Part 14

1624 Words

Pandangannya kosong, menatap hiasan di kedai yang sudah tutup. Reval bingung, malam ini ia tidak ingin pulang ke rumah. Namun, dia tidak tahu harus pergi ke mana. Tidak mungkin rumah Alvin, Reval sudah terlau banyak merepotkannya. Sekali lagi, embusan napas kasar keluar dari mulutnya. Hampir beberapa hari ia tidak bertemu dengan Revan, membuat suasana hatinya kian memburuk. Ia mulai berdiri, kemudian melangkah keluar mengikuti Alvin. “Ada yang mengganggu pikiran lo?” tanya Alvin. Dia melihat perubahan raut wajah temannya sejak beberapa hari. Tidak mungkin Reval baik-baik saja, pasti ada sesuatu yang membuatnya murung. Bukan Reval namanya kalau tidak menjawab baik-baik saja. Dia tidak ingin membuat orang lain merasa sedih juga. Reval menggeleng. Tidak ada omongan yang keluar dari mulu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD