Sakit jiwa

1035 Words
“Hati-hati,” ucap Hye Mi sambil melambaikan tangannya pada Ae Ri ketika mereka sudah berpisah di depan apartemen tempat Ae Ri tinggal. Namun, ketika Hye Mi hendak berbalik ia melihat Han yang sudah berada di belakangnya seolah meminta penjelasan mengapa Ae Ri bisa berada bersama gadis itu. Hye Mi melihat Han dengan tatapan datar seolah memerintahkannya untuk tidak menghalangi jalannya saat ini karena tentu saja hal ini membuatnya kemalaman sampai di rumah sementara ia harus segera menulis sepulang dari klub malam. “Kau menemukan Ae Ri di mana?” tanya Han tanpa berbasa-basi, Hye Mi sekilas melihat ke apartemen Ae Ri kemudian mengangkat kedua bahunya pelan. “Aku menemukannya di depan restoran depan klub malam itu, sepertinya dia terlihat lapar dan aku memberikannya makanan.” Kata Hye Mi kemudian memerintahkan Han agar tidak menghalangi jalannya lagi. Han menggeser tubuhnya agar tak menghalangi jalan Hye Mi, gadis berambut panjang itu langsung melengos begitu saja. Ia tahu bahwa Han sedang mempunyai masalah dengan Ae Ri, kalau saja Hye Mi mengatakan ia melihat Ae Ri di dalam night club sudah pasti Jung Hwa yang menjadi sasaran kemarahan Han. “Ah sepertinya aku lebih cocok menjadi seorang detektif dari pada seorang penulis, aku terlalu peka akan hal-hal sekitar. Apakah tahun ini ada pendaftaran menjadi detektif?” tanya Hye Mi dengan wajah yang berpikir keras. Sementara Ae Ri bersyukur hari ini bertemu Hye Mi yang mentraktirnya dikala ia kelaparan. Namun, bagaimana pun juga ia masih bingung karena Hye Mi rela menjadi wanita seperti itu padahal untuk menjadi penulis terkadang tidak harus merasakan semuanya sendiri. “Apakah selama ini ia selalu mengikutiku dan Han?? Aku tahu pasti Hye Mi bermaksud untuk mengungkap sesuatu karena ia adalah fans garis keras Han pastilah ia bersedia menjadi antek-antek Han,” kata Ae Ri dengan penuh kecurigaan sambil menaruh tas dan menjatuhkan dirinya di sofa empuk tersebut. Banyak pertanyaan tentang Hye Mi mengapa orang sekaya gadis itu mau terjun ke dalam dunia seperti ini? Kalau memang gadis itu seorang penulis bukankah tidak seharusnya ia melakukan dan terjun sendiri? “Aku berdoa agar dia tidak menulis genre action atau psikopat yang mau tidak mau ia akan menjadi seorang psikopat untuk merasakan dan memerankan psikopat diceritanya. Kalau itu dia lakukan sudah pasti akan sangat mengerikan,” kata Ae Ri yang seketika langsung melihat sekitarnya yang terlihat kosong melompong. Ae Ri juga memeriksa kolong meja memastikan bahwa apartemennya tidak ada orang satu pun karena ia benar-benar takut kalau saja memang benar Hye Mi ingin merasakan semuanya sendiri agar pemeran di tulisannya terasa sangat nyata ia menjadi psikopat besok-besok dan memasuki apartemennya dengan mudah. “Astaga, bisa gila aku memikirkan motif dia mencemplungkan dirinya ke dunia gelap ini. Baiklah terserah dia saja, toh aku tidak dirugikan oleh sikap anehnya itu. Padahal kalau mau menulis kau hanya perlu banyak membaca dan meriset lewat internet dan pengetahuan yang ada diotak kau, tapi kenapa kau malah rela setiap hari begadang dengan pria-p****************g itu? Dasar anak aneh!” seru Ae Ri yang memaki-maki Hye Mi, lebih tepatnya memaki pikirannya sendiri yang terlalu mengerikan. Ting! Suara ponsel membuyarkan lamunan Ae Ri, gadis itu melihat ponsel tersebut yang memperlihatkan pesan dari Han yang sedikit mengejutkan. ‘Apakah kau baru saja menemui Hye Mi? Jika ya, tolong untuk berhati-hati dan jangan pernah menemuinya lagi karena ia adalah orang gangguan jiwa sudah mempunyai banyak kasus. Besok aku akan menjemputmu, sebelum aku berada di sana jangan coba-coba untuk membukakan pintu untuk siapa pun itu’ Ae Ri mengerutkan dahinya merasa bingung dengan tuduhan Han padahal yang ia lihat Hye Mie adalah orang baik bahkan hari ini ia mentraktir dirinya makan dikala ia kelaparan. Namun, yang dikatakan Han memang ada benarnya ia juga curiga mengapa Hye Mi mencemplungkan diri di dunia seperti itu padahal keluarganya kaya dan sangat berkelimpahan. Jikalau itu dilakukan hanya untuk meriset tulisan mungkin saja ia bisa membayar seseorang untuk meriset untuknya. Ae Ri memang sejak awal curiga dengan gadis itu, sedari dulu memang Ae Ri tak pernah menyukai Hye Mi karena gadis itu suka sekali menguntit dirinya dan Han. Bahkan beberapa kali kelemahan keluarga Ae Ri ia tahu dan ia jadikan bahan olok-olokan. “Astaga aku baru ingat kalau aku pernah mempunyai pengalaman yang tak semenyenangkan itu pada Hye Mie. Mengapa aku bisa melupakan itu padahal seharusnya aku lebih berhati-hati karena bisa saja ia akan berbuat jahat dan mempengaruhi Jung Hwa,” kata Ae Ri yang sedang berpikir keras. Bertahun-tahun mereka sudah berpisah, Ae Ri juga sudah melupakan masa SMA-nya karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya saat ini. Belum lagi masalahnya dengan Han yang tak kunjung selesai tentu saja ini membuat ia lengah terhadap Hye Mi yang sekarang telah menjadi masalah baru baginya. ‘Kau tak perlu mengkhawatirkanku, kalau memang Hye Mi menyakitiku karena memang dia seperti itu. Dia tak pernah berpura-pura sepertimu’ Ae Ri mengirimkan itu pada Han kemudian mematikan ponselnya dan tertidur di sofanya yang terlalu empuk sehingga ia enggan tidur di kasurnya yang kurang empuk itu. Balasan dari Ae Ri membuat Han benar-benar jengkel karena gadis itu masih saja keras kepala padahal ada hal yang bisa membahayakannya malah ia abaikan begitu saja karena masih membenci Han. Semua perkataan Han bagaikan sebuah sampah untuk Ae Ri. Han yang sudah kehilangan akal pun langsung menghubungi Jung Hwa, akhir-akhir ini hanya Jung Hwa yang bisa ia andalkan untuk membujuk Ae Ri agar bisa lebih terkendali lagi. “Halo! Jung Hwa, aku ingin kau menjaga Ae Ri dari Hye Mi salah satu anakmu itu. Jauhkan dia dari Ae Ri kau tak perlu menanyakan alasanku membicarakan ini. Diam dan lakukan jangan sampai Hye Mi tahu bahwa kau mencoba membuat Ae Ri jauh darinya! Paham?” tanya Han dengan tegas. Namun, sayang sekali tidak ada jawaban dari ponsel Jung Hwa yang Han katakan. Gadis itu tersenyum simpul mendengar suara Han yang sangat panik. “Ah rupanya itu rencanamu ya, aku benar-benar sangat beruntung karena meminjam ponsel Jung Hwa saat ini dan bisa mendengar semua rencanamu itu. Bagus dan sangat cerdas, hanya saja sepertinya kau lupa membiarkan lawan bicaramu ditelepon menjawab agar memastikan bahwa yang kau telepon adalah lawan bicara yang kau inginkan. Perbaiki dan buatlah rencana lagi ya,” kata Hye Mi kemudian mematikan ponsel tersebut dan menghapus log panggilan di ponsel Jung Hwa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD