AX-9 [Orion]

1001 Words
Pengumuman resmi 1000 calon murid Starlight School baru saja diberitahukan. Puluhan ribu dari mereka memasang muka masam dan tidak ikhlas ketika mendapati bahwa mereka tidak lolos ujian penetapan. Lain halnya dengan 1000 orang yang terpilih, tentunya mereka senang tetapi sebagian dari mereka hanya memasang wajah datar seakan sudah mengetahui sedari awal mereka akan lulus.   “Baiklah, untuk 1000 calon murid Starlight School yang terpilih silakan untuk memisahkan diri dan mengikuti staff yang sudah kami tunjuk untuk membawa kalian ke Pentdorm. Sedangkan bagi kalian yang gagal silakan menikmati wisata gratis di pulau Starlight School selama seharian penuh.”   Rei memisahkan diri diantara keramaian dan mendekati para staff yang ditunjuk oleh Wakil Kepala Sekolah sewaktu mengumumkan tadi. Rei banyak melihat wajah tidak asing yang berjalan searah dengannya, mereka merupakan para anak yang memang sudah ditempah oleh orang tuanya dengan sempurna, tidak heran Rei mengetahui banyak dari mereka karena 1000 calon murid yang lulus ujian penentuan tersebut kebanyakan dari mereka sudah sering menerima penghargaan dunia.   Tahun ini termasuk tahun terbaik, karena menurut data nilai tertinggi saat ujian penentuan selama Starlight School berdiri dipecahkan oleh calon murid tahun ini. Sekitar 25 orang yang mendapati nilai 1000 sempurna, sekitar 750 orang mendapati nilai diatas 500 dan sisanya memiliki nilai diatas 100. Rekor nilai tertinggi dipecahkan oleh Xander Beliard Maxten, ia dapat mencapai nilai maksimal 1000 hanya dalam waktu 92 menit. Dan nilai terendah pada tahun ini yaitu 285.   Dari melihat seberapa cepat mereka mencapai nilai sempurna dan nilai terendah, pihak dari Starlight School secara langsung mengklaim bahwa mereka merupakan angkatan terbaik dan pastinya dapat membanggakan Starlight School untuk kedepannya.   Mereka semua dipandu untuk menuju ke Pentdorm, yaitu nama dari tempat yang akan mereka tinggali selama 3 tahun ke depan. Pentdorm sendiri tidak seperti asrama sekolah pada umumnya yang menyatu dalam satu bangunan seperti apartemen. Pentdorm sendiri lebih mirip seperti kawasan perumahan elite yang mewahnya tidak tanggung-tanggung.   Para calon murid tersebut menaiki sebuah 4 bus besar yang masing-masing bus bisa memuat kurang lebih 250 orang per masing-masing bus. 4 bus tersebut akan mengantar mereka ke tempat Pentdorm yang berbeda, Pentdorm sendiri terbagi dalam 4 jenis tipe. Tipe tersebut sengaja dibedakan untuk membuat tempat tinggal mereka lebih nyaman, jadi setiap tipe yang ada sudah dirancang sebagai penyesuaian kepribadian mereka masing-masing sehingga nantinya mereka akan lebih mudah menemukan orang yang sefrekuensi di Pentdorm.   Bus tersebut melaju dengan kecepatan konstan dan stabil, saat memasuki gerbang di kota Starlight, semua dari mereka terkagum-kagum saat melihat arsitektur kota Starlight yang sangat indah, arsitektur kuno kerajaan yang dicampurkan dengan arsitektur modern membuat semuanya terlihat sangat indah. Tidak hanya itu, mereka juga takjub akan kecanggihan teknologi yang berada di pulau tersebut dan gaya hidup dari penghuni yang berada di sana, tidak heran mengapa banyak yang ingin sekali memasuki Starlight School untuk menempuh studi lebih lanjut.   Setelah sekitar lima belas menit mereka berada di bus, kini mereka sudah memasuki wilayah Pentdorm dengan 4 cabang pintu masuk utama yang berbeda. Rei sendiri dibawa ke Pentdorm yang bertuliskan Feuer di gerbang utamanya dan memiliki arti api. Rei sedkit penasaran dengan sistem pembagian yang diterapkan Starlight School.   Tidak lama, mereka dapat melihat sebuah perumahan elite dengan arsitektur modern. Beberapa detik berikutnya bus berhenti dan mereka semua turun dengan tertib. Sebuah notifikasi terdengar masuk secara bersamaan, di notifikasi tersebut tertera nomor Pentdorm yang akan mereka tinggali yaitu dimulai dari nomor 1001 hingga 2000.   Rei sendiri mendapati notifikasi ia tinggal di Pentdorm bernomor 1111 Feuer. Mereka masing-masing bubar setelah mendapati notifikasi tersebut dan tidak lupa saling berpamitan terlebih dahulu. Masing-masing Pentdorm sendiri sangat besar jika harus ditinggali oleh satu orang. Rei berjalan ke arah barat, masing-masing dari nomor Pentdorm dapat terlihat pada pintu gerbang luarnya. Berjalan sekitar semenit Rei sudah menemukan tempat yang ia cari dengan nomor 1111 Feuer. Ia menempelkan tangannya pada pintu gerbang dan otomatis pintu gerbang tersebut terbuka dengan sendirinya, menampilkan sebuah rumah dengan halaman yang sangat luas. Rei memasuki halaman rumah tersebut dan berkeliling sebentar melihat halaman yang berada di depan Pentdormnya.   Setelah puas ia menjelajah halaman tersebut, Rei memutuskan untuk melihat isi Pentdormnya, saat diambang pintu sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.   “Semua calon murid yang terpilih segera pergi menuju halaman utama sekolah untuk upacara pembukaan dan pakai atribut yang telah disediakan di masing-masing Pentdorm kalian, waktu yang diberikan 30 menit”   Hal itu membuat Rei gelagapan dan kaget, bagaimana bisa hal semendadak ini tiba-tiba saja muncul? Sungguh tidak habis pikir, Rei segera membuka kunci Pentdorm dengan memindai wajahnya, setelahnya ia masuk dengan orang yang terlihat sangat kebingungan. Rei tanpa pikir panjang segera menuju lantai atas dan ia mendapati kamar utama yang berada di ujung ruangan. Rei segera berjalan dengan cepat ke arah sana dan membukanya, ia melihat kamar yang sangat rapi dan berkelas, tempat tidur yang empuk tersebut membuat Rei ingin memejamkan matanya sekarang juga.   “Ck, sungguh menyebalkan,” decak Rei dengan menatap malas pada lemari besar yang ada di pojok ruangan.   Rei membuka pintu lemari tersebut dan langsung mendapati hanya satu atribut saja, dan dengan segera ia memakainya tanpa berpikir. Mereka masih calon murid jadi setidaknya harus menurut saja terlebih dahulu supaya selamat sampai akhir di Starlight School. Setelah siap Rei segera pergi ke luar dengan membawa tas sandang yang juga sudah di sediakan oleh sekolah. Rei berlari dengan cepat hingga menuju bus yang ada, tetapi sayangnya bus tersebut sudah melaju pergi. Rei terlihat melemaskan bahunya dan terduduk pada kursi halte bus.   Sebuah klakson mobil secara tiba-tiba terdengar oleh Rei, ia menoleh ke asal suara tersebut dan mendapati sebuah mobil merah dengan seorang yang memandanginya dari dalam.   “Masuk cepat sebelum lo ketinggalan, anak baru kan?” tanya cewek yang berada di dalam mobil tersebut. Rei hanya mengangguk sebagai jawaban.   “Yaudah buru masuk cepat, Cuma lo kayaknya yang tertinggal tuh.”   Rei berdiri dan berjalan mengelilingi masuk ke sebelah mobil tersebut, setelah di dalam cewek dengan paras cantik dan blasteran tersebut tersenyum padanya.   “Nama gue Clara, lo siapa?” tanya Clara. Setelah memperkenalkan diri Clara segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi yang membuat Rei sedikit tersentak kaget.   “Gue Rei."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD