selama sebulan beserta fasilitasnya, kini Bryan nampak mendapatkan makanan yang dikirim selama tiga kali sehari. Sebenarnya Bryan cukup aneh karena ia mungkin saja kelaparan di dunia nyata, sehingga dalam mimpi ini ia sangat lapar. "Sial, apa aku belum makan? Sampai-sampai aku kelaparan di dalam mimpi ini," ucap Bryan memakan makanannya. Dua hari setelah kejadian itu sebenarnya Bryan cukup panik karena ia belum bangun juga dari tidurnya, sehingga saat ini ia berusaha untuk bangun dengan cara tertidur. "Sial, di dalam mimpi ini aku sudah menjadi wanita selama dua hari dan aku belum juga bangun? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa tidak ada yang membangunkan aku?" ucap Bryan semakin panik dengan mimpinya. "Aku aku sudah mati? Tidak, tidak mungkin, aku tidak mungkin mati, aku masih hidup, ini hanyalah mimpi," ucap Bryan kembali bercermin dan melihat dirinya sendiri di depan cermin dengan sosok wanita cantik. "Sial, tubuh ini begitu ideal dan sangat cantik, aku benar-benar bingung dengan mimpi ini, apa yang sebenarnya terjadi? Seseorang bangunkan aku!" ucap Bryan panik dengan kondisinya saat ini setelah ia bercermin. Hari berikutnya Bryan mulai sadar jika ternyata itu semua bukanlah mimpi ataupun khayalannya semata tetapi, kali ini Bryan benar-benar telah berubah menjadi seorang wanita. "Tidak mungkin, aku tidak mungkin berubah seperti ini, bagaimana bisa aku tiba-tiba menjadi seorang wanita? Ilmu sains mana yang mempelajari jika tubuh manusia bisa berganti dalam hitungan hari? Sial, aku benar-benar bingung dengan apa yang terjadi pada tubuhku," ucap Bryan menjambak rambutnya sendiri dengan kedua tangannya. "Luis, aku harus memberi tahu orang itu tetapi, semua barangku tidak ada, dompet dan semua identitas beserta handphone ku tidak ada, apa yang sebenarnya terjadi!" ucap Bryan nampak frustasi dengan keadaannya yang aneh itu. Setelah sebelumnya ia memastikan sendiri bahkan pelayan yang sering mengantarkan makanan ke kamarnya adalah saksi jika saat ini Bryan benar-benar berada dalam tubuh seorang wanita yang sangat cantik. "Aku harus keluar dari hotel ini, pelayan m***m itu apakah dia masih ada di depan kamar?" ucap Bryan mengintip orang itu dari balik pintu. Bryan menggunakan pakaian seadanya yang berada di sana, dia bahkan hanya menggunakan kaus polos dengan celana Chinonya. "Aku harap tidak terlihat aneh berpakaian seperti ini, aku tidak punya pakaian lagi, aku harap aman menggunakannya," ucap Bryan menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tak ada satupun orang yang melihatnya keluar dari kamar. Dengan hati-hati Bryan berjalan sampai akhirnya dia melihat sebuah berita saat ia hendak memasuki lobi hotel. "Diduga hilang dan menjadi korban pembunuhan berencana, Bryan Adam seorang pemilik perusahaan The High Speed dikabarkan tewas terbakar, sejumlah kartu identitas di temukan di sekitar mayat korban." Berita di televisi benar-benar mengejutkan Bryan dan juga seluruh orang yang tak sengaja melihat berita itu di sana. "Apa? Mati terbakar? Apa mereka sudah gila? Jelas-jelas aku masih hidup, media benar-benar jahat memberitakan sesuatu," ucap Bryan mencoba melangkah ke depan. Belum sempat langkah selanjutnya ia pijak, tiba-tiba salah seorang pelayan hotel membicarakan dirinya. "Bukankah tiga hari yang lalu tuan Bryan masih terlihat di kamarnya? Bagaimana bisa dia ditemukan tewas terbakar?" ucap salah seorang pelayan hotel yang tak sengaja mengobrol di sana. "Kau benar, aku juga sempat melihatnya tetapi, aku tak pernah melihat tuan Bryan keluar kamarnya sejak saat itu," balas temannya. Seorang pelayan yang sebelumnya melihat Bryan bertelanjang d**a, ikut serta membicarakan Bryan kali ini pelayan itu bahkan membicarakan dirinya yang sebelumnya menunjukkan alat berharganya. "Ya ampun, aku tidak menyangka jika kita memiliki tamu yang sangat cantik dan bentuk tubuh layaknya model," ucap pria itu yang langsung ditegur teman-temannya. "Apa yang sudah kau alami? Kau terlihat begitu bahagia sekali?" tanya salah seorang yang sebelumnya saling membicarakan Bryan. "Aku baru saja mendapatkan tip menarik, apa kalian tahu jika kamar 102 ternyata ditempati wanita yang sangat cantik?" tanya pria itu yang membuat dua orang temannya sedikit curiga. "Apa? Kamar 102? Bukankah itu kamar yang dihuni tuan Bryan?" ucap pria itu protes. "Apa? Tidak mungkin, tuan Bryan menginap sendiri dan tak pernah terlihat membawa wanita, dia mungkin ada di kamar berbeda," ucapnya meyakinkan dengan yang ia lihat sebelumnya. "Jika tidak percaya, kau boleh mengeceknya sendiri, kamar itu adalah kamar khusus yang selalu tuan Bryan minta," balas temannya. "Apa kau serius? Lalu wanita yang aku lihat barusan? Apa dia pacarnya? Aku rasa dia sudah tiga hari berada di sana," ucap pria itu yang membuat kedua temannya mengeluarkan spekulasi. "Tunggu dulu, jika dia pacarnya, kenapa dia masih ada di sini? Bukankah tuan Bryan dinyatakan telah meninggal kemarin? Bahkan beritanya masih ada sampai sekarang," ucap mereka. "Aku tidak tahu, apa ini semua ada hubungannya dengan wanita itu?" "Bisa saja dia adalah dalang dari pembunuhan berencana yang terjadi pada tuan Bryan." Obrolan para pelayan itu sungguh membuat Bryan terkejut, baru kali ini ia mendengar peristiwa seperti ini, ditambah lagi dirinya sedang mengalami kondisi yang aneh. "Hei, apa yang mereka bicarakan? Jelas-jelas aku adalah Bryan," gumam Bryan. Seorang pemilik hotel tiba-tiba datang dari arah pintu masuk hotel dan memanggil seluruh karyawannya di sana lalu mengumpulkan mereka di lobi. Lagi-lagi Bryan tidak jadi melangkah karena jalannya terhalang, di sana juga Bryan mendapatkan kabar yang jauh lebih ekstrim. "Perhatian semaunya, karena berita kemarin dan tadi siang, polisi akan menuju kemari dan memeriksa kamar tuan Bryan, mereka akan melakukan penyelidikan terkait kasus yang menimpa tuan Bryan," ucap pemilik hotel itu yang membuat semua pelayan bersiap-siap kedatangan tamu. Bryan yang mendengar itu langsung panik karena dengan penampilannya yang sekarang, mungkin saja dia akan diperiksa dan dijadikan tersangka. "Apa-apaan ini? Mereka benar-benar percaya dengan berita di televisi? Sial, aku harus pergi dari sini dan kabur, aku takut dijadikan tersangka oleh mereka," ucap Bryan mengambil jalan lain untuk keluar dari hotel itu. Sementara Bryan yang mencoba lari dan bermaksud menemui Luis, kini Luis nampak kesal dengan berita yang ada di televisi, sedangkan kedua orang tuanya juga menangis setelah acara pemakaman jasad yang di duga Bryan itu. "Aku tahu persis ciri-ciri Bryan, dan ciri-ciri itu tidak ada pada jasad yang terbakar kemarin," ucap Luis yang kini berada di kamarnya. Disamping itu, Luis juga harus mengurus perusahaannya sendiri dan ia masih belum terlalu pintar mengelola perusahaan dibandingkan Bryan. "Pasti ada sesuatu yang terjadi padanya, dari kemarin aku sudah meretas akun media sosialnya dan tak ada pun keanehan di sana, apa jangan-jangan Bryan diculik? Dan kematiannya dirahasiakan? Aku tahu banyak orang yang ingin menumbangkan Bryan, aku harus menemukan pelakunya dan membayar lebih pada petugas kepolisian agar mereka tak dibayar oleh orang lain untuk kasus ini," ucap Luis berpikir keras. Kali ini Luis harus sedikit nalar jika akan menjalankan perusahaannya, ini akan menjadi hari yang sulit tanpa Bryan. Sementara Ellena yang telah beberapa hari bekerja nampaknya memikat seorang bos perusahaan lain saat mereka berkunjung ke perusahaannya untuk urusan kerjasama. Ellena masuk ke dalam rapat tanpa mengetuk terlebih dahulu, sebenarnya dia salah masuk ruangan yang mengakibatkan dirinya mendapat sorotan dari bos perusahaan lain. "Maaf, aku salah masuk ruangan," ucap Ellena kembali menutup pintu itu. "Maafkan staf baru kami, dia memang seperti itu, terkadang dia juga bisa melakukan kesalahan, namanya juga anak baru," ucap bos perusahaan tempat Ellena bekerja. "Oh dia staf baru? Tapi aku melihat ada yang berbeda dari wanita itu, baiklah rapat selesai semua proyek aku setujui," ucap bos dari perusahaan lain itu. "Apa? Apa kau serius bos?" tanya bos perusahaan Ellena. "Kau beruntung, karena aku menyukai staf barumu itu, dia lucu dan aku ingin wanita itu bekerja di perusahaan milikku. Namanya adalah Samuel Evan, dia adalah bos perusahaan besar yang ada di Amerika dan bergerak di bidang pengembangan perumahan. Tak ada yang bisa menolak keinginannya karena apa yang ia ucapkan adalah keputusan mutlak. Samuel adalah pria berusia tiga puluh tahun dan masih menjomblo sampai detik ini, Ellena yang polos berhasil memikat hatinya sampai akhirnya Ellena diminta khusus bekerja di perusahaan Samuel. Setelah rapat pertemuan itu akhirnya bos memanggil Ellena ke kantor, kali ini Ellena benar-benar ketakutan karena ia sudah melakukan kesalahan sampai akhirnya dia meminta maaf setelah duduk do ruangan berhadapan dengan bosnya. "Maafkan aku pak, aku tidak sengaja masuk tadi, aku mohon jangan pecat aku," ucap Ellena memohon agar ia tetap bekerja di sana. "Bagaimana aku harus mengatakannya tetapi, kau memang harus dipecat dari perusahaan ini," jawab bos yang bingung menjelaskan semuanya. "Apa? Aku mohon pertimbangkan lagi, aku rela tidak digaji untuk bulan ini asalkan aku masih bisa bekerja di perusahaan ini, pak," jawab Ellena memohon dengan ekspresi wajah memelas. "Tidak bisa, mulai besok kau tidak lagi bekerja di sini, aku tidak bisa menolak keinginan bos Samuel," ucapnya. "Maksudnya? Dia yang meminta bapak untuk memecat saya?" tanya Ellena terkejut. Baru saja ia bertemu dengan pria aneh seperti Bryan, kini harus berhadapan dengan pria gila lainnya. "Benar," jawab bos singkat. "Apa? Kenapa dia menyuruh mu mengeluarkan aku? Aku hanya tidak sengaja melakukan kesalahan itu, pak," jawab Ellena semakin panik. "Karena dia ingin kau bekerja di perusahaannya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD