Mencoba Kembali

2020 Words
Luis membawa Bianca yang tak lain adalah Bryan ke dalam mobilnya, dalam kondisi yang sekarang sangat mustahil Luis mempercayai semua ucapan Bianca tetapi, entah kenapa Luis sepertinya berubah pikiran sampai akhirnya ia mau membawa Bianca masuk ke dalam mobilnya dan dibawa ke villa miliknya. "Luis, akhirnya kau mempercayai kata-kata ku kawan, sial aku tidak tahu kenapa aku bisa berubah menjadi wanita, setelah kejadian malam itu aku benar-benar lupa apa yang terjadi dan tiba-tiba tubuhku sudah seperti ini," ucap Bianca nampak mengatur ritme napasnya. Luis tak menanggapinya karena sekarang ia nampak menggunakan earphone dan tertidur di dalam sana. "Sial, kenapa orang ini sangat mudah tertidur? Apa dia tidak mendengar aku berbicara?" gumam Bianca dan suasana sore itu cukup sejuk. Bianca kemudian memikirkan semua hal yang ia lewati sampai akhirnya ia melihat seorang ibu yang tengah memarahi anaknya, ada pula ia melihat nenek tua yang nampak berjalan cukup pelan sampai seorang anak lelaki yang memarahi ibunya dipinggir jalan. Semua hal yang ia lihat mengingatkan ia pada masa lalu yang tak bisa ia ceritakan pada siapapun. "Entah apa yang terjadi, semua ini seakan kutukan untuk ku karena selama ini aku selalu merendahkan perempuan dan merasa jika mereka tak pantas berada di posisi manapun selain menjadi pelayan seorang lelaki, aku benar-benar telah melakukan banyak kesalahan, aku bingung harus bagaimana, aku harap Luis bisa membantu ku," gumam Bianca nampak tertegun. Akhirnya mereka telah sampai ke villa milik Luis dan meminta Bianca untuk turun, tanpa di suruh oleh Luis, Bianca mengikuti Luis bahkan sampai ke kamarnya. Semua terasa baik-baik saja sampai akhirnya Bianca meminta Luis untuk mengunci pintu kamarnya karena pembicaraan yang akan mereka lakukan sekarang mungkin akan bersifat rahasia. "Aku tidak tahu kenapa seperti ini tetapi, aku harap kau bisa membantuku kawan," ucap Bianca menjambak rambutnya. Luis nampak membuka jas dan bajunya, ia terlihat begitu lelah walaupun sampai detik ini ia belum menimpali ucapan Bianca. Bianca menoleh ke arah Luis yang saat ini hanya mengenakan celana dalam, dadanya yang bidang nampak terlihat jelas di hadapan Bianca, awalnya Bianca nampak biasa saja tetapi, saat Luis mendekatinya dan mencoba untuk meraih tangannya, tiba-tiba Bianca merasa ada yang aneh. "Luis? Apa yang akan kau lakukan? Menjauh dariku kawan, aku ini sahabat mu, Bryan, kau tidak bermaksud untuk meniduri ku, kan?" tanya Bianca menjaga jarak dengan Luis. Dengan cepat Luis memeluk tubuh ramping Bianca dan menghembuskan napasnya di depan wajah Bianca penuh gairah. "Ternyata kau sangat cantik jika dilihat dari dekat, darahku sudah bergejolak dan tak sabar untuk menikmati tubuh indahmu itu, aku tak peduli apa yang kau katakan walaupun aku akui kau lebih gila dari wanita yang mengaku telah dihamili oleh Bryan, kali ini bahkan kau lebih nekat dengan mengatakan jika kau adalah Bryan, laki-laki bodoh mana yang mempercayai ucapan seorang gadis asing?" ucap Luis mulai mengecup leher Bianca yang nampak putih bersih tanpa noda sedikitpun. Bianca berteriak saat Luis melakukan itu bahkan sekuat tenaga ia mendorong Luis sampai akhirnya Luis yang tak memiliki keseimbangan yang bagus itu terjatuh. "Apa yang kau lakukan, bodoh? Kau sangat menjijikan, dasar pria bodoh, apa kau tak percaya aku adalah, Bryan? Lihatlah Luis perhatikan seluruh tubuhku, aku ini Bryan," ucap Bianca meyakinkan Luis. "Hahaha rupanya kau menyukai cara yang kasar ya? Dilihat dari manapun tubuhmu tetap saja bagus dan membuat aku semakin b*******h, aku benar-benar tidak sabar ingin menikmati tubuh mu sayang," ucap Luis membuka celana hingga sekarang terpampang jelas sesuatu yang paling berharga di hidupnya. Bianca semakin panik karena sekarang ia baru sadar jika Luis hanya ingin menikmati tubuhnya dan bukan menerima ia sebagai Bryan. "Celaka, Luis benar-benar sudah gila, seharusnya aku sadar jika Luis hanya ingin menikmati tubuh ku, bodoh sekali sampai aku berpikir bahwa dia mempercayai ucapan ku," gumam Bryan nampak panik dan mencoba pergi dari kamar yang sebelumnya sudah Luis kunci. "Ayo datanglah padaku, sayang, kita akan melakukannya dengan sangat kasar," ucap Luis semakin mendekati Bianca. Bianca mencari sesuatu dan ia mencoba meraih benda yang ada di sekitarnya tetapi, saat ini ia terpojok ke arah dinding di mana tak ada satupun barang yang bisa ia raih. "Bagaimana ini? Jika aku tidak keluar dari kamar ini, Luis pasti akan memperkosa ku di sini, aku harus mencari cara keluar dari kamar ini," gumam Bianca menoleh ke kanan dan ke kiri. Luis semakin mendekat bahkan saat ini Luis nampak melemparkan senyum pada Bianca. Senyuman itu terlihat menjijikkan di hadapan Bianca. Luis berhasil menjambak rambut Bianca yang lurus dan berwarna hitam itu, Luis menariknya dan melemparkan Bianca sampai akhirnya ia terhempas ke tempat tidur. Luis benar-benar kasar sekarang, dia semakin terobsesi dengan nafsu yang menggebu-gebu. Bianca yang semakin panik mencoba untuk mencari cara agar dia bisa keluar dari sana tetapi, Luis sekarang sudah menindihnya. "Ayo kita lakukan, sayang," ucap Luis meremas gumpalan kenyal yang terdapat di balik baju Bianca. "Sial! Ini sangat menjijikan! Luis sialan, aku akan membunuhmu jika kau melakukan lebih dari ini!" ucap Bianca yang membuat Luis semakin terpacu. "Waw, ternyata kau benar-benar menyukai cara kasar, hahaha kau membuat aku semakin menggila, b******n!" ucap Luis menimpali Bianca kemudian ia kembali menjambak rambut Bianca sampai akhirnya kini wajah Bianca dihadapkan dengan sebuah batang kehidupan yang dimiliki sejak Luis lahir ke dunia. "Bodoh! Apa ya.g ingin kau lakukan padaku, sialan! Aku Bryan, apa kau mau memperkosa ku, bodoh? Lepaskan aku Luis, kau sudah gila!" ucap Bryan menahan wajahnya agar tidak tenggelam di bawah pinggang Luis. "Hahaha kau benar-benar membuat aku semakin menggila, kau wanita yang menyukai hal kasar, ya?" ucap Luis semakin memaksa kepala Bianca untuk masuk ke area sensitifnya. "Sial! Aku akan membunuhmu dasar lelaki gila!" Bianca menggigit kepala anak Luis sehingga Luis berteriak dan melepaskan cengkeramannya dari kepala Bianca bahkan ia sempat menendang bahu Bianca sehingga ia terhempas jauh. "Aaa! Apa yang kau lakukan?" Luis nampak kelojotan kesakitan, hampir saja benda berharganya terputus dan berdarah, untung saja benda itu cukup elastis sehingga bisa kembali ke ukuran semula. Luis terus memeganginya dan mengatur napasnya karena ia menahan sakit yang teramat sakit, Bryan kemudian mengelap lidahnya dan mencari kunci untuk membuka pintu yang terkunci itu. "Sial menjijikan sekali, dasar pria gila, beruntung tidak aku gigit sampai putus, jika putus habis sudah masa depanmu sahabat!" ucap Bianca kemudian cepat-cepat ia mencari kunci. Luis masih terlihat kelojotan seperti cacing kepanasan sementara Bianca terus mencari kunci yang belum ketemu. "Di mana kuncinya? Jika tidak cepat maka Luis akan segera bangkit menangkap ku," ucap Bianca mengobrak-abrik isi kamar Luis sampai akhirnya ia menemukan kunci tergeletak di lantai. "Ini dia, aku harus cepat." Bianca mencoba membuka kamar itu tetapi, rupanya membuka pintu begitu sulit jika keadaannya panik. "Sial, kenapa susah sekali!" Luis telah kembali bangkit, rasa sakit yang ia alami mungkin belum hilang tetapi, ia ingin meraih Bianca dan menyekapnya di kamar itu. "Sial, ayolah terbuka! Kenapa sulit sekali!" ucap Bianca mencoba untuk membuka pintu itu. "Mau kemana, kau? Berhenti di sana atau aku akan menyiksamu!" ancam Luis membuat Bianca semakin panik. Luis sudah semakin dekat, sementara Bianca belum juga berhasil membuka pintu itu padahal dia hanya perlu memutar kunci untuk membukanya tetapi, hal itu sangat sulit ia lakukan. "Ayolah!" ucap Bianca kemudian pintu berhasil ia buka. Namun, saat Bianca hendak berlari, Luis berhasil menjambak rambutnya yang membuat Bianca kesakitan. "Aaw! Lepaskan! Kau menyiksaku!" ucap Bianca menahan sakit kemudian ia memegangi rambutnya yang kini masih berada dalam genggaman Luis. Luis dengan kasar dan sekuat tenaga lagi-lagi menghempaskan Bianca ke tempat tidur sampai ia tergeletak di sana. Bianca tidak ingin terjebak dalam kondisi itu sehingga sekali lagi ia menyerang Luis dengan menendang area sensitif Luis sehingga Luis tersungkur tak berdaya. "Aku tidak ingin berada di tempat ini sialan!" ucap Bianca kemudian Bianca pergi berlari setelah menumbangkan Luis di sana. "Sial! Aku akan mencarimu wanita sialan!" ucap Luis tak mampu melakukan apapun. Bianca berlari dan ia kembali ke kediaman Ellena. Hari sudah mulai gelap, tak ada pilihan lagi bagi Bryan selain pergi ke tempat Ellena. Bryan melihat Ellena yang baru saja pulang kemudian ia memanggilnya. "Ellena? Tunggu," ucap Bianca berlari. "Eh? Kenapa dia balik lagi kemari? Bukankah dia akan pergi menemui sahabatnya?" ucap Ellena melihat Bianca semakin mendekat. Akhirnya Ellena mempersilakan Bianca untuk masuk. "Kenapa? Apa kau tidak bertemu dengan sahabat mu?" tanya Ellena heran karena sebelumnya Bianca begitu yakin akan pertemuan mereka. "Tidak, aku malas menceritakannya tetapi, dia tidak mengenaliku," ucap Bianca membuat Ellena penasaran. "Maksudnya?" tanya Ellena. "Eh, tidak, maksudnya mungkin dia sudah membuang ku dari daftar persahabatannya," ucap Bianca yang membuat Ellena mencurigai dirinya. "Lalu apa rencana mu sekarang? Apa kau mau mencari keluarga mu yang lain? Aku tidak bisa terus menampung mu di tempat ku," ucap Ellena membuat Bianca tersinggung. "Apa maksudmu? Aku hanya menumpang sementara, nanti aku akan membayarnya jika urusan ku sudah selesai, kau tidak perlu khawatir," ucap Bianca. "Bagaimana aku mempercayai dirimu? Sahabat mu saja sampai membuang mu, itu artinya kau memang tidak beres," jawab Ellena membuat Bianca bingung ingin menjawabnya. "Kau nanti akan tahu jika semuanya sudah terbukti, tunggu saja," jawab Bianca. Setelah mereka menyantap makan malam, sekarang keduanya nampak tidur tetapi, Bianca yang masih memiliki naluri lelakinya nampak memperhatikan Ellena yang sedang tertidur. "Jika diperhatikan, wanita ini sangat cantik, pantas saja Luis selalu membelanya, dia mirip seperti Zhuo Ling, mantan pacar Luis yang tak bisa ia lupakan sampai sekarang," gumam Bianca. Saat Bianca memperhatikan Ellena, tiba-tiba wanita itu membuka matanya kemudian menatap Bianca dengan tatapan kecurigaan. "Apa yang kau lakukan? Kenapa melihat aku? Apa kau mau menyentuh ku? Kau tidak normal, ya?" tanya Ellena langsung menyibakkan selimut dan menutup tubuh serta sebagian wajahnya. "Eh, tidak-tidak, kau salah faham, aku tidak sedang memperhatikan mu," jawab Bianca menjauh dari Ellena. "Menjauh dariku dan pergi tidur di luar, kau membuat aku takut," jawab Ellena yang kemudian ia melihat Bianca pergi dari hadapannya. Keesokan harinya Ellena nampak menitipkan kostan pada Bianca, Wala mereka baru bertemu tetapi, Bianca rasanya terlalu percaya pada Bianca yang bisa saja mencelakai dirinya. "Jadi, hari ini kau belum memiliki rencana? Apa kau ingin bekerja? Jika mau, aku bisa mencarikan tempat kerja untukmu agar kau bisa membiayai dirimu sendiri," ucap Ellena memberikan kunci pada Bianca untuk selanjutnya ia diminta menjaga kostnya. "Hari ini aku masih belum memutuskan apapun, aku harap ada keajaiban yang datang padaku," ucap Bianca nampak lesu karena ia sedikit putus asa dengan kejadian yang menimpanya. "Baiklah, kau bisa tinggal di sini sementara, aku akan mencarikan pekerjaan untukmu dan juga tempat tinggal untuk kau menginap, aku harap kau bisa menerima tawaran ku setidaknya sampai kau menemukan keluarga mu," ucap Ellena kemudian ia pergi menitipkan kuncinya. Ucapan terakhir Ellena membuat Bianca sedikit memikirkan tentang keluarga yang mana selama ini ia hanya di urus oleh keluarga Luis dan mendapatkan kasih sayang dari ibunya Luis. "Jika aku mengingat masa kecilku, rasanya terlalu sakit sampai aku harus berakhir di dalam genggaman orang tua Luis, aku benar-benar bersyukur telah bertemu mereka dan aku harap ada keajaiban yang datang padaku," ucap Bryan menghela napasnya. Bianca membersihkan ruangan itu sampai akhirnya ia melihat sebuah tas laptop yang tergeletak di meja. "Wanita itu pasti lupa menaruh laptopnya," ucap Bryan kemudian ia memiliki ide lainnya untuk mencari cara mengembalikan tubuhnya seperti semula. "Internet? Benar, aku hanya harus melihatnya di internet, mungkin sebelumnya ada orang yang mengalami hal sama seperti ku," ucap Bianca kemudian ia membuka laptopnya dan kemudian ia mengkoneksikan jaringan WiFi sehingga sekarang user bisa menjelajah internet sesuka hatinya. Bianca mulai dengan kata kunci, pria yang berubah menjadi wanita. Di sana banyak muncul artikel dengan judul demikian tetapi, tak ada satupun yang benar-benar membahas tentang apa yang dialami Bryan saat ini. "Sial, ternyata memang tidak pernah ada, semua yang aku alami adalah kejadian langka dan hanya aku yang mendapatkannya," ucap Bryan yang saat ini duduk di layar laptop sembari mencengkeram rambutnya. "Aku benar-benar putus asa, apakah aku harus menerima keadaan yang menyedihkan ini?" ucap Bianca kemudian Bianca mencari sekali lagi sampai akhirnya mata Bianca tertuju pada sebuah halaman internet yang membahas tentang penyakit langka. "Dualact? Penyakit langka yang terjadi selama periode seribu tahun sekali, penyakit ini bisa membuat seseorang kehilangan identitasnya." "Apakah artikel ini yang aku cari?" ucap Bryan kemudian ia gulir layar laptop itu sampai akhirnya Bianca menemukan sebuah kalimat diujung tulisan itu yang berbunyi. "Orang yang terkena penyakit seperti itu hanya akan sembuh dengan berdamai pada sumber permasalahan." "Apa maksud tulisan terakhir ini?" ucap Bryan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD