Di tempat pemandian khusus Raja.
Widuri masih berada didalam kolam dan dia menangis karena sangat kesal.
Ya! Dia sangat kesal, karena untuk kesekian kalinya dia ditolak oleh Aryasetya. Bahkan penolakan kali ini, jauh lebih kejam dari sebelumnya. Karena dia mendapatkan hukuman yang menurutnya cukup berat.
"Hiks … hiks … hiks …, Aryasetya! Kamu jahat! Kamu sangat jahat!" Teriak Widuri dan dia mengeluarkan sifat aslinya. Sifat yang sebenarnya yang ada didalam dirinya. Yaitu, tukang pemarah dan juga sangat manja serta tidak pernah bersikap baik kepada para pelayan. Dia berbanding terbalik dengan Adhisti.
"Aryasetya! Mau sampai kapan kamu terus menolak aku seperti ini! Arrghhh … wanita itu sudah tidak ada, tapi kamu masih saja tidak bisa menerima aku. Kenapa?! Kenapa kamu seperti itu padaku Arysetya, kenapa?!" Teriak Widuri dan dia seperti orang gila yang terus memukul-mukul air hingga air itu menciptakan cipratan yang cukup besar dan air itu pun jatuh ke wajahnya sendiri.
"Arrghhh … sialan! Kenapa hidupku seperti ini, kenapa?! Aku sudah bersusah payah menyingkirkan w************n itu. Tapi kenapa?! Kenapa aku tidak bisa menggantikan dia didalam hatinya, kenapa?!" Ucap Widuri dan dia terus memukul-mukul air hingga dirinya pun merasa sangat lelah dan juga merasa sangat kedinginan.
Pelayan pribadinya pun datang Menghampirinya sambil membawa kain tebal untuk menutupi tubuhnya.
"Yang Mulia, lebih baik anda keluar dari dari dalam sini. Airnya sudah dingin. Nanti anda bisa sakit dan Yang Mulia Raja, pasti akan mengkhawatirkan anda," ucap pelayan itu. Dia berusaha untuk membujuk Widuri.
Widuri pun menatap pelayannya dengan wajah yang penuh dengan air mata.
Dia pun tertawa lalu bertanya kepadanya, "Mengkhawatirkan aku? Dia akan mengkhawatirkan aku? Hahahaha … hanya mengkhawatirkan saja tapi dia tidak bisa mencintai aku. Apakah aku membutuhkan rasa khawatirnya dia? Tidak! Aku tidak membutuhkan itu. Yang aku butuhkan dari dia adalah … hatinya. Ya! Aku menginginkan hatinya dan juga dirinya!" Ucap Widuri dan dia pun kembali menitikkan air matanya. Hatinya benar-benar merasa sangat sakit. Karena penolakan Aryasetya yang begitu menyakitkan.
Namun, dari itu semua. Bukan rasa ingin menyerah yang timbul didalam hati Widuri. Tapi dia malah semakin ingin mendapatkan hatinya Aryasetya.
Tiba-tiba, dia pun tertawa lagi dan langsung keluar dari dalam kolam itu. Lalu memakai kain yang dibawa oleh pelayanannya.
Melihat majikannya tertawa dan terlihat jika dia sudah tidak bersedih lagi. Pelayan pribadinya Widuri merasa sangat aneh. Dia ingin bertanya, tapi di tidak berani mengatakannya.
Alhasil, dia hanya bisa menyimpannya didalam hatinya.
"Ada apa dengan Yang Mulia Selir pertama? Apakah dia sudah mulai menjadi orang gila. Karena sudah mendapatkan penolakan dari Yang Mulia Raja?" Gumam pelayan itu, dia hanya berani bicara didalam hatinya dan dia tidak berani mengatakannya secara langsung kepada Widuri.
Setelah selesai tertawa, Widuri pun memakai kain itu dan berjalan menuju pintu keluar didampingi oleh pelayannya itu.
"Aku tidak akan pernah menyerah. Apapun yang terjadi dan selagi aku masih hidup. Aryasetya harus menjadi milikku. Hahahaha … apalagi si wanota murahan itu sudah tidak ada. Jadi akan banyak waktu untukku agar bisa menarik perhatiannya dan juga, aku sangat yakin. Jika Aryasetya pasti akan bisa mencintaiku dan aku yang akan menjadi Permaisuri dari kerajaan ini," ucap Widuri dan dia pun kembali tertawa ketika semua yang dia bayangkan akan menjadi kenyataan untuknya.
Tapi, mengingat tentang rencananya yang gagal dan malah mendapatkan hukuman. Membuatnya kembali merasa kesal.
"Sialan! Aku harus menerima hukuman itu dan Aryasetya. Kamu memang sangat kejam!" Umpat Widuri dan dia pun kembali merasa kesal.
Pelayannya yang ada dibelakangnya, hanya bisa mendesah pelan karena melihat tingkah laku majikannya yang dia sebut sangatlah aneh.
Setelah pergi dari kamar mandi pribadi khusus Raja. Widuri pun berjalan menuju kediamannya dalam keadaan masih basah kuyup.
Namun, tanpa sengaja. Dia bertemu dengan Ishana yang tidak lain adalah selir kedua dari Aryasetya.
Dia pun tertawa melihat keadaan Widuri yang menurutnya sangat menyedihkan.
"Ckckck … kak Widuri, ada apa dengan kamu? Apakah kamu gagal lagi merayu Yang Mulia?" Ucap Ishana sambil menutup mulutnya.
Dia sudah tahu akan semuanya. Karena diam-diam dia juga mengamati gerak gerik dari Widuri.
Walaupun dia tidak tertarik kepada Aryasetya. Namun, dia juga harus mengamankan posisinya didalam Istana itu.
Dia hanya seorang selir dan pada suatu hari nanti, pasti dia juga akan diganggu dan bisa dibuang dengan mudahnya.
Bahkan sekelas Adhisti yang seorang Permaisuri kesayangan Aryasetya saja, bisa kalah oleh sebuah trik licik dari Widuri dan juga dengan dukungan Ibu Suri. Membuat posisi Widuri cukup kuat didalam Istana itu.
Melihat Ishana menertawakannya.
Widuri pun langsung merasa sangat kesal.
"Kenapa kamu menertawakan aku? Apakah kamu sudah bosan hidup tenang didalam istana ini, hah!" Teriak Widuri dengan nada sombong dan dia pun menaruh kedua tangannya di pinggang serta dengan tatapan sombongnya dia pun kembali berteriak didepan Ishana, "Kamu jangan sekali-kali lagi mengejek aku seperti itu. Apakah kamu ingin, jika nasib kamu sama dengan si w************n itu. Hahahaha … dibuang oleh Yang Mulia dan dia, diabaikan oleh Yang Mulia seperti itu. Lalu aku, akulah yang bisa menggantikan dia dan hanya akulah satu-satunya yang pantas mendapatkan gelar Permaisuri bukanlah dia!" Ucap Widuri dengan sombongnya. Dia terus tertawa dengan penuh kebanggaan dan juga penuh percaya diri.
Melihat itu semua, Ishana hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali dan dia hanya menganggap jika Widuri seperti lelucon baginya.
Tapi, dia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Karena setelah Adhisti pergi, Widuri adalah kandidat paling kuat untuk menggantikan posisi Permaisuri saat ini.
Karena Ishana tidak mau terlibat dengan hal semacam itu dan dia juga berusaha untuk tidak terlalu terlihat. Karena dia, dia tidak mau menjadi selir kerajaan dan merindukan kekasihnya yang hanyalah seorang kepala prajurit di Istana itu.
Namun, karena kasta dan juga tidak ada persetujuan dari kedua orang tuanya. Ishana harus melupakan kisah cintanya dan menerima takdirnya untuk menjadi selir dari Raja yang kini telah menjadi suaminya.
Ishana pun mendesah pelan dan dia pun melihat kearah Widuri yang masih berkacak pinggang dan mengangkat kepalanya dengan tatapan yang penuh dengan kesombongan itu.
"Baiklah kak Widuri. Aku tidak bisa mengatakan apapun lagi. Aku doakan semoga mimpi kakak bisa menjadi kenyataan. Hehehe … aku pamit dulu. Salam hormat untuk Kakak Selir pertama," ucap Ishana. Di pun membungkukkan badannya dan memberi hormat kepada Widuri. lalu setelah itu, dia pun pergi meninggalkan. Widuri yang tertawa sambil menatap kepergian Ishana dengan tatapan penuh penghinaan.
"Ckckck … Dasar wanita lemah. Kalau kamu tidak memiliki apapun. Jangan merasa jika kamu bisa menentang aku!" Ucap Widuri. Dia masih tertawa dan setelah itu, dia pun melanjutkan perjalanannya menuju kediamannya dengan suasana hati yang jauh lebih daripada sebelumnya. Karena dia bisa mengejek Ishana dan dia bisa menyombongkan dirinya didepan Ishana.
Setelah berjalan cukup lama, Widuri pun sampai di kediamannya. Dia pun masuk dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang baru serta pelayannya membantunya untuk mengeringkan rambutnya.
Setelah itu, dia pun pergi untuk makan malam. Namun, dia tidak menemukan Arysetya dan hanya ada adik tirinya yang bernama Attarwa beserta beberapa selir kesayangannya.
Ibu suri serta Ishana pun tidak ada disana. Sehingga membuat Widuri merasa sangat kesal melihat itu semua.
Kebetulan juga. Jari ini, adalah hari pertama Attarwa tinggal didalam istana. Karena sebelumnya, dia dihukum oleh ayahnya untuk tinggal diluar Istana. Karena dia hanya tahu Bersenang-senang dan memiliki banyak selir. Sehingga Raja yang terdahulu sangat membencinya.
Jadi, Attarwa belum sempat melihat Adhisti dan juga kedu selir kakaknya itu.
Ketika dia melihat Widuri. Attarwa hanya bisa tertawa karena dia sudah mengenalnya dan juga, Widuri memang adalah sepupunya.
Attarwa lebih merasa penasaran dengan Adhisti. Wanita yang sangat dicintai kakak tirinya itu.
Diam-diam, dia memiliki sebuah misi didalam hatinya. Misi ingin melihat kakak iparnya yang konon katanya sangatlah cantik dan kecantikannya juga, sudah membuat kakak tirinya itu sangat tergila-gila.
Namun, hari ini. Dia tidak melihatnya dan rasa kecewa pun menyelimuti hatinya karena, Attarwa belum mengetahui. Jika Adhisti sudah pergi meninggalkan istana sejak dua hari yang lalu.
Setelah makan malam selesai.
Attarwa kembali ke kediaman yang sudah lama dia tinggalkan. Bersama tiga selirnya yang berada disampingnya. Attarwa pun tertawa senang dan menghabiskan malam indahnya bersama salah satu dari tiga selir yang dia bawa untuk masuk ke dalam Istana itu.
Namun, kedatangan Attarwa belum diketahui oleh Aryasetya karena Aryasetya masih dalam keadaan tidak baik dan semua isi pikirannya dipenuhi oleh Adhisti.
Sehingga, dia tidak menyadari. Jika bahaya sudah mulai mengancam dirinya. Karena kehadiran Attarwa di dalam Istana. Akan menimbulkan masalah baru untuk Aryasetya di masa depan nanti.
-bersambung-
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel