Chapter 17

1430 Words

BAB 17 “Hallo! Hafid! Kamu pulang ke rumah sekarang! Mbak mau bicara!” Mbak Winda akhirnya menelpon Hafid. Dia teringat tadi bertemu di tempat kejadian. Dia mau meminta Hafid membujuk Mas Ardi agar tidak jadi menceraikannya. “Mau bicara apa, Mbak?” Hafid mengkerutkan dahi, sedangkan tangannya tetap sibuk membungkus kerupuk. Dia sedang menyiapkan bungkusan kerupuk untuk jualan nasi gorengnya sore ini. “Kamu ke sini dulu saja, Fid! Bantuin, Mbak! Mas Ardi mau menceraikan Mbak!” Mbak Winda terisak. Hafid beristighfar ketika mendengar kata cerai. “Astagfirulloh! Mbak tenang dulu! Nanti aku coba telepon ke Mas Ardi, tapi sekarang aku gak bisa ke sana! Aku lagi bersiap mau jualan soalnya!” Hafid mencoba menenangkan kakak perempuannya itu. “Kamu itu, ya! Mana bisa Mbak tenang! Mbak mau dicer

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD