"Apa kamu juga menyesal mencintaiku, Freya?" Pertanyaan dari Zyan membuatnya mematung di tempat. Terlebih Zyan sudah memangkas jarak keduanya yang hanya terpaut beberapa centi saja. Deru napas teratur Zyan pun begitu jelas terasa. "Jawab, Freya. Apa kamu juga menyesal mencintaiku?" Zyan mengulangi pertanyaannya bersamaan dengan sebelah tangannya yang menarik pinggang Freya sampai bibir keduanya nyaris menempel jika tidak dengan spontan Freya menarik kepalanya kebelakang. Iris hazel Freya dan iris sehitam tinta milik Zyan bertemu, seolah sedang mencari sesuatu di dalamnya, baik Freya mau pun Zyan keduanya sibuk menyelami dalamnya tatapan itu. "Kamu istriku, istri sahku. Aku berhak atas seluruh hidupmu," ucapnya pelan. Sebelah tangannya membelai lembut wajah Freya. "Sama seperti yang ka