Dunia aneh

1390 Words
Dunia aneh Di tempat lain. Surabaya, Indonesia. Di sebuah ruangan mewah yang di pintunya bertuliskan 'ruang presiden direktur' Seorang pria tampan sedang duduk tenang dengan setumpuk dokumen di atas meja ya dan tangannya kini, sedang memegang berkas penting yang dia baca dengan sangat teliti. Tapi, tiba-tiba saja. "Aduh! Ada apa ini?" Keluhnya sambil memegang dadanya yang tiba-tiba merasa sangat sakit dan hatinya terasa sangat sedih tanpa sebab yang tidak jelas sama sekali. "hhmm … sakit sekali!" Ucapnya yang semakin terasa sakit dan dia bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini. Karena dirinya juga, tidak tahu akar dari masalah dan asalnya dari rasa sakit itu. Sehingga, pria itu semakin bingung sendiri. "Ada apa ini? Aku merasa seperti sedang merasakan sesuatu yang tidak wajar dan aku … Aku kenapa bisa merasa sangat sedih sekali?" Ucapnya sambil meremas keras dadanya yang semakin sesak dan air mata tidak terasa, jatuh membasahi wajahnya saat ini. "Aku! Aku menangis! Kenapa bisa aku menangis?" Ucapnya sambil menyentuh pipinya yang basah oleh air mata dan tiba-tiba saja. Dia merasakan seperti, ada sebuah firasat buruk terhadap orang yang paling dekat dan juga dia sayangi. "Eh! Kenapa hatiku merasa tidak tenang dan mengapa aku merasa jika ada sesuatu hal yang buruk terjadi dengan orang yang dekat denganku? Mungkin itu … Mama?" Ucapnya yang langsung panik saat itu juga. "Mama! Hanya mama satu-satunya orang yang sangat dekat denganku dan hanya mama … Satu-satunya yang paling berharga yang aku miliki. Jadi mungkinkah itu …." Pria itu pun segera duduk dengan tegak dan secepatnya dia mencari ponsel yang dia taruh di atas meja kerja yang ada, berada tepat di depannya saat ini. "Ponsel! Di mana ponselku!" Ucapnya dengan sangat panik dan pikiran kalut sudah membuat dirinya panik seperti orang, yang hilang akal sehatnya. "Sial! Di mana ponselku? Tadi aku taruh di atas meja! Kenapa bisa dia tidak …." Belum selesai pria itu bicara. Tiba-tiba saja. Dia merasakan kepalanya sangat sakit dan pandangan di depannya mulai terlihat tidak jelas bayangannya. "Aduh! Kenapa kepalaku sakit sekali! Ini … Ah! Ini kenapa denganku? Ada apa dengan …." Belum selesai dia bicara, dia pun hilang kesadaran dirinya dan kepalanya pun jatuh di atas meja di depannya itu. Sehingga, saat itu pula. Dia pun mulai masuk ke dalam alam bawah sadar nya yang baru kali ini, dia juga melihatnya. Saat ini. Pria itu bangun di sebuah tempat yang terasa asing baginya, tempat yang begitu indah dan semuanya terlihat sangat menyenangkan baginya. Membuat pria itu tersenyum sendiri dan ikut terbawa suasana, karena tempat itu sungguh membuat suasana hatinya merasa sangat bahagia. "Ini! Tempat apa ini? Mengapa tempat ini terlihat sangat indah!" Ucapnya sambil berjalan menyusuri jalan setapak dengan pemandangan yang luar biasa sangat indah, begitu memanjakan mata setiap tempat yang dia lewati. "Sangat indah! Mengapa bisa aku melihat tempat seindah ini? Ini benar-benar seperti aku masuk ke dalam sebuah lukisan yang pernah aku lihat," ucapnya yang tidak berhenti berjalan sambil tersenyum, menikmati setiap pemandangan yang dia lihat saat ini. Namun, tiba-tiba saja. Saat pria itu terbuai dengan keindahan yang dia nikmati saat ini. Tiba-tiba saja.. Dia mendengar suara seorang pria yang memanggil namanya. "Hansen! Hansen!" Panggilnya, membuat pria yang bernama Hansen pun menghentikan langkahnya dan dia pun mulai mencari asal dari si pemilik suara itu. "Siapa itu?" Ucapnya sambil melihat ke sekelilingnya. Suara itu pun kembali memanggil namanya. "Hansen! Hansen!" Panggilnya dan kali ini suara itu terdengar sangat jelas di telinga Hansen. "Ini! Suara ini mengapa mirip sekali dengan suaraku? Apakah mungkin ini … Aku hanya berhalusinasi saja?" Ucap Hansen yang kemudian mengusap kasar wajahnya, untuk menyadarkan dirinya. "Tidak! Itu pasti hanya halusinasi dan tempat ini juga pasti hanya halusinasi aku saja! Ya, ini pasti halusinasi saja dan aku harus secepatnya pergi meninggalkan tempat ini," ucap Hansen yang langsung berjalan secepatnya, karena dia ingin pergi meninggalkan tempat yang menurutnya sangat aneh. Sehingga, Hansen pun berlari dan terus berlari ke arah depan dan dia tidak mau menoleh ke arah belakang. Hingga, tidak lama kemudian. Saat Hansen sampai di sebuah jembatan melengkung dan di bawahnya ada sebuah sungai yang jernih dan indah. Tanpa sengaja, Hansen telah melihat sosok seorang pria memakai pakaian serba putih sedang berdiri di tengah jembatan berbentuk setengah lingkaran itu, dengan posisi membelakangi dirinya dan hanya punggung tegapnya saja, yang saat ini Hansen lihat. Seketika, Hansen pun berdiri dan terus menatap punggung pria yang ada di depannya itu.. "Kamu siapa?" Tanya Hansen yang merasa sangat aneh dengan pria yang ada di depannya. Namun, pria itu masih diam dan enggan membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arahnya. Sehingga, timbul rasa penasaran dari dalam hati Hansen. "Dia diam saja? Kenapa dia diam saja dan tidak mau menjawab pertanyaan aku?" Gumam Hansen yang merasa bingung sendiri. "Apakah aku harus mendekati dia atau …." Belum selesai Hansen bicara, tiba-tiba saja. Hatinya terus mendorong agar dirinya mendekati pria itu dan seperti ada magnet kuat yang menarik dirinya, agar mau bertemu dengan pria yang ada di depannya itu. "Eh! Ini ada apa? Kenapa hatiku ingin mendekati dia? Siapa dia? Kenapa aku bisa …." Belum Hansen selesai dengan segala pikiran yang dipenuhi dengan rasa penasaran. Hansen terkejut dengan kakinya yang berjalan sendiri ke arah pria itu dan membuat Hansen semakin terkejut. "Ini! Ada apa ini? Kenapa kaki aku bisa jalan sendiri?" Ucap Hansen yang mulai ketakutan, karena dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. "Hei! Ini kenapa? Mengapa bisa … Mengapa kakiku bisa berjalan sendiri?!" Teriak Hansen yang mulai bingung, karena dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. "Hei! Ini ada apa? Kaki … Kakiku kenapa kakiku bisa seperti ini? Dan kamu … Kamu siapa sebenarnya? Mengapa bisa aku ada di sini bersama kamu?" Teriak Hansen yang semakin keras menolak tapi dirinya tidak berdaya, karena tubuhnya tidak bisa dia kendalikan. Sehingga, pada akhirnya Hansen pun kalah dan tubuhnya tetap bergerak mendekati pria yang ada di depannya itu. "Sial! Ada apa ini? Kenapa bisa aku berada di tempat aneh semacam ini?" Gerutu Hansen yang terus mengeluh, karena dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang sedang dia alami saat ini. Hingga. Tidak lama kemudian. Akhirnya tubuhnya pun berhenti bergerak dan kakinya juga berhenti berjalan tepat di belakang punggung pria yang memakai pakaian serba putih itu. Hansen pun menghela napas lega dan dia pun menarik napas panjang, untuk menenangkan hatinya yang sangat kacau itu. "Hah! Akhirnya berhenti juga!" Ucap Hansen sambil mengusap lembut dadanya, sambil mengatur napasnya yang terasa berat itu. "Hhhmmm … Sungguh kejadian yang sangat aneh dan … Siapa kamu sebenarnya? Mengapa kamu memiliki ilmu sihir semacam itu dan kenapa bisa aku ada di sini?" Tanya Hansen kepada pria yang ada di depannya itu. Pria itu hanya tersenyum dan dia masih membelakangi Hansen. Membuat Hansen semakin kesal dibuatnya. "Hei! Apakah kamu tuli? Aku sedang bertanya padamu. Tapi kenapa kamu tidak menjawab sama sekali?" Ucap Hansen yang terus menatap pria itu dengan tatapan penasaran. "Kamu siapa? Kenapa bisa kamu ada di sini dan ini tempat apa? Tolong berita aku?" Tanya Hansen yang sudah tidak bisa menahan dirinya yang dipenuhi oleh rasa penasaran. Pria itu kembali tersenyum, lalu menjawabnya. "Ini adalah tempat milik kita berdua dan seharusnya kita berdua ada di sini bersama. Tapi … Kamu tidak ditakdirkan untuk tinggal di sini seperti aku. Jadi kamu adalah orang yang sangat beruntung," jawabnya yang masih membelakangi Hansen. Sedangkan Hansen, dia langsung terkejut saat mendengar ucapan pria itu dan yang lebih mengejutkan dirinya, suaranya mirip dengannya. "Hah! Apa maksud dari perkataan kamu? Aku tidak mengerti sama sekali! Juga … Mengapa suara kamu mirip sekali denganku?" Tanya Hansen yang semakin penasaran dengan identitas pria yang ada dibelakangnya itu. Pria itu langsung tertawa kecil dan menjawabnya. "Kamu orang yang pintar. Mana mungkin kamu tidak mengerti arti dari ucapan ku? Apalagi kita ini … Adalah dua orang yang memiliki ikatan satu sama lainnya. Jadi aku yakin kalau kamu pasti …." Belum pria itu selesai bicara, Hansen lun segera menyelanya. "Hei! Apa maksud dari perkataan kamu? Kenapa kamu mengatakan hal semacam itu? Aku … Aku sungguh tidak mengerti!" Ucap Hansen yang semakin penasaran dan dia segera mengulurkan tangannya, untuk menarik bahu pria itu. "Kamu siapa? Cepat katakan! Aku tidak suka dengan orang yang bertele-tele!" Ucap Hansen yang setelah itu, segera menarik kasar bahu pria itu, hingga pria itu pun menoleh ke arah Hansen. Saat itu pula, wajah pria itu terlihat sangat jelas di depan mata Hansen dan saat itu pula, Hansen langsung terkejut ketika melihat wajah pria itu yang … Membuat dia tidak percaya sama sekali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD