Aku bisa menggantikannya

949 Words
Saat ada tangan yang melingkar di bahunya. Aryasetya sempat terkejut. Namun, saat menyentuh tangan yang melingkar itu terasa sangat lembut dan juga harum. Membuat Aryasetya mengira jika itu adalah tangannya Adhisti. Karena dia sering datang mengunjunginya dan selalu membuat kejutan-kejutan kecil yang menurutnya sangatlah menyenangkan. Aryasetya yang masih memejamkan matanya langsung meraih tangan itu dan mencium punggung tangan wanita yang saat ini berada dibelakangnya. "Adhis, akhirnya kamu kembali. Aku sangat merindukan kamu," ucap Aryasetya. Didalam pikirannya saat ini, jika wanita itu adalah Adhisti dan Aryasetya berharap jika wanita itu benar adalah Adhisti. Namun, semua yang dia harapkan ternyata salah. Karena wanita ibu bukanlah Adhisti. "Yang Mulia, aku bukan kakak," ucap Widuri dengan suara serak nan menggoda. Terdengar sangat lembut dan jika itu bukan Aryasetya. Mungkin pria itu akan jatuh ke dalam pesonanya. Tapi, karena itu adalah Aryasetya. Dia tidak terpengaruh sama sekali. Dia pun langsung menghempaskan tangan yang sempat dia cium, lalu dia pun membalikkan tubuhnya dan melihat jika wanita yang memeluknya adalah Widuri. Dia memakai pakaian yang sangat terbuka sehingga banyak bagian dari tubuhnya pun terlihat sangat jelas. Dia sengaja datang ke tempat itu. Karena dia memang sengaja untuk menggoda Arysetya dan mencoba untuk mendapatkan hatinya. Namun, semua usahanya ternyata sia-sia. Karena Aryasetya malah menatapnya dengan tatapan penuh amarah dan dia langsung berteriak memanggil pelayannya. "Pelayan! Ambilkan pakaian untuk selir pertama!" Teriak Aryasetya dan dia kembali menatap tajam kearah Widuri dan berkata dengan suara dingin, "Kenapa kamu masuk ke tempat pribadi saya? Bukankah saya pernah mengatakan. Tanpa seizin saya, tidak ada yang boleh masuk dan saya tidak pernah menyuruh kamu untuk datang kemari!" Ucap Aryasetya. Suaranya sangat menakutkan sehingga seluruh tubuh Widuri menggigil ketakutan. "A … aku! Aku hanya ingin menghibur anda Yang Mulia. Aku … aku, aku tahu. Semenjak kepergian kakak, anda terlihat selalu murung dan tidak bersemangat. Jadi, aku datang kemari hanya untuk menghibur anda Yang Mulia," ucap Widuri dengan memasang wajah sedih dan seperti wanita manis yang meminta untuk dilindungi. Aryasetya menaikkan alisnya dan dia langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak mau melihat wajah Widuri yang membuatnya merasa jijik. "Pergi kamu dari sini! Dan jangan sekali pun kamu masuk ke tempat ini lagi!" Ucap Aryasetya dengan suara tanpa ada perasaan sama sekali. Mendengar itu semua, Widuri tidak mau menyerah. Dia masih saja bersikeras untuk bisa mendapatkan Aryasetya, apapun caranya. Dia pun menjatuhkan diri ke dalam kolam pemandian yang dipenuhi bunga-bunga dan tanpa memiliki rasa malu sedikitpun. Widuri pun langsung memeluk Aryasetya dengan eratnya. "Yang Mulia, aku sangat mencintai anda. Sejak dahulu, aku selalu mencintai anda. Aku mohon, berikan aku satu kesempatan untuk bisa menjadi milikmu Yang Mulia," ucap Widuri. Dia terus memeluk Aryasetya dan menggesekkan kulitnya ke kulit tubuh Arysetya yang kini, sedang tidak memakai apapun. Bukannya malah tergoda atau timbul rasa ingin bercinta dengannya. Tapi Aryasetya semakin marah dan dia pun langsung mendorong tubuh Widuri yang hampir saja kehilangan keseimbangan. Namun, Widuri bisa berdiri kembali. "Kamu! Arrghh … Pergi kamu dari sini!" Teriak Aryasetya, dia pun naik dari atas kolam itu dan memakai pakaian yang kering dan meninggalkan Widuri yang masih berada didalam kolam sambil menangis. Sebelum pergi, Aryasetya pun melihat kearahnya dan berkata, "Karena kamu sudah bersikap lancang terhadap saya. Kamu akan mendapatkan hukuman dari saya! Kamu dihukum untuk dilarang keluar dari kediaman dan salin kitab sebanyak seratus kali," ucap Aryasetya dengan nada penuh amarah. Setelah itu, dia pun lergi meninggalkan tempat itu dengan suasana hati yang jauh lebih buruk dari sebelumnya. "Sialan! Kenapa dia datang tanpa seizin ku!" Umpat Aryasetya dan dia pun berjalan menuju kamarnya kembali. Dia merasa sangat kesal, karena ada wanita lain yang berani menyentuh area pribadinya bahkan wanita itu dengan tidak tahu malunya ingin menggantikan Adhisti. Mengingat itu semua, Aryasetya semakin marah dan kesal, karena baginya Adhisti tidak tergantikan sama sekali. "Wanita kurang ajar. Berani-beraninya dia mengatakan hal semacam itu! Apakah dia sudah bosan hidup didalam Istana ini!" Umpat Aryasetya. Dia benar-benar sangat marah dan jika saat tadi, dia tidak memiliki nurani. Mungkin, Widuri akan mati di tangannya. Untung saja, dia masih memiliki sedikit perasaan karena jika dia lepas kendali. Akan membuatnya juga dalam zona berbahaya. Setelah berjalan cukup.lama, Aryasetya pun sampai di kamarnya. Kamar yang selama ini selalu ada dia dan juga Adhisti. Malam ini, dia tidur sendiri lagi dan melihat jika kamar itu kosong tanpa ada kehadiran wanita yang paling dia cintai. Aryasetya pun duduk disisi tempat tidur dan dia menyentuh bantal dan juga selimut yang sering digunakan oleh Adhisti. "Adhis, aku sangat merindukan kamu. Aku … aku, aku tidak bisa jika aku harus seperti ini. Jika aku terus seperti ini. Lebih baik aku mati saja, daripada harus berpisah dengan kamu," ucap Aryasetya. Dia pun memeluk bantal yang sering dipakai Adhisti dan Aryasetya pun membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur Dalama keadaan rambut yang masih basah. Dia tidak peduli dengan keadaan tubuhnya saat ini. Karena dalam pikirannya Aryasetya hanya ada Adhisti dan hanya ada dia didalam hati dan juga pikirannya. Malam pun semakin larut. Bahkan makan malam pun Aryasetya menolaknya dan dia hanya ingin mengurung dirinya didalam kamar dan terus memeluk semua barang-barang yang sering dipakai oleh adhisti.arena bagi Aryasetya, bisa memeluk barang-barang itu. Bisa mengurangi rasa rindunya kepada Adhisti. "Adhis sayang, besok aku akan datang untuk menjemput kamu. Kamu tunggu aku ya! Aku pasti datang untuk kamu," ucap Aryasetya dan dia pun tersenyum sendiri. Dia merasa sudah tidak sabar lagi, ingin secepatnya datang Ari esok dan dia bisa bertemu dengan Adhisti. Membayangkan itu semua, membuat Aryasetya pun terus tersenyum tiada henti dan tanpa dia sadari, dia pun akhirnya menutup matanya dan terlelap didalam gelapnya malam. Aryasetya berharap jika saat dia membuka matanya nanti, dia bisa melihat wanita yang paling dia cintai berada disampingnya dan memeluknya dengan erat tanpa melepaskannya lagi. -bersambung- dhini_218 only on: Dreame n Innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD