“Astaga.” Aku terperanjat melihat Zayyan mendadak berdiri di depan pintu rumah. Ku elus d**a berulang kali sambil mengatur napas. “Pulang sama siapa?” tanya Zayyan menatapku cukup serius. “Sama pacar,” jawabku berterus terang. “Hmm … seorang perempuan yang sudah menikah tapi berhubungan dengan laki-laki lain dianggap selingkuh.” Zayyan memberi argumen yang cukup menohok dan pergi. “Gue sama Heru udah lama pacaran. Sedangkan sama lo nikah dadakan. Gue aja gak siap,” protesku mengikuti langkah kaki Zayyan dengan membawa barang belanjaan. “Terserah. Yang penting kita sudah halal. Diakui sama negara dan agama.” Zayyan mengedik kedua bahu, berujar cukup santai membuatku gemas saja. “Ihh, Ayan … pokoknya gue mau cerai dari lo.” Zayyan menghentikan langkah menatapku. “Nggak akan,” tegasnya