Han yang tak lagi patuh

1033 Words
“Apakah dia baru saja menghinaku sebagai wanita penghangat ranjang?” tanya Ae Ri yang baru sadar bahwa Han mengatakan dirinya adalah wanita penghangat ranjang. Ae Ri hanya bisa pasrah karena Han yang sudah pergi jauh dari kamar apartemennya. Wanita itu berjanji jika Han kembali ke apartemennya ia akan memberikan sebuah pelajaran yang tak Han dapatkan di mana pun. Baru saja Ae Ri akan membenahi meja makannya suara pintu terketuk menandakan seseorang yang hendak mencari dirinya. Dengan langkah pelan Ae Ri mengintip lubang pintu tersebut, ternyata yang mengetuk pintu adalah seorang kurir. “Ada apa ya?” tanya Ae Ri to the poin. Pria paru baya itu mengulurkan satu kotak yang lumayan besar untuk Ae Ri. “Aku disuruh mengantarkan ini untuk anda dan ini ada satu surat untuk dibaca. Mohon tanda tangani tanda terima di sini ya,” kata sang kurir sambil menyodorkan pulpen dan kertas pada Ae Ri. Setelah menandatangani tanda terima itu Ae Ri kembali menutup pintu tersebut dan membuka kota yang entah siapa pengirimnya. Mata Ae Ri berbinar ketika ia membuka kotak tersebut yang ternyata berisi sebuah gaun merah marun yang memiliki pita kecil di bagian pinggangnya. Tampak cantik sekali dan membuat siapa pun senang melihat gaun tersebut, namun mata Ae Ri terhenti di sebuah surat yang diberikan oleh kurir itu. Dibalik kekagumannya ia juga bertanya-tanya siapa yang mengirimkan gaun itu untuknya? Ae Ri tahu bahwa itu adalah gaun mahal dan pastilah ada orang yang kenal dengannya yang memberikan gaun itu secara Cuma-Cuma. ‘Pakailah gaun itu malam ini dan berdandanlah cantik karena kau akan menjadi saksi hidup sesuatu. Aku sudah menyediakan jemputan untukmu’ Surat yang berada di dalam kotak tersebut hanya berisi seperti itu tanpa nama pengirim begitu pun dengan surat undangan yang tak menyebutkan nama siapa pun juga. “Kalau ini sepertinya surat undangan pelantikan jabatan, mama pernah menjelaskan soal ini dulu,” kata Ae Ri dengan wajah bingung. Wanita itu mengingat-ingat siapa yang mengundangnya itu ke pelantikan jabatan. Namun, semakin diingat malah semakin mengerikan ternyata itu adalah undangan pelantikan jabatan Han menjadi orang nomor 1 di Nongshim. Tanpa berbasa-basi Ae ri langsung mencari nama Han yang berada di ponselnya dan menelepon orang itu dengan wajah gusar. “Hei! Apa kau yang membelikanku gaun itu? Kau memang benar-benar ingin membuatku malu? Kau pasti akan menjatuhkanku kan dan mempermalukanku karena aku adalah anak dari perusahaan CJ Cheil Dedang yang sudah bangkrut ya kan?” tanya Ae Ri yang benar-benar kesal dengan sikap Han yang ingin menang sendiri. Han terdiam mendengar ocehan Ae Ri ditelepon ia hanya bisa mendengarkan tanpa membantah. Bagaimana pun ia menjelaskan sudah pasti akan menjadi masalah bagi Ae Ri. “Pakailah atau kau akan lebih malu karena tidak memakai pakaian resmi saat memasuki kantorku! Jangan membuat dirimu sendiri malu karena kau pakai atau tidak semua orang-orangku akan menyeretmu ke kantorku jadi jangan sampai kau melanggar karena kau yang akan menanggungnya sendiri.” Setelah mengatakan itu Han langsung menutup sambungannya dan terduduk di meja kerjanya yang baru saja digantikan oleh sang ayah karena katanya meja lamanya sudah usang dimakan usia. Sebenarnya Han juga tidak tahu mengapa sang ayah memajukan kenaikan jabatannya padahal masih ada beberapa hari lagi untuk menunggu itu. Han melangkah keluar dan menemui ayahnya yang seperti biasa sedang berada di ruang tamu membaca sebuah berita di koran. “Pa, kenapa kenaikan jabatannya dipercepat padahal masih banyak waktu untuk naik jabatan tidak perlu terburu-buru,” ucap Han yang tidak mengetahui maksud ayahnya mempercepat kenaikan jabatannya itu. “Karena papa lihat bahwa kamu sudah cukup dewasa untuk memimpin perusahaan, sudah waktunya papa pensiun bersama belahan jiwa papa yang sudah lama hilang.” Ye-Jun mengatakan itu dengan sumringah sambil membayangkan betapa damai hari tuanya bersama sang anak dan cucu-cucu yang berlarian mengelilingi rumah kecil yang sudah Ye-Jun belikan untuk Kyung Mi. Mendengar hal itu sebenarnya Han senang karena sudah mendapatkan hati sang ayah, namun ia juga takut kalau orang tua satu-satunya itu malah mendapat masalah jika terus berhubungan dengan Kyung Mi. “Apakah papa tidak ingin membatalkan pernikahan itu? Kyung Mi adalah musuh perusahaan kita, kalau papa tampung kemungkinannya kita akan menjadi melarat seperti dirinya,” kata Han yang mencoba untuk membujuk Ye-Jun agar memikirkan lebih tentang hal tersebut sebelum melakukannya Ye-Jun menaiki kacamatanya dan melihat ke arah Han dengan tatapan curiga. “Jangan katakan kalau kau menyukai putri Kyung Mi sehingga kau membujukku agar tak menikahi ibunya!” seru Ye-Jun yang langsung memelototi Han. Han menghela napasnya pelan kemudian memutar mata malas. “Papa! Jangan mengalihkan topik pembicaraan, sejak lama kita merusak perusahaan Cj Cheil Dedang karena kita bersaing. Namun, kau sekarang ingin menikahinya bagaimana aku tidak khawatir?” tanya Han yang mencoba menutupi perasaannya dan terus ngotot dengan ayahnya. Ye-Jun tertawa kemudian kembali membaca korannya. "Itulah mengapa aku memberikan perusahaan Nongshim padamu agar Kyung Mi tak bisa membujukku. Semua harta dan apa pun yang aku miliki sudah aku berikan padamu, yang ada padaku hanyalah sebuah cinta yang tak akan pernah mati untuk Kyung Mi,” ucap Ye-Jun tertawa keras. Pria itu tidak bodoh karena setiap langkahnya sudah ia pikirkan jadi ia tidak akan pernah salah melangkah dan terjebak pada sesuatu hal juga. Jawaban Ye-Jun tak bisa membuat Han membantahnya karena apa pun yang dikatakan Ye-Jun memang ada benarnya. Han tak menjawab, ia langsung meninggalkan Ye-Jun sendirian di ruang tamu. Rasanya kesal juga sudah sejak lama ia menunggu saat-saat ini, namun ayahnya masih saja tidak kehabisan jawaban malah semakin menjadi-jadi membuatnya sungguh menahan emosinya. Ye-Jun melihat Han yang sudah jauh dari pandangannya. Ia tahu bahwa Han sudah menyukai Ae Ri sejak lama oleh karena itu ia akan mencuri start dari Han. “Astaga, ternyata putraku benar-benar sudah dewasa. Aku bahkan tak tahu sejak kapan ia sudah menjadi sebesar itu,” kata Ye-Jun yang langsung terbatuk-batuk dan meminum obatnya yang selalu berada disaku celana pria paruh baya itu. Sedangkan Han yang berada di kamarnya merasa gemas, bertahun-tahun ia selalu patuh. Namun, kali ini ia tidak akan menuruti keinginan ayahnya lagi. Sudah cukup lama ia berdiam diri karena ia belum memiliki kekuatan. “Aku tidak bisa membiarkan semua ini terjadi, Ae Ri pasti akan sangat membenci ibunya jika Kyung Mi menikah dengan papa. aku harus menghancurkan rencana itu,” ujar Han seraya mengepalkan tangannya sambil melihat ponselnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD