Ajeng menelan ludahnya sejenak, dia sadar bahwa sikapnya sedikit berlebihan pagi ini. Dia yang bertanya, ketika sudah mendapat jawaban, dia pula yang kecewa. Ajeng menoleh ke wajah Anung yang memelas, memohon ingin memegang tangannya. “Mas ingin meyakinkan kamu bahwa Mas cuma sayang sama kamu, nggak ada yang lain.” Melihat kesungguhan Anung yang hanya ingin memegang tangan tanpa maksud apapun, Ajeng perlahan menyerahkan tangan kanannya ke dekat Anung. Anung langsung meraihnya dan mengusap-usapnya dengan kedua tangannya. “Jangan bahas masa lalu Mas,” pinta Anung memohon. Dia tahu masa lalunya pasti tidak bisa diterima gadis manis dan baik hati seperti Ajeng. Ajeng diam-diam kagum dengan telapak tangan Anung yang sangat halus dan lembut, tidak seperti telapak tangannya yang kasar dan k