Saran Nenek

1502 Words
Bianca terlihat bingung dengan apa yang ia cari, rupanya di abad ke sepuluh pernah ada orang yang mengalami hal serupa dan kejadian seperti ini sangat langka sampai-sampai kejadian itu hanya terjadi beberapa abad sekali. Bianca yang merasa jika kondisinya serupa mencoba mencari tahu bagaimana dia bisa kembali ke wujud semula sebagai Bryan karena permasalahan itu sudah tidak bisa dijelaskan secara logika. "Apa yang harus aku lakukan? Apakah nenek tua itu mencoba menyembunyikan sesuatu dariku? Apa aku harus menemuinya lagi?" ucap Bianca terus mencari informasi terkait kondisi yang ia alami saat ini. Ketika ia sedang mencari-cari cara untuk mengembalikan kondisi tubuhnya tiba-tiba sebuah berita muncul di side paling atas bertuliskan nasib perusahaan The High Speed yang ia miliki, rupanya saham perusahaan yang saat ini mereka miliki terus menurun semenjak berita kepergian Bryan. "Perusahaan ku? Apa? Bagaimana bisa? Penurunan sangat drastis? Apakah Luis bisa menjaga kestabilan perusahaan? Ini benar-benar tak bisa dibiarkan, aku harus mencari cara agar nilai aset perusahaan yang aku bangun dari nol tetap terjaga," ucap Bianca yang saat ini lebih panik dengan kondisi perusahaannya. Siang berlalu, nampaknya ada seorang pria berhoodie hitam yang sejak tadi menunggu di depan kost Ellena, pria itu nampak tidak asing, sudah lebih dari dua jam pria itu berada di sana sampai akhirnya Ellena pulang sendiri dan harus berjalan kaki menuju kostnya, pria itu mengikuti Ellena bahkan sampai Ellena menutup kembali pintunya, pria itu tetap mengikuti Ellena diam-diam. "Bianca? Sedang apa? Kenapa kau memakai laptop ku?" tanya Ellena nampak keheranan. "Aku melihat harga saham perusahaan THS sedang anjlok, dari tadi aku terus mencari cara agar nilai saham itu kembali melonjak, kepercayaan orang-orang terhadap pemilik perusahaan nampaknya menurun sehingga investor ramai-ramai menjualnya, aku harus mencari cara agar saham itu kembali naik," ucap Bianca membuat Ellena tersenyum kemudian ia kembali bertanya. "Apa kau bermain saham? Apa kau memilikinya? Kenapa kau panik sekali?" tanya Ellena membuka pakaiannya. "Tidak, aku hanya sedang mencari cara agar saham ini tetap stabil karena aku begitu memperhatikannya," ucap Bianca yang nampaknya sedang memainkan sesuatu. "Hei? Apa yang kau lakukan? Kau memijat dadamu sendiri? Apa kau sedang terangsang?" tanya Ellena nampak sedikit risih. "Ini terasa nyaman, entah kenapa aku jadi semakin terbiasa dengan tubuh ini," jawab Bianca yang masih tetap setia menatap layar laptop di hadapannya. "Hah? Apa maksudmu? Bukankah kau memiliki tubuh itu sejak kecil? Atau maksud mu dulu kau memiliki d**a yang kecil?" tanya Ellena merasa semakin aneh dengan tingkat Bianca yang meresahkan. "Aku tidak tahu tapi, daripada membicarakan hal itu, apakah aku boleh tinggal di sini bersamamu? Aku akan mencari pekerjaan untuk membantu mu membayar uang sewa dan untuk kebutuhan ku yang lain," ucap Bianca memohon agar dia tinggal di sana untuk sementara waktu. "Kenapa kau tidak mencari tempat lain? Apa yang kau rencanakan?" tanya Ellena penasaran. Ternyata selain mengecek harga saham di pasaran siang tadi, Bianca juga menyempatkan pergi ke bukit menemui nenek tua yang saat itu menjadi saksi kekejamannya pada Ellena. Di atas bukit itu Bianca terus memohon pada nenek tua agar dia mau memberikan solusi atas apa yang ia alami sekarang. "Aku mengakui kesalahan ku, aku tidak bisa selamanya hidup dalam tubuh ini, aku tahu kau memiliki rahasia terkait kondisi ku, kan? Ayolah kau harus memberitahu aku bagaimana aku harus mengembalikan tubuhku seperti semula?" tanya Bianca yang saat ini bahkan berlutut di depan nenek tua yang sedang menyapu area kuil kuno itu. Nenek tua itu nampak kebingungan, ada yang aneh dengan sikapnya seperti nenek itu tak pernah mengenal Bianca sebelumnya padahal ia pernah menginap di rumah nenek beberapa hari tetapi, saat Bianca mengatakan yang ia katakan, nenek tua seperti tidak mengerti dan tidak tahu apapun. "Siapa kau anak muda? Kenapa tiba-tiba mengatakan hal yang aneh?" tanya nenek itu membuat Bianca kesal dan memarahinya. "Apa? Apa kau lupa ingatan? Aku ini laki-laki yang pernah menginap di rumah mu beberapa hari, kenapa kau tidak mengingat ku?" ucap Bianca dengan nada yang tinggi. "Aku kira kau wanita," jawab nenek santai. "Ya maksudnya aku adalah wanita tapi sebenarnya aku lelaki, ah sudahlah aku bingung menjelaskannya, yang terpenting adalah kau harus membantuku, nek, aku tahu kau menyembunyikan sesuatu agar aku tetap berada di dalam kondisi seperti ini, kan?" ucap Bianca mencoba memojokkan nenek. "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, apa yang kau cari sebenarnya? Bukankah Dewi Amaterasu selalu bisa kau andalkan?" ucap nenek menoleh ke arah sebuah patung yang berada di kuil kuno. Bianca tiba-tiba teringat dengan kata-kata yang ia dapatkan setelah mencari informasi di internet. "Benar, jika kau tak mau mengatakannya aku tidak masalah tetapi, aku yakin kau pasti tahu maksud kalimat ini," ucap Bianca yang membuat nenek menatap Bianca lekat. "Jika tidak salah kalimatnya seperti ini, Berdamai pada sumber permasalahan, apa kau mengerti kalimat itu?" tanya Bianca. Nenek menatapnya lama seperti ia sedang membaca sesuatu pada area wajah Bianca yang nampak kebingungan. "Jadi, kau adalah lelaki yang saat itu mempermalukan seorang wanita di depan patung dewa ini? Bukankah dulu aku sudah mengatakannya jika kau akan terkena kutukan yang belum pernah kau alami? Dan inilah kutukan yang dimaksud, dunia tidak memihak pada orang yang berbuat jahat, mereka akan menghukum seseorang dengan setimpal, itulah yang terjadi pada dirimu, kalimat yang kau tanyakan barusan artinya kau harus mengakui kesalahan mu pada wanita yang kau permalukan di tempat ini dan cerita itu mengatakan bahkan kau harus mendapatkan cinta dari seorang wanita yang kau permalukan saat itu," ucap nenek membuat Bianca terkejut. "Hah? Apa kau gila? Untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan yang aku buat mungkin aku bisa melakukannya tetapi, untuk mendapatkan cinta darinya? Apa kau bercanda? Sekarang wujudku sebagai seorang wanita dan aku harus mendapatkan cinta dari seorang wanita? Apa kau gila? Bagaimana bisa dia mencintai ku dengan kondisi seperti ini? Kecuali dia tidak normal," ucap Bianca nampak protes pada nenek itu tetapi, tak ada pilihan lain menurut nenek selain dia mengakhiri hidupnya. "Itulah yang dimaksud kutukan, kau benar-benar harus mengorbankan sesuatu untuk terbebas dari kutukannya dan apa yang akan kau alami selanjutnya adalah pilihan, kau harus menerima kehidupan mu yang baru dengan menjadi wanita seutuhnya atau kau harus mendapatkan cinta dari seorang wanita yang pernah kau permalukan," jawab nenek membuat Bianca mencengkeram rambutnya. "Ini mustahil, ini mustahil!" ucapnya berteriak. Akibat kejadian itu sehingga Bianca memutuskan untuk satu kost dengan Ellena bahkan ia menyarankan untuk mencari tempat tinggal baru agar keduanya bisa lebih leluasa. Tidak ada pilihan lain selain tinggal bersama Ellena, untuk mendapatkan cinta seorang perempuan tentunya harus membuat ia berpikir keras tetapi, Bianca nampaknya bukan orang yang bodoh, ucapan nenek tua itu tidak ia telan mentah-mentah sehingga ia memikirkan cara lain agar Ellena bisa mencintainya. "Aku tidak harus mendekati ia sebagai seorang wanita tetapi, ucapan nenek itu tidak sepenuhnya aku telan mentah-mentah, yang menyakiti Ellena adalah sosok Bryan dan bukan sosok Bianca, tugasku hanya bagaimana caranya agar Ellena bisa mencintai sosok Bryan tetapi, masalahnya Bryan sudah meninggal, bagaimana aku memecahkan masalah ini? Aku tidak mau selamanya berada dalam tubuh wanita ini!" gumam Bianca nampak menjambak rambutnya dengan ekspresi kebingungan. "Hei? Kenapa kau malah bertingkah aneh? Aku bertanya padamu kenapa kau tidak mencari tempat tinggal mu sendiri!? Kenapa kau yakin aku akan menerima mu di sini?" tanya Ellena kemudian Bianca menjawabnya. "Itu karena." Bianca menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sesuatu yang bisa ia gunakan untuk alasan. "Kenapa kau melihat ke arah foto kakekku? Apa alasan mu di sini untuk menemani aku agar aku tidak kesepian?" tanya Ellena random. "Yap! Benar sekali! Aku ingin tinggal bersamamu karena kau kesepian, kan? Kau bahkan tidak memiliki teman untuk diajak mengobrol, aku akan menjadi temanmu yang sangat menyenangkan," ucap Bianca tersenyum dengan ekspresi yang aneh. Ellena terdiam saat Bianca mengatakan hal itu dan membuat Bianca merasa bersalah, mungkin apa yang ia katakan sekarang adalah sebuah kesalahan, hal ini berbahaya baginya, untuk Bianca yang ingin kembali ke wujud Bryan, ia harus meminimalisir kemarahan Ellena dan ia mau tak mau harus merubah sikapnya seratus delapan puluh derajat agar ia bisa kembali seperti semula. "Aku terharu, baru kali ini ada orang yang mengatakan hal itu padaku, sejak kecil aku termasuk orang yang selalu mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan bahkan semua saudara mu membuang kami, aku serta kakek dan nenekku, mereka benar-benar tidak menganggap ku sebagai keluarga dan mereka selalu merasa iri padaku, ucapan mu barusan membuat aku sedikit tersentuh, aku tidak menyangka wanita aneh seperti mu memiliki hati yang besar dan ingin menjadi temanku," ucap Ellena nampak serius bahkan matanya nampak berkaca-kaca. Bianca kebingungan dengan reaksi Ellena tetapi, dengan begitu ia cukup bersyukur karena teranyar Ellena tidak marah dengan kata-katanya. "Eh? Padahal aku hanya mengatakan alasan asal-asalan tetapi, dia malah tersentuh, dia benar-benar wanita yang aneh," gumam Bianca tersenyum mencoba meraih bahu Ellena agar ia bisa bersandar di sana. "Baiklah aku setuju kau tinggal di sini tetapi, bukankah tempat ini terlalu kecil untuk kita? Kau juga pasti memiliki privasi mu sendiri, kan? Sedangkan kamar di sini hanya ada satu," ucap Ellena menatap Bianca. "Kita bisa mencari tempat yang lebih besar, untuk saat ini aku mengandalkan mu sampai aku mendapatkan pekerjaan dan bisa membayar sewa kamar yang akan kita tempati," ucap Bianca yang akhirnya Ellena setuju dengan apa yang Bianca usulkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD