Masa Lalu (1)

1830 Words
WARNING : FLASHBACK ALL ABOUT GISHA AND JOE Suasana ramai sekolah adalah salah satu ciri khas ketika bel istirahat berbunyi, orang-orang berlalu lalang tanpa tahu kita ketahui pikiran seseorang yang baru menyandang kandidat ketua osis selama satu bulan itu karena sedari tadi laki-laki itu terus memperhatikan gadis yang cukup terkenal disekolahan akan sikap bar-barnya. Lelaki itu menyeruput jus alpukat yang ia pesan bersama Hendra teman sebangkunya yang juga memperhatikan Gisha yang sudah senyum-senyum tidak jelas menatap kearah Joe di sudut kantin. “Dari awal kita MOS, sampai kita naik kelas sebelas lo belum deketin tuh anak juga? Padahal jelas-jelas lo suka,” Hendra berucap seperti itu karena geram akan teman lelakinya satu ini yang hobi menjadi penggemar rahasia, ya walaupun Hendra akui Joe cantik, cantik banget malah tapi kenapa harus cewek bar-bar, ayo kita lihat. Gadis dengan rambut yang ia ikat seperti ekor kuda itu sedang terbahak-bahak melihat adik kelas yang ketakutan saat melewati gerombolan gadis itu. Ya jelas bagaimana tidak takut? Disana adalah anak-anak bad boy cap gayung semua ditambah disana Joe adalah cewek satu-satunya diantara mereka, walaupun begitu Joe yang paling ditakuti. Dan juga, setiap minggunya bahkan perharinya ia bisa gonta ganti pasangan, gila gak tuh! Hendra menggeleng pelan dan kembali menatap Gisha yang masih menatap Joe dengan tatapan memuja. “Tembak lah, bosen gue liat lo jadi pengecut begitu, bisanya juga kalo ada cewek cakep langsung lo embat,” cetusnya, membuat Gisha mengalihkan pandangannya dan menatap kearah Hendra yang sudah menatap kesal kearah Gisha. “Besok juga nanti kesebar berita gue jadian sama tuh cewek, dan gelar bad girlnya ditambah jadi gelar ibu osis,” Mendengar ucapan Gisha membuat Hendra menaikan kedua pundaknya tidak peduli. ================================ Joe terduduk dihalte yang tidak jauh dari sekolah, gadis itu memesan grab seperti biasa disini, walaupun Kevin menawarkan untuk nebeng, tapi Joe menolak, karena males saja bila semua teman tau tempat tinggalnya kecuali Arga dan Satya teman sekelas gadis itu. Masih 20 menit, pak grab yang ia pesan dalam perjalanan, membuat Joe mau tidak mau menunggu sedikit lama, sambil mendengarkan lagu yang kedua telinganya sudah terpasang earphone dari tadi, seseorang dengan sepeda motor vespa keluaran terbaru itu berhenti tepat dihadapan Joe. Joe diam menatap kehadiran lelaki itu yang ia tahu dia adalah ketua osis baru disekolah ini, lelaki yang banyak dipuja-puja oleh semua siswi disekolahnya. Lelaki itu tersenyum lebar, perasaannya menggebu saat tahu Joe sedang sendiri sore ini, ditambah raut wajah yang menandakan bahwa Joe menerima kehadirannya. Dengan helm yang masih ia gunakan, Gisha berdiri tepat dihadapan Joe yang sudah menatapnya dengan tatapan, “ Lo sehat?” Lelaki itu mencopot sebelah earphone milik Joe, dan lagi gadis itu tidak ada penolakan saat Gisha bertindak seperti tadi. “Pulang bareng,” Ajaknya. Joe lagi-lagi memandang Gisha aneh, bahkan ucapan lelaki itu terkesan seperti memerintah, ya walaupun tawarannya sangat menguntungkan bagi Joe, tapi tetap saja tidak bisa Joe terima karena pak grab bentar lagi akan sampai ditempat. “Grab gue bentar lagi nyampek, kapan-kapan aja,” “Harus pulang sama gue, grabnya cancel nanti gue bayar,” “Sinting!” cetus Joe yang mendengar perintah ketua osisnya ini, dikata dia siapanya Joe? Kenal saja tidak, pacar? Apalagi! Tepat saat Gisha memaksanya untuk pulang bareng saat itu Joe menghela nafas lega karena Grab sudah sampai, namun sebelum Joe bangkit, Gisha sudah menghampiri bapak tersebut terlebih dahulu dan memberi uang 100 ribu rupiah membuat si bapak kebingungan. “Bapak kearah titik lokasi dia aja, tapi costumer bapak saya yang bawa, ongkos kan udah saya bayar, kembalianya buat bapak juga, masalah bintang limanya nanti saya atur, gimana?” Bapak grab itu ragu, lalu beberapa menit kemudian mengangguk paham saat pandangan nya melihat mereka secara bergantian, dalam hati ia berujar, “Mungkin lagi berantem“. Gisha kembali berjalan kepada Joe yang masih menatap kearah nya bingung, lelaki itu memakaikan helm yang ia pegang tadi kepada Joe dan menarik tangan gadis itu untuk mendekat kearah motornya. Sebelum itu, Gisha mengambil helm cadangan yang selalu ia bawa lalu memakainya, lantas naik ke motor dan menyuruh Joe segera naik ke jok belakang. Tanpa pikir panjang gadis itu segera naik dan sedikit memberi jarak, sadar dengan sikap gadis dibelakangnya itu, Gisha sedikit tersenyum tipis walau jantung nya saat ini sudab berdetak lebih cepat. ================================ Minggu paginya, Joe masih meringkuk diatas kasur dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya, sedikit memikirkan hubungannya dengan Sendi yang sudah berjalan sekitar satu minggu. Sendi adalah temam se-geng-nya Joe yang membuat mereka terus bersama-sama saat istirahat, dan membuat Joe sedikit bosan, jujur Joe adalah gadis yang mudah bosan saat menjalin hubungan, seminggu saja sudah berasa seperti setahun apalagi berbulan-bulan. Akibat Joe sering berganti pasangan, membut gadis itu populer di penjuru bahkan diluar sekolah, ditambah sikap bar-barnya bila melakukan tawuran antar sekolah. Gadis itu menghela nafas, merubah posisinya untuk menatap langit-langit kamar apartemennya. Mager. Satu kata yang tersirat untuk hari ini, lagi pula waktu masih menunjukan pukul 10 pagi, membuat Joe berniat untuk memejamkan kembali kedua matanya. Namun sebelum niatnya terlaksana, suara bel apartemen terdengar membuat Joe menggeram kesal dan misuh-misuh, siapa yang berani mengganggu waktu istirahat nya sih? Dengan perasaan malas yang luar biasa, gadis itu keluar dari kamar dan segera berjalan mendekat kearah pintu apartemen. Saat membuka pintu, sesosok laki-laki memakai hoddie putih polos itu tersenyum lebar kearah Joe tanpa mempedulikan wajah Joe yang sudah ditekuk. “Ngapain si lo pagi-pagi kesini?” Tanya Joe malas. “Ngajak lo sarapan lah,” “Mager, udah sana lo balik! Ganggu gue tidur aja, “ Ucap Joe seraya menutup pintu apartemen, namun Gisha menahannya dan menarik tangan Joe keluar, membuat gadis itu terkejut. “Heh mau bawa gue kemana! Itu pintu apartemen gue astaga! Kalo ada yang masuk gimana monyet!” Omel Joe tidak terima disaat Gisha seenaknya menarik Joe sembarangan seperti ini. Gisha tidak memperdulikan ocehan gadis itu, dan seraya menarik Joe agar segera ikut dengannya sarapan pagi diluar, walaupun Joe masih terbalut baju tidur ditambah rambut yang sedikit acak-acakan, bagi Gisha itu adalah standar kecantikan yang luar biasa. Saat sudah di dalam Lift, Joe menyenderkan tubuhnya dipojokan sambil melipatkan kedua tangannya. “Kalo ada orang yang masuk diapartemen gue, awas aja ya! Lo abis ditangan gue,” ancam Joe membuat Gisha melirik gadis itu sebentar. Ngomong-ngomong yang perlu kalian tahu, apartemen yang Joe tempati adalah apartemen dengan penjagaan ketat, jadi tidak mungkin juga kan kalau ada orang sembarangan yang berani masuk ke apartemen Joe, lagi pula tadi saat Gisha menarik Joe, satpam baru saja keluar dari lift dan memperhatikan mereka berdua, pasti beliau akan menutup pintu apartemen Joe. Saat sudah diluar apartemen, Gisha membawa Joe ke tukang bubur ayam yang biasa berjualan tepat di sebelah apartemen, hanya membutuhkan kurang lebih 5 menit mereka sudah duduk bersebelahan dan menunggu pesanan mereka datang. Mereka saling diam, namun mampu membuat orang-orang yang juga makan disitu memperhatikan mereka berdua dengan perasaan kagum. Bagaimana tidak? Kedua mahluk hidup dengan paras ganteng dan cantik itu terasa serasi saat sedang berdampingan seperti ini. Dan tidak butuh menunggu waktu lama, pesanan mereka datang, Joe menarik mangkuk miliknya agar sedikit dekat dengan gadis itu. Mengambil dua sendok sambel lalu mencampurkan dengan bubur miliknya. “Masih pagi, jangan makan pedes banyak-banyak,” Joe menoleh kearah Gisha yang juga mengaduk bubur ayam, lantas kembali menatap bubur ayam dan melahap makanannya. ================================ Mereka saling diam, menunggu pintu lift terbuka di lantai yang akan mereka tuju, Gisha melirik Joe sebentar, ia ingat bahwa sekarang tanggal satu maret, hari ulangtahun gadis itu. Jangan ditanya bagaimana bisa tahu semua data Joe, ingat! Gisha ketua osis dia bisa seenak jidat membuka jurnal siswa dengan mudah. Dan saat pintu lift terbuka Joe melangkahkan kakinya keluar, diikuti Gisha yang juga menjajarkan tubuhnya dengan Joe. “Selamat ulang tahun,” Ucap Gisha tiba-tiba membuat Joe menoleh dan memberhentikan langkahnya tepat di depan pintu apartemen. Joe diam sebentar, mengingat-ingat tanggal berapa hari ini, sadar akan hal itu, Joe tersenyum tipis kearah Gisha yang sudah menatapnya lekat. “Thanks, gue aja hampir lupa hari ulang tahun gue,” “Besok berangkat bareng,” Joe langsung mengangguk saat Gisha menawarkan tebengan, lumayan ngirit uang pikirnya. “Mulai besok jadi pacar gue,” sambung Gisha lagi, membuat Joe menaikan sebelah alis matanya, Gila! Nembak atau maksa batin Joe, masa iya nembak cewek kaga ada so sweet- so sweet nya kek cowok-cowok yang ngantri pacaran dengan Joe. Tanpa memikirkan hubungannya bersama Sendi, gadis itu tersenyum lantas mengangguk, “See you pacar,” Goda Joe membuat Gisha lagi-lagi tertawa dan menyentuh puncak kepala gadis itu. ===== Paginya Joe benar-benar berangkat bersama dengan Gisha dan semua orang disekolah saat ini menatap kearah mereka yang sedang berada di parkiran sekolah. Bagaimna bisa Joe dan Gisha si ketua osis berangkat bersama? Dan sejak kapan mereka dekat? Ditambah lagi semua orang juga tahu bahwa Joe memiliki kekasih yaitu Sendi. Sendi yang baru saja datang bersama Kevin melihat Joe bersama Gisha langkahnya langsung mendekat kearah mereka. “Maksud lo apaan deket-deket cewek gue,” Sendi langsung mendorong tubuh Gisha tanpa permisi, laki-laki itu masih tidak terima bahwa semalam Joe benar-benar memutuskan hubungan mereka berdua secara sepihak. Padahal mereka baru saja pacaran selama satu bulan lebih. Joe menghela nafas, dia sudah memperkirakan hal ini. Sendi tuh lagi bucin-bucinnya sama Joe jadi wajar ia tidak terima diputuskan tanpa sebab begini, apalagi melihat Joe sekarang bersama laki-laki lain. “Joe, jadi ini alasannya lo minta putus? Cuma gara-gara si ketua osis ini?” Tanya Sendi tidak terima. Joe menatap Sendi datar kemudian mengangguk pasrah. Ya mau bagaimana orang bener nyatanya mau bohong juga percuma semua orang bakal tahu nantinya. Sendi menggeleng tidak percaya, masih bingung dengan pola pikir Joe. Ia kira cuma dirinya yang bisa menjalani hubungan terlama dengan Joe karena Sendi sudah merasa yakin bahwa cuma dirinya lah yang terbaik buat Joe. Gisha yang sedari tadi diam tanpa membalas ataupun menjawab hanya menatap Sendi datar, Gisha tidak ingin ambil pusing untuk membahas masalah hal tidak penting begini. “Sen, gue sama lo tuh lebih cocokan jadi temen,” Jelas Joe sambil melangkah mendekat kearah Sendi, tangan kanannya menepuk pipi kanan sendi pelan, tindakan kecil yang selalu Joe lakukan namun Sendi menyukai itu. “Gue tahu kok gue jahat, tapi gue bener-bener canggung banget kalau pacaran sama temen sendiri,” Sendi hanya menatap Joe dengan tatapan yang tidak bisa Joe artikan lalu ia juga menepuk pipi kiri Joe pelan. “Kayak nya cuma gue doang di hubungan ini yang sayang sama lo,“ Sendi tersenyum lembut kearah Joe, hati laki-laki itu sudah terasa sesak baginya. Ia terlaly berlebihan dan berekpetasi tinggi untuk berhubungan dengan seseorang yang ada di hadapannya. Benar kata Arga, Joe adalah gadis yang kastanya berada di paling atas. Selama kita ingin bersama menjalin hubungan dengannya, kita harus bisa memposisikan diri kita sejajar dengan Joe, dan itu bisa membuat hubungannya kokoh dan berlangsung lama. Dan selama ini belum ada yang bisa menjalin hubungan lama bersama Joe, paling lama mentok cuma dua bulan. Sendi menatap kearah Gisha datar, lalu hari telunjuknya menunjuk kearah Gisha, “Lo nyakitin dia, bakal abis di tangan gue sama anak-anak,”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD