Setengah mati aku berusaha mengalihkan pikiranku dari rasa itu, mengultimatum otakku bahwa ini adalah pelukan cinta kasih bukan nafsu semata. Tapi tetap saja aku merasakan bagian bawahku makin berdiri tegak dan keras menekan perut rata dan ramping milik cintaku. Aku menarik dagunya agar dia kembali tegak menatapku. “Teteh cantik sekali hari ini.” Aku berbisik lagi mengalihkan segala pikiran yang makin bergejolak, ngaco dan meesum kemana-mana. “Kan sengaja berdandan buat menyambut tamu istimewa, heheheh,” balasnya manja dan genit. Dan seumur hidupku baru kali ini aku dengar nada bicara dia yang sebegini indahnya. “Gak mau jadi tamu istimewa, tapi penggennya jadi seseorang yang istimewa di hati teteh,” ucapku menimpali pancingannya. Ya kepalang tanggung, semalam aku sudah menyatakan ci