31.

1598 Words

Setitik air mata mulai mengembang di pelupuk mata Sia. Kejadian ini seperti yang terjadi di sekolahnya dulu di saat pihak Sekolah mengikat tubuh Aska di tiang basket. Dan saat ini Sia kembali melihat dan mengantar sendiri kepergian Aska di rumah sakit jiwa. Di saat dirinya sudah memiliki kenangan kecil bersama pria itu. Hati Sia benar-benar tidak tega melihat Aska yang beberapa hari ini menemaninya kini diperlakukan seperti itu. Mereka mulai membawa Aska pergi dengan mendorong brankar Aska menjauhi Sia. Gadis itu bisa melihat betapa paniknya Aska ketika mereka mulai membawanya pergi menjauh darinya. Kedua tangan Aska terlihat mengepal dan menunjukkan urat-urat nadi di sekujur tangan dan lehernya. Bahkan wajah pria itu sudah berwarna merah menahan emosinya. "Gak, jangan bawa Aska pergi! As

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD