Tempat Baru

1598 Words
Pria yang sebelumnya mengintai kostan itu rupanya ia berasal dari persimpangan jalan yang dilalui Bianca saat ia hendak kembali ke kost Ellena, seperti ada kelainan lain yang dialami pria berhoodie hitam itu yang ternyata adalah Andrew, saudara sepupu Ellena. Pria itu mengetuk yang langsung di buka oleh Ellena sementara Bianca nampak pergi ke kamar mandi. "Andrew? Mau apa kau kemari? Apa kau mengikuti ku? Pergi dari sini atau aku akan berteriak," ucap Ellena meminta Andrew untuk pergi dari sana. "Kenapa kau begitu yakin kedatangan ku kemari untuk menemui mu?" ucap Andrew dengan wajah lesunya itu. Ellena penasaran apa yang dimaksud oleh Andrew, jika dia tidak menemui Ellena lalu apa tujuan sebenarnya. "Wanita yang tinggal bersamamu, dia adalah pacarku, aku kemari untuk menemui pacarku," ucap Andrew yang langsung dicurigai oleh Ellena. Tak mudah menipu Ellena, dia tahu jika Andrew saat ini sedang berbohong sampai akhirnya Ellena mencoba menutup kembali pintu kostnya tetapi, dengan sigap Andrew langsung menahannya. "Apa kau tuli? Aku kemari untuk menemui kekasihku, kenapa kau malah menghalangi ku?" tanya Andrew yang sekarang menatap tajam mata Ellena. Ellena tak percaya begitu saja, akhirnya ia semakin memaksa Andrew untuk pergi sampai-sampai Andrew mendorong Ellena sampai terjatuh kemudian ia menutup pintu kost itu. "Apa yang kau lakukan? Keluar dari tempat ku, kenapa kau selalu mengejar ku?" tanya Ellena. "Hahaha rupanya kau sulit dibodohi, tidak usah bertanya kenapa aku selalu mengejarmu, itu karena aku sangat menyukai mu," ucap Andre yang nampak seperti psikopat. Bianca yang kini ada di toilet nampak penasaran dengan bunyi yang bising diluar, ia berpikir mungkin ada tamu Ellena yang datang sehingga Bianca nampak tetap santai. Di ruang tengah kini Andrew sudah berhasil menindih Ellena dan berusaha membuka bajunya, dari awal niat Andrew selalu jahat padanya, sekarang bahkan ia ingin memperkosa Ellena. "Kau gila! Aku akan melaporkan mu pada polisi, kau akan ditangkap, Andrew!" ucap Ellena yang mencoba melawan di dalam cengkeraman Andrew. "Diam, kau! Kau pikir kau siapa? Tidak ada yang bisa melawan kehendak ku, sekarang kau cukup diam dan nikmati, aku tahu kau sangat menyukai hal semacam ini, kan?" tanya Andre dengan seringainya yang menyebalkan. "Kau benar-benar sudah gila! Sejak dulu kau sering menyakiti ku dan sekarang kau malah semakin menjadi-jadi, apakah mengusirku dari rumah belum cukup bagi kalian?" tanya Ellena mengingat kejadian di masa lampau saat ia di usir bersama kakeknya. "Aku adalah salah satu orang yang tidak setuju kau di usir, karena aku kesulitan untuk memainkan mu, bagiku kau adalah mainan bagiku, aku tidak ingin mainan ku lepas dan sekarang kau harus melayani ku, Ellena," ucap Andrew yang berhasil merobek baju Ellena sampai terlihat perut putih Ellena yang nampak cemerlang. "Tubuh yang bagus, apa kau tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, sayang?" ucap Andrew yang sudah di liputi rasa gairah. Tiba-tiba sebuah hantam keras mengarah ke punggungnya. Itu adalah perbuatan Bianca, dia melancarkan sebuah tendangan keras ke arah punggung Andrew tepat di area vitalnya membuat Andrew kehilangan penglihatan untuk sementara kemudian ia terjatuh dari tubuh Ellena yang sebelumnya berhasil ia tindih. "Apa yang kau lakukan pria bodoh!" ucap Bianca nampak kesal. Ellena kemudian bangkit dan buru-buru menutupi bagian tubuhnya yang terbuka. "Bianca, cepat panggil polisi! Orang ini sangat berbahaya, dia bisa saja membunuh kita sebelum sempat kita melakukan apapun," ucap Ellena menunjukkan jarinya ke arah handphone dengan sangat panik. "Apa orang ini psikopat gila? Bagaimana dia bisa masuk kemari? Aku kira dia pacarmu," ucap Bianca yang juga terlihat panik. Andrew kembali bangkit, sekarang ia nampak kesal karena rencananya gagal, kemudian ia bangkit kembali dan melihat Bianca hendak menghubungi polisi tetapi, dengan cepat Andrew meraih handphone itu dan membantingnya ke lantai membuat Ellena nampak marah dan berusaha menendangnya tetapi, Andrew berhasil menangkap kakinya bahkan ia menumbangkan Ellena sekali lagi, begitupun dengan Bianca, wanita itu mencoba menyelamatkan Ellena tetapi Andrew bisa menumbangkan kedua wanita itu sampai akhirnya ia mengikat kaki keduanya sampai mereka tak dapat melakukan apapun selain berteriak. Rupanya Andrew benar-benar sudah gila, ia membawa sebilah pisau untuk mengancam keduanya sampai mereka tak berani berteriak lagi. "Diam! Atau kalian akan aku tusuk, aku tidak main-main, Ellena kau tahu bagaimana sifat ku, kan? Jika berteriak, aku tidak akan segan untuk melukai kalian," ucap Andrew mengancam dengan sebilah pisau yang ia pegang. Bianca nampak kesal, dia menyesal karena sekarang tak dapat melakukan apapun, kekuatannya benar-benar melemah di dalam tubuh seorang wanita. "Ini semua gara-gara tubuh lemah ini, seandainya aku masih berada dalam tubuh Bryan, pria ini mungkin sudah aku tumbangkan dalam satu kali hantaman, sial, apa yang harus kami lakukan?" gumam Bianca merasa tak berguna. Kemudian Andrew menarik paksa keduanya ke dalam kamar bahkan ia menyeret dengan menjambak rambut keduanya. "Aw! Apa kau gila? Bagaimana kau bisa meyeret rambut kami? Rambut ku serasa mau copot!" ucap Bianca protes dan merasa begitu tersiksa dan kesakitan. "Diam kau! Aku tidak butuh komentar darimu, aku akan membunuhmu jika kau masih berbicara," ucap Andrew yang begitu kesal akibat perbuatan Bianca sebelumnya. "Andrew apa yang akan kau lakukan pada kami? Hentikan! Kau hanya memperburuk keadaan mu," ucap Ellena mencoba menenangkan Andrew yang tengah kehilangan pikirannya. "Kau pikir aku siapa? Kau pikir aku terbebani? Selama ini aku hanya berharap bisa bertemu dengan mu dan bermain-main dengan mu Ellena, kau adalah sesuatu yang menyenangkan bagiku, itulah kenapa aku selalu bermain-main dengan mu," ucap Andrew nampak menyeringai. "Siapa sebenarnya si bodoh ini? Apa dia mantan pacarmu? Kenapa kau mengenal orang seaneh ini?" tanya Bianca yang mulai panik karena Andrew selalu mengarahkan pisaunya. "Dia adalah sepupu ku dan sejak dulu ia memang seperti ini dan terus mengganggu ku, dia juga orang yang mengusirku dari rumah bersama kakek dan nenek," ucap Ellena membuat Bianca kebingungan. "Diusir dari rumah? Bagaimana bisa? Apa kau memiliki masalah keluarga yang rumit?" tanya Bianca penasaran. "Tidak ada waktu membicarakan hal itu, sekarang bagaimana caranya kita bebas dari ancaman Andrew," ucap Ellena yang sudah tidak tahan lagi dengan apa yang akan Andrew lakukan. Kaki dan tangan mereka kini terikat dan dia melihat Andrew membuka semua pakaiannya, seperti biasanya Andrew hanya ingin meniduri Ellena, itulah tujuan dia sebenarnya tetapi saat aksi itu akan dilakukan tiba-tiba polisi datang menggerebek tempat itu dan menumbangkan Andrew seketika. "Jangan bergerak! Kau sudah kami kepung, menyerah lah!" Rupanya Bianca sempat menekan nomor panggilan darurat dan berhasil memanggil polisi ke sana sehingga apa yang mereka takuti dari Andrew kini sudah menghilang. Andrew akhirnya di tangkap dan dijebloskan ke penjara tetapi, hal itu akan semakin berbahaya bagi Ellena sehingga ia buru-buru pindah dari kost lamanya dan mencari kost baru. "Wajah kita pasti akan menjadi buronan bagi keluarga Andrew, karena kita yang menyebabkan dia di tahan sekarang, kita harus segera pindah dari sini Bianca, mereka bukan orang sembarangan," ucap Ellena. Sehari setelah kejadian itu akhirnya mereka beres-beres pakaian dan mencoba keluar dari sana. Bianca bertanya siapa sebenarnya mereka dan kenapa Ellena mendapatkan perlakuan semacam itu. "Sebenarnya mereka siapa? Bukankah itu keluarga mu? Kenapa kau malah diincar? Apa kau melakukan sesuatu di zaman dulu?" tanya Bianca yang membantu membereskan barang Ellena. "Ceritanya sangat panjang tapi, mereka dari keluarga kaya salah satu orang yang paling terkenal adalah anak tertua dari lima bersaudara, dia adalah salah seorang pria terkaya di Amerika, namanya Jose Holland," ucap Ellena membuat Bianca tidak asing dengan nama itu. "Jose Holland? Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu, aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan mereka tetapi, aku harap mereka tidak mengganggu kita lagi," ucap Bianca. Akhirnya mereka mencari tempat tinggal baru, kebetulan di saat mereka mencari tempat tinggal, Paul yang kini sedang menikmati liburan bersama para penjaganya tak sengaja melihat mereka berdua saat sedang melintas. "Ellena? Pak sopir, berhenti di depan dua wanita itu," ucap Paul meminta sopirnya untuk berhenti. Paul keluar dari mobilnya, kemudian ia langsung menyapa Ellena dan Bianca yang membawa tas besar menuju ke arah jalan besar. "Ellena? Apa yang kau lakukan? Kenapa membawa barang sebanyak ini? Apa kalian tidak menggunakan mobil?" tanya Paul penasaran. "Tuan Paul? Kenapa anda ada di sekitar sini? Kami akan pindah ke tempat baru, di tempat kami yang lama sudah tidak muat untuk ditinggali," ucap Ellena kemudian Paul menawarkan sebuah tumpangan. Akhirnya kedua wanita itu diangkut ke dalam mobil Paul dan diantarkan ke tempat tinggal yang baru walaupun sebenarnya Ellena belum menentukan tempat. "Jadi? Di mana tujuan kalian selanjutnya? Apa kalian sudah memikirkan tempat yang baru?" tanya Paul penasaran. "Belum, aku belum memikirkan tempatnya dan aku masih bingung tempat mana yang harus aku singgahi," ucap Ellena kemudian Bianca yang duduk di kursi belakang mobil Limosin itu berceloteh. "Kau harus menemukan tempat yang jauh lebih ramai dari tempat sebelumnya, aku harap kau merekomendasikan tempat yang cocok bagi kami," ucap Bianca nampak tidak sopan. "Hei, sopan lah sedikit pada tuan Paul, dia itu bosku," ucap Ellena yang membuat Paul hanya tersenyum. "Tidak apa-apa, kau tidak perlu panik, biarkan dia melakukan apapun, aku tidak keberatan," ucap Paul tersenyum. "Paul, apa kau memiliki pekerjaan untukku? Aku butuh pekerjaan, jika perlu aku ingin bekerja di bagian staf, aku akan membuat mu lebih kaya," ucap Bianca membuat Ellena terkejut begitupun Paul. Selama ini tak ada yang berani berbicara secara langsung padanya tetapi, karena Bianca adalah Bryan, sehingga ia tidak sama sekali menghormati Paul karena Paul adalah pesaingnya, yang jelas kali ini bagaimana caranya agar Bianca bisa bekerja. Paul hanya tersenyum dan menganggap itu hanyalah sebuah candaan. Sampailah mereka ke tempat yang baru, di sana lebih ramai dan Paul menyarankan Ellena untuk tinggal di apartemen miliknya. "Ini adalah apartemen milikku, ada satu kamar kosong dan kau boleh memakainya, untuk biaya sewa kau tidak perlu khawatir karena aku akan memberikan harga khusus bagi karyawan ku," ucap Paul mengantarkan mereka ke depan pintu apartemen. "Terimakasih tuan, Paul, kau baik sekali," ucap Ellena. "Pelit sekali, aku pikir gratis," celetuk Bianca.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD