Berita buruk
Jakarta.
Pukul lima sore, waktu setempat.
Cuaca sore ini terlihat sangat mendung dan suara gemuruh terdengar dari langit yang sudah mulai terlihat warna kelabu.
Namun.
Di sebuah butik yang cukup mewah yang terletak di pusat kota. Ada seorang wanita cantik yang sedang sibuk memilih gaun pengantinnya.
Wajahnya begitu bahagia, karena dua Minggu lagi dia akan menikah dengan pria yang paling dia cintai selama ini dan pria inilah satu-satunya yang akan menjadi pria yang akan menghabiskan seluruh sisa hidupnya bersama hingga maut memisahkan mereka.
Mereka sudah lama menjalin hubungan semenjak duduk dibangku kuliah. Lima tahun mereka menjalin hubungan dan itu bukanlah waktu yang sebentar, membuat cinta wanita cantik itu sudah sangat mencintainya teramat dalam hingga ke dasar hatinya itu.
Wanita cantik itu bernama Almira Zahra dan nama calon suaminya itu bernama Hassel Abivandya. Kedua memang saling mencintai dan bisa dikatakan inilah yang dinamakan 'cinta sejati'
Saat ini.
Almira yang sedang berdiri didepan cermin sambil mencoba gaun pengantinnya. Apalagi saat dia melihat pantulan dirinya di depan cermin besar itu, itu telah membuat dirinya begitu gembira dan sinar kebahagiaan pun terus terpancar dari sorot matanya.
Hari ini, dia pergi terlebih dahulu ke butik itu, karena Hassel ada sedikit urusan di kantornya, sehingga dia akan menyusul Nindya nanti setelah semua urusan kantornya telah selesai.
"Aku sudah tidak sabar lagi, ingin secepatnya hari itu tiba dan aku … aku akan bisa bersama dia selamanya tanpa harus terpisah lagi seperti ini," gumam Almira sambil menatap dirinya di depan cermin besar itu.
"Has, kamu pasti akan mengatakan kalau aku cantik kan?" Ucap Almira sambil tersenyum sendiri.
Namun.
Saat Almira yang masih tersenyum sendiri di depan cermin sambil menggunakan gaun pengantinnya.
Tiba-tiba saja, dia langsung terkejut. Ketika suara dering ponsel yang mengganggu pikirannya saat ini.
Drrrttt … drrrtt … drrtt ….
Suara ponsel pun terus terdengar sangat keras. Membuat Almira harus berjalan meninggalkan cermin untuk mencari ponselnya yang kini masih berada di dalam tasnya itu.
Setelah berjalan cukup lama dan akhirnya, Almira mendapatkan tas nya.
Almira langsung meraih ponselnya dari dalam tas dan melihat ID pemanggil yang tidak dia kenal sama sekali.
"Ini nomor siapa?" Gumam Almira yang merasa sangat ragu untuk menjawab panggilan itu.
Namun, Almira masih penasaran dan pada akhirnya. Dia pun menekan tombol 'ok' lalu menjawab nya
"Hallo!"
Dari seberang telepon.
Si penjawab telepon itu pun terdengar sangat panik dan dengan tergesa-gesa, dia pun segera menjawab, "Mira, kamu dimana sekarang? " Tanya seorang wanita paruh baya dan itu adalah Nanny, dia adalah ibunya Almira.
Mendengar jika itu adalah suara ibunya, Almira menaikkan alisnya tapi dia masih berusaha untuk berpikiran posisi.
Akhirnya, Almira pun tersenyum dan dia pun menjawab, "Aku sedang ada di butik ma! sedang fitting baju pengantin. Mama kenapa terdengar sangat panik, memangnya ada apa sih?" tanya Nindya dengan nada menyelidik.
Nanny terdengar semakin panik, dia bingung harus mengatakan apa.
Sambil menghela nafas panjang, Nanny mencoba memberanikan diri untuk bicara.
"Ha … Hassel! Mira Hassel!" Ucap Nanny yang kesulitan bicara, karena suaranya seperti sedang tercekik di dalam tenggorokannya.
Almira pun semakin penasaran.
"Ma, ada apa dengan Hassel? Ada dengan dia? Mama … tolong jelaskan lebih jelas lagi! Jangan membuat aku penasaran seperti ini!" Ucap Almira yang merasa sangat aneh dengan ibunya itu.
Nanny pun terus berusaha menenangkan dirinya agar bisa bicara lebih jelas.
"Has … Hassel, Mira! Hassel … di … dia mengalami sebuah kecelakaan! Lalu sekarang bisa … sekarang berada di rumah sakit, ayo cepat kamu harus segera kesana!" Ucap Nanny yang pada akhirnya, dia pun bisa mengucapkannya dengan benar.
Mendengar itu
Almira pun merasa sangat terkejut. Seketika, kakinya serta seluruh tubuhnya teerasa sangat kaku dan lututnya terasa lemas saat itu juga. Sehingga, tanpa Almira sadari, dia menjatuhkan ponselnya serta tubuhnya juga terjatuh hingga dia dalam posisi terduduk diatas lantai ruangan butik itu.
Lalu, Air mata pun mulai jatuh dari sudut matanya dan mengalir dera membasahi pipinya.
"Has … di ... Dia tidak mungkin! Dia tidak mungkin …." Bibir Almira gemetar dengan hebat dan dadanya terasa sangatlah sesak, seolah di tempat itu tidak ada udara yang mengelilingi dirinya saat ini.
Dari jauh, Seorang wanita yang bernama Sally yang tidak lain adalah sahabatnya Almira.
Saat ini, kehadirannya di tempat itu, adalah dia yang sedang menemani Almiea untuk fitting baju pun masuk ke dalam ruangan yang tidak lain adalah ruang ganti khusus untuk Almira.
Saat dia masuk.
Dia sedang dalam ekspresi wajah gembira dan tidak tahu, apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya itu.
Saat dia masuk kedalam ruangan itu.
Sally masih tersenyum dan dia pun berkata, "Mira? Bagaimana? Apakah kamu menyukai gaun itu? Lalu, apakah kamu sudah selesai mengenakannya?" tanya Sally sambil berjalan masuk untuk menemui Almira. Namun saat dia sudah masuk ke dalam ruangan itu dan dia melihat Almira dalam keadaan yang kurang baik serta wajahnya sudah basah oleh air mata, karena menangis dengan posisi terduduk lemas di atas lantai.
Seketika, ekspresi wajah gembira Sally pun langsung menghilang dan secepatnya, dia pun berlari untuk menghampiri Almira dan segera memeluknya sambil bertanya kepadanya.
"Mira, Ada apa?"
Mendengar itu.
Almira langsung membalas pelukannya Sally dengan erat sambil terisak.
"hiks ... hiks ... hiks, Has … Hassel … Hassel kecelakaan," ucap Almira dengan wajah yang penuh dengan air mata yang terus mengalir deras dari sudut matanya.
Mendengar itu.
Sally merasa sangat terkejut sambil mengusap pundaknya Almira.
"Apa! Hassel, dia … dia mengalami kecelakaan?" Teriak Sally dengan kerasnya, dan dia pun melanjutkan ucapannya lagi.
"Lalu, ba ... bagaimana dengan keadaan Hassel sekarang? Le … lebih baik, lebih baik kita ke rumah sakit sekarang ya! mudah-mudahan Hassel baik-baik saja di sana," ucap Sally, dia pun segera bangun dan membantu Almira bangun. Setelah berhasil membantu Almira bangun
Secepatnya, Sally pun dengan sigapnya, dia membantu Almira untuk berganti pakaian ke pakaian biasanya. Setelah selesai, Almira pun segera menghapus riasannya dan pergi meninggalkan butik itu, lalu menuju rumah sakit, perasaan khawatir
Di dalam hatinya, Almira terus berharap tidak berhenti untuk berdoa, agar Hassel baik-baik saja.
Sepanjang jalan Almira terus berdoa agar Hassel baik-baik saja dan tidak ada hal yang serius terjadi padanya.
Namun, firasat di dalam hatinya mengatakan jika Hassel berada dalam kondisi yang kurang baik dan firasat itu mengatakan, jika dia akan kehilangan Hassel untuk selamanya.
Baru saja memikirkan itu. Almira sudah merasa ketakutan setengah mati. Tapi, dia berharap jika itu hanyalah sebuah pikiran buruknya saja dan berharap, jika Hassel akan baik-baik saja.
Perang besar di dalam hatinya serta dugaan-dugaan di dalam hatinya pun terus berkecamuk. Walaupun Almira masih terus berusaha untuk memiliki pikiran positif. Tapi tetap saja, prasangka buruk itu pun masih terus bertarung di dalam pikirannya saat ini.
"Hassel … kamu pasti saat baik-baik saja! Aku yakin, kamu pasti baik-baik saja!" Gumam Almira yang terus mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
Almira dan Sally pun masuk ke dalam mobil dan mobil itu pun melaju kencang menuju rumah sakit yang diberitahukan oleh ibunya Almira.
Saat di dalam perjalanan.
Almira merasa, jika perjalanan itu terasa sangat panjang dan juga sangat lama.
Padahal. Perjalanan yang hanya menghabiskan waktu setengah jam, Tapi itu terasa seperti sudah menghabiskan waktu berjam-jam dan tidak pernah sampai ke tujuan nya saat ini.
Sedangkan Sally
Dia melihat Almira yang gelisah, membuat Sally memeluk Almira dengan lembut. Dia berusaha menenangkan hati sahabatnya yang sudah sangat resah itu.
"Mira, kamu harus sabar, kamu harus berdoa agar keadaan Hassel, disana akan baik-baik saja. Kalian kan akan segera menikah dan hidup bahagia. Jadi jangan sedih lagi ya!" ucap Sally, dia berusaha menenangkan Almira.
Mendengar itu, Almira pun langsung menganggukkan kepalanya dengan lemah dan menjawab, "Iya Sal, terima kasih ya. Terima kasih karena sudah menjadi sahabat aku bersama Fera. kalian berdua adalah teman terbaik aku," jawab Almira dengan ekspresi tersenyum dan banyak noda air mata di wajahnya.
tidak lama kemudian. Mobil yang mereka tumpangi pun akhirnya telah sampai sampai di depan pintu rumah sakit.
-bersambung-
Dhini_218
only on: Dreame n Innovel