Touring 3 (Kayla)

1822 Words
Hampir 3-4 jam perjalanan akhirnya Joe, Justin dan teman-teman Justin pun sampai di salah satu hotel terkenal di daerah pelabuhan ratu itu. Bahkan bisa di bilang mereka sengaja booking hotel tersebut selama 2 hari 2 malam. Mendengarnya saja membuat Joe menggeleng, dengan pakaian serba hitam begitupun jaket kulit yang kemarin malamia beli bersama Justin gadis itu turun dari motor sebari memandang tempat sekitar. Hotel tua yang sudah di renovasi dan katanya lagi salah satu kamar hotel ini adalah kamar Nyi Roro Kidul, Joe heran kenapa sih eventnya harus di tempat penuh mitos gak masuk akal begini? Kenapa gak yang oke dikit gitu. Misal bali lah minimal. Joe melihat arloji yang melingkar di lengannya, baru pukul lima sote. Karena mereka tadi berangkat sekitar jam 10 pagi juga dan walaupun jalanan macet perjalanan ini bisa di bilang lumayan cepat. Ngomong-ngomong untuk Jazzy dan Jessica, mereka sengaja memakai mobil karena keputusan Justin sendiri. Bagaimana pun Joe tau Justin tidak ingin Jazzy kecapekan kalau dia harus ikut naik motor juga. Ya segimana di jalan tadi lumayan macet, kemungkinan mereka sampainya nanti sore, dan yang penting Jazzy tidak kecapekan. "Saya kira kamu simpenan Justin, eh pas tau kamu calon istrinya sedikit gak percaya sih. Soalnya muda banget. " Salah satu teman Justin berkata. Joe menghela nafas seraya memutar bola matanya. Tidak salah kalau mereka berfikir seperti itu karena emang umur mereka berdua jauh banget woy!!! Gila kali. Tapi tolong ya cinta kan gak mandang umur toh? Terkutuk lah kau Joe gara-gara bucin. Bahkan Ratu si cewek simpenan teman Justin pun berfikir sama seperti orang ini. "Biasanya kalau ada event-event begini dia selalu ga peranh bawa cewe sewaan apalagi simpenannya. Agak aneh sih sekarang berani terang-terangan, tetapi bagus deh kamu udah bawa perubahan untuk dia," sambungnya lagi sambil menepuk pundak Joe lalu berjalan meninggalkan Joe yang masih berdiri di depan lobby hotel. Namun sesudah itu, seseorang mengaitkan tangannya ke tangan Joe. Ia menoleh lelaki itu tersenyum lembut sambil menariknya pelan agar masuk kedalam hotel. Saat masuk, dengan pemandangan luar yang menurut Joe sedikit kuno tapi saat masuk pemandangan elegan nan cantik memanjakan matanya. Memang ya kata-kata don't judge by cover itu nyata adanya. Mereka berjalan ke resepsionis, lalu Justin menunjukan id Card keanggotan kemudian wanitu itu memberikan sebuah kunci kepada Justin. "Lantai 5 nomer 153 ya pak" jelasnya ramah, Justin mengangguk dengan wajah datar. Tangannya masih memegang Joe saat berjalan masuk tidak lupa Joe melihat kolam renang dalam ruangan di sebelah kirinya. "Gila! Kolam renang dalam ruangan dong," kagum Joe. "Dan di luar juga ada kolam renang lagi, di tambah sebelahan sama pantai," "Maksudnya?" "Kumat deh! Lihat aja deh kebetulan kamarnya juga ngadep ke pemandangan dan itu bagus," Joe memajukan bibirny kesal, kenapa sih? Salah ya kalau Joe lemot begini? Lagian kan emang Joe orangnya gak pinter-pinter banget. Gak kaya dia yang IQnya diatas rata-rata! Sewaktu Justin dan Joe menunggu pintu lift terbuka seseorang menepuk pundak Joe sehingga membuat gadis itu menoleh. Tahu siapa yang menepuknya Joe sedikit terkejut akan kehadiran mereka. "Lah lo ngapain?" Tanya Joe Nakula terkekeh sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Gue di ajak bokap buat ikut, terus ngapain lo juga disini?" Tanya Nakula heran. "Menurut lo? Ya ikut juga lah!" Jawab Joe. Lalu matanya jatuh kepada Satya yang menaik turunkan kedua alis matanya. "Bilang aja lo mau check in," goda Satya. Padahal hatinya lagi Jedag Jedug jeger gara-gara Joe datang ke acara ini juga. "Mata lo! Ngapain jauh-jauh check in kalau gue sama dia aja tinggal bareng," Ucapnya keceplosan dan itu mampu semua orang terdiam dan menatap ke arah Joe. Joe gelagapan, gadis itu salah tingkah sekarang, karena bagaimana pun Nakula dan Satya bahkan semua teman-temannya tidak tanu hal ini. Sial! “Maksud g-“ “Yaelah sok malu-malu, udah calon ini. Kalem aja sama kita Joe, kaya ke siapa aja lo,“ Jelas Nakula santai dengan senyuman ke arahnya. Kemudian Nakula dan Satya tertawa. Entah lah menggoda Joe seperti ini membuat perasaan mood mereka naik akibat badmoodnya mereka dengan perjalanan jauh tadi. "Lo juga ngapain ngintilin Nakula?" Tanya Joe yang berusaha mengalihkan pembicaraan. "Ikut lah gue! Ngapain liburan seminggu diem dirumah gak seru banget njir!" Jawab Satya. "Terus Arga Sama Gilang? Kenapa gak ikut? Biasanya kan mereka suka banget acada beginian,” "Tau deh tuh bocil, sok sibuk banget. Katanya punya acara sendiri. Gak seru asli!" Jawab Nakula kesal. Joe tertawa kecil. Justin yang sedari tadi diam hanya berdehem pelan. Selang beberapa detik tadi akhirnya pintu lift terbuka. Mereka ber -empat pun akhirnya masuk secara bergantian. Dengan posisi Nakula dan Satya berada di belakang Justin dan Joe. "Lantai 3 ya om," ujar Nakula kepada Justin yang sedang memencet tombolnya. Justin pun mengangguk. Dengan keheningan menyelimuti mereka Satya menghela nafas seraya menyenderkan tubuhnya. Matanya memandang tangan Justin dan Joe yang saling menggenggam. Satya tersenyum miring lalu menundukan kepalanya. Peka dengan kondisi mood temannya Nakula memegang pundak cowok itu, dan Satya pun mendongak. Senyuman nakula yang memberi tanda agar Satya kuat dengan keadaan, membuat ia mengangguk. Mengalah dengan keadaan lagi? Gak apa-apa Satya masih mampu kok, selagi itu bisa membuat Joe bahagia di kehidupan masa depannya. •••••••••••••••• Setelah kedatangan Jazzy dengan Jessica gadis kecil itu langsung ingin bermain di pinggir pantai. Iya setelah Joe melihat ke aula belakang pemandangannya benar-benar menakjubkan. Panggung yang sudah di siapkan, hiasan pernak pernik yang lucu dan juga kolam renang yang sudah di hiasi bunga mawar ditambah pemandangan yang menghadap ke pesisir pantai menjadi nilai plus untuk hotel. Dengan hari semakin petang, Jazzy berlari kecil kearahnya, raut wajah bahagianya terlihat membuat Joe tersenyum senang. "Gimana? Happy?" Tanya Joe saat Jazzy sudah memeluk nya, gadis itu mengangguk lalu pandangannya jatuh kepada Satya dan Nakula yang sedari tadi juga duduk di pesisir pantai sebari melihat Jazzy bermain. "Mereka siapa?" Tanya Jazzy, Joe menepuk jidatnya pelan. Ia sadar bahwa Joe belum mengenalkan demua teman-teman nya kepada Jazzy. "Mereka temen bunda," Jawab Joe. "Kok cowok sih bun? Emang Daddy gak cemburu?" Joe melotot, tidak percaya Jazzy memahami kosak kata yang ia sebut tadi. Tolong woy!!! Ini bocah 8 tahun loh cuy! "Ya ngapain coba? Lagian ya lebih enak temenan sama cowok dari pada sm cewek." "Pasti alasannya mereka rempong ya bun? Sama sih temen-temen Jazzy juga begitu. Ribet banget. Kadang gemes liatnya," jelasnya. Joe bengong benar-benar tidak paham kenapa Jazzy bisa paham dengan hal seperti ini. Nakula dan Satya sedari tadi mendengarkan tertawa. mereka juga tidak percaya Jazzy bisa setenang itu berbicara mengenai orang lain. Bener-bener bibit yang hobi gibah ni bocah. "Om namanya siapa?" Tanya Jazzy sebari mengulur kan tanganya kepada dua orang yang duduk di sebelah Joe. "Gila gue di panggil om njir! Dahal imut-imut gini," keluh Satya namun cowok itu kembali menjabat tangan mungil Jazzy. "Panggil bang Satya aja ya dek," Jazzy memicingkan kedua matanya, lalu mengangguk. Kemudian pandangan nya jatuh kepada Nakula yang tidak membalas uluran tangannya, tetapi menyentuh kepala Jazzy lembut . "Nakula, jangan panggil om oke?" Jazzy mengangguk dan tersenyum lalu menatap Joe yang juga tersenyum kepadanya. Tapi Jazzy menatap Joe heran membuat gadis itu sedikit bingung. "Bunda pake daleman doang begini apa gak bakal masuk angin?" Tanya Jazzy saat sadar bahwa Joe hanya memakai bikini dan cardigan panjang. Wajah Joe memerah menahan malu, kenapa sih anak Justin polosnya keterlalu banget!. Satya dan Nakula tertawa terbahak-bahak mendengarnya, entah kenapa pertanyaan polos yang dilontarkan Jazzy sedari tadi terkesan menggemaskan namun lucu. Bahkan mereka berdua berani taruhan kalau Gilang dan Arga disini yang ada makin di kata-kata iin. Jesicca yang sadar dengan sikap bingungnya Joe, wanita itu langsung mengajak Jazzy untuk masuk ke dalam hotel, karena kebetulan acara pun akan di mulai. Karena tempat pun sudah lumayan ramai. "Jazzy, kita ke kamar yuk! Katanya mau nonton Frozen satu sama dua?" Ajaknya. Ingat dengan tujuannya, mata Jazzy berbinar semangat, "Yuk tan!! Bun, Jazzy ke atas dulu ya, dadahh!!" Ujarnya seraya melambaikan tangannya. Joe tersenyum melambaikan tangannya juga. Saat Jazzy sudah membalikan badannya Joe menghela nafas lega. Sedangkan Nakula dan Satya langsung berdehem pelan, membuat Joe memandang mereka aneh. "Kenapa sih lo pada?" Tanya Joe heran, mereka kumat memang. "Mama muda," celetuk Nakula seraya menggoda dan menahan tawanya. Sadar dengan sebutan barunya itu membuat Joe langsung memukul keras pundak Nakula. "Ngadi -ngadi ya lo La!" Ucapnya kesal. Joe bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka berdua yang sudah tertawa puas. Asli ya, entah kenapa mendengar sebutan itu membuat Joe sedikit tidak nyaman. Ya gimana gak nyaman ? Umurnya masih 17 tahun! tapi kalau faktanya bahwa ia akan menjadi mama muda . Mau gak mau toh?!. Oh iya, Justin. Lelaki itu sedari tadi sedang sibuk berkumpul dengan teman-teman nya, maka dari itu Joe memisahkan diri. Begitupun yang lainnya yang hanya ikut untuk menikmati fasilitas di hotel. Namun karena sikap badmoodnya tadi gara-gara dua anak Dajjal, mau tidak mau ia harus menemui Justin. Saat langkahnya menginjak Aula, banyak pasang mata yang menatapnya dari atas sampai bawah. Aneh ya? Tapi kan ini tema partynya gitu kan!!! Apalagi dari tadi banyak cewek-cewek yang model pakainnya lebih parah dari Joe. Tetapi kenapa banyak orang yang lihat dirinya sampai begitu banget. Poor Joe. Saat dirinya menemukan sesosok Justin, akhirnya Joe mempercepat langkahnya. Walaupun dia membelakangi Joe, Joe bisa tau bahwa itu sesosok Justin karena bentuk punggung dan beberapa tatto disana. Tetapi saat melihat Justin sedang mengobrol dengan seorang wanita yang terlihat seperti dua puluh tiga tahun membuat perasaan tidak nyaman menghampirinya. "Justin," panggil Joe, Justin sedikit terkejut lelaki itu menoleh lalu tersenyum kepada Joe dan tangan kanannya merengkuh tubuhnya dari samping. "Hello baby girl!" Sapanya sebari mengecup pipi Joe. Joe masih memasang wajah datar, menatap Kayla yang tersenyum canggung ke arahnya. "Ini Kayla, perusahaan yang kemarin ngajuiin buat projects kerjasama dengan perusahaan punyamu," mendengar Justin mengucapkan seperti itu saja membuat Joe menahan tawanya. Tetapi Joe paham sih kenapa ia bersikap begitu, ya gimana pun ini di depan banyak orang ditambah beberapa dari temannya tahu bahwa Joe calon istri Justin. Kayla mengulurkan tangannya, dan Joe pun membalasnya. "Terimakasih untuk penerimaan project kerjasamanya," ujar Kayla kepada Joe. Joe mengangguk tersenyum. Iya kemarin Joe dan Justin sempat membahas perihal perusahaan ayahnya yang sudah menjadi hak miliknya. Dan ia pun sudah mulai paham dengan bisnis yang di naungi ayahnya itu. Jadi pelan-pelan Joe akan mengurusnya sendiri tanpa di bantu Justin. “Jadi kamu ya yang CEO mudanya,” Tanya Kayla ramah. Joe yang tidak suka berbasa basi hanya mengangguk kaku lantas mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah lain. Kayla yang mengerti dengan situasi hanya melirik Justin sekilas. Dan laki-laki itu yang sudah merasa tidak nyaman dengan suasana hanya menghela nafas panjang. Kenapa ini bisa terjadi sih? Lagi pulan pula kenapa bisa Kayla berada di hote ini? Sial! Ini akan terjadi hal buruk jika gadis itu bersikap nekat kepadanya seperti tempo lalu. Justin benar-benar tidak tahu apa yang ada di fikiran gadis itu dan rencana yang di buat oleh Kayla sekarang, yang jelas ia harus berhati-hati karena Kayla bisa melakukan hal lebih untuk merusak hubungan dirinya dengan Joe.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD