“Mbak Citra, jangan disentuh!” Zayn mendorongnya. Jantung sudah tak lagi sehat, dia harus menggigit bibir bawah untuk menormalkan kembali suhu tubuh yang mendadak tinggi. Lantas Citra sendiri juga syok sampai mengerjap beberapa kali untuk menghilangkan semua keraguannya. “Tadi—” “Kita pulang.” Buru-buru Zayn memotong ucapan Citra, tak ingin membahas. Percuma, karena tak bisa menikmati lebih jauh. Citra hanya ber’oh. Dia bangkit mengikuti Zayn dari belakang. Tangannya menggaruk tengkuk lalu memberanikan diri untuk bertanya. “Lo gak apa-apa kan?” Tak ada respons. “Sorry, gue gak bermaksud lecehin lo.” Citra menekukkan wajahnya sambil berjalan dan bruk! “Oi, hati-hati dong kalau jalan.” Dia memekik memegang jidatnya. Salah sendiri jalan menatap lantai sampai tak sadar Zayn membalikkan