BAB 13

2202 Words
Carissa sampai di Alamat yang di berikan Ben kemarin, Dia berpenampilan sangat menarik,Rok selutut dengan kemeja Yang sedikit Terbuka dan Mantel berwarna coklat, Rambutnya ia Potong Pendek, Belum ada yang melihatnya memotong rambutnya sangat pendek. Carissa mengetuk Pintu Ruangan Ben, dimana Seorang Karyawan Mengantarnya sampai di sini. Carissa Dengan wajah alaminya Masuk ke dalam ruangan Ben dengan menghela Nafas. "Permisi" Ujar Carissa. Ben menatap Carissa penuh pertanyaan, Penampilan yang sangat berbeda dengan Skyla yang ia kenal, Tapi wajah Imutnya tak berubah. "Di mana mejaku?" Tanya Carissa. Ben menunjuk Meja yang ada di belakang Carissa. Carissa berbalik dan melihatnya, meja pojok kanan yang sudah tertata dengan Rapi, Seperti semuanya sudah tersiapkan sejak awal. "Kita satu ruangan?" Tanya Carissa heran. "Di perusahaan lain mungkin tak ada Yang seperti ini, Bos dan Sekretaris satu ruangan, Tapi di Perusahaanku aturannya sudah begini, jadi kau terima saja" Ujar Ben. "Ya ampun, Apa aku harus melihat wajahnya setiap hari?" Gumam Carissa. "Duduklah, Semua pekerjaanmu sudah aku taruh di Meja" Ujar Ben dengan menunjuk Dokumen yang sudah ia taruh di atas meja Carissa. Carissa menggeleng karena tak percaya, Tapi ini hanya 6 bulan, akan terasa singkat jika Carissa menikmatinya. Carissa lalu mengambil dokumen dan Memeriksanya, Terlihat Ben sedang tersenyum menatapnya. Suara ketukan Pintu terdengar dan Bersamaan Pintu ruangan di buka. Jedar Mierra. "Ada apa lagi kamu ke Sini?" Tanya Ben kesal. Jedar melihat Carissa sedang fokus menginput dokumen yang di berikan Ben, Carissa Fokus ke Layar Tanpa melihat ke arah Jedar yang sedang menatapnya "Kenapa Skyla bekerja disini dan kenapa meja Sekretaris ada di dalam ruanganmu?" Tanya Jedar keheranan, Sesekali Carissa Melirik tapi tetap Fokus pada Kerjaannya. Ben bangkit dari duduknya dan Menarik Jedar keluar. "Kenapa kamu terus menggangguku?" Tanya Ben dengan menghempaskan tangan Jedar. "Apa kau sudah kehilangan akal Ben? Kenapa memperkerjakan Skyla? Dan mengapa Kamu memasukkan Meja sekretarismu di Dalam ruanganmu?" "Sekretarismu kan banyak, Bukan hanya 1, lihat mereka yang Duduk di depan Pintu ruanganmu, Mereka duduk di luar, kenapa hanya Meja Skyla yang ada di dalam ruanganmu?" Tanya Jedar keheranan dan terdengar Pertanyaan menuntut. "Dia sudah mengingat semuanya, dia Carissa bukan Skyla" "Jika dia mengingat semuanya, kenapa kamu Tetap bersamanya?" "Karena dia adalah Pengecualian, Jadi aku mohon sama kamu, Agar tidak menggangguku lagi" Ujar Ben dengan sangat. "Ada apa Ini? Kalian kenapa di sini?" Tanya Herry. "Wanita ini selalu saja menggangguku" Jawab Ben. "Pergilah Jedar" Ujar Herry. Jedar lalu melangkah pergi meninggalkan Ben dan Herry. "Jadi kau Memindahkan meja Carissa Di Dalam?" Tanya Herry dengan senyuman. "Jangan mulai menggodaku" "Bilang saja kamu ingin terus melihat wajahnya" "Apaan sih Her, jangan selalu menebak sesuatu yang belum tentu benar" "Kalau benar, Bagaimana?" "Ahh diamlah" ujar Ben lalu melangkah Masuk kedalam ruangannya. Herry menyusul langkah Ben. "Hai Carissa" Sapa Herry. Carissa mengangguk dengan senyum. "Tanda tangani Dokumen ini" Ben berbicara lewat Interkom. "Pedros Masuk" Ujar Ben. "Iya tuan?" "Bacakan Jadwalku sampai sore nanti dan Mulai besok Carissa yang akan mengatur jadwalku, Kamu fokus saja di Proyek Yang akan Thomas Ambil" Ujar Ben. Carissa berbalik dan Menatap Ben kesal, Mengatur Jadwalnya? Haha luar biasa, kenapa Carissa harus mengatur jadwalnya? Sedangkan ia memiliki 3 sekretaris lainnya. Ben menandatangani Dokumen yang di Berikan Herry padanya, Herry tersenyum. "Kamu masih mencari tau Gerakan Thomas?" Tanya Herry. "Ya, mau bagaimana lagi, Dia bisa saja menusukku, kamu kan tau dia Benar benar licik" Ujar Ben. "Tuan, Sore nanti anda harus ke Barcelona untuk meeting bersama Para Dewan Direksi" ujar Pedros. "Kenapa Dewan direksi mengatur pertemuan di Barcelona? Kenapa tidak di Perusahaan saja?" "Karena salah satu dewan direksi sedang berada di sana" "Berapa Lama?" "Jika sore anda berangkat, Anda akan Pulang Larut malam, jadi saya sarankan agar anda menginap di sebuah Hotel" "Kenapa Harus di Barcelona?" "Aku juga tidak tau Tuan, Tapi Yang memutuskan semuanya adalah Tn Leandro" Ujar Pedros. "Ikuti saja Ben, Bawa Carissa bersamamu" Sambung Herry. "Baiklah, kau bisa pergi" Ujar Ben menyuruh Pedros untuk pergi. "Aku juga akan pergi Ben" Sambung Herry. "Hmm" # Sudah hampir sore, Ben lalu mengajak Carissa untuk pergi, awalnya Carissa tak tau dia akan di ajak kemana, tapi karena Ben adalah atasannya ia Ikut tanpa bertanya, Ini semua hanya 6 bulan jadi nikmati semuanya tanpa terbebani, Itu lah mantra yang Carissa tanam dalam hatinya. Supir membuka Pintu mobil untuk Ben dan Carissa, Carissa naik ke Kursi belakang tepat di samping Ben. Setelah mereka berdua bersiap, Supir pun Melajukan mobilnya. "Kita akan kemana?" Tanya Carissa. "Diam saja, kau juga akan tau ketika sampai nanti" Jawab Ben. Carissa menekuri jalan sedangkan Ben Menyerendengkan Kepalanya di Kepala kursi. "Kemana Bastard ini akan membawaku?" Gumam Carissa sesekali melirik ke arah Ben yang sedang menatap Keluar Jendela. "Yang pasti bukan menculikmu" Jawab Ben. Carissa terkekeh karena Ben mendengar Apa yang ia katakan padahal sudah ia katakan sepelan mungkin. "Apa dia punya Ilmu? Dasar" Gumam Carissa. "Diamlah, aku sedang berpikir" Ujar Ben. Getar Ponsel Carissa Terasa, Carissa lalu merogoh Saku Mantelnya dan Menjawab telfon itu. "Hallo?" ".........." "Iya aku bekerja hari ini, Aku akan menemani Bosku ke Suatu tempat" ".........." "Lain kali saja ya Ron, Aku sibuk" Ben mendengar apa yang di katakan Carissa. ".........." "Jangan Mulai Ron, aku sedang bekerja, Sudahlah aku sibuk" Carissa mengakhiri telfon. # Mereka sampai di Kota Barcelona. Barcelona adalah sebuah kota terbesar kedua diSpanyol dan merupakan ibu kota wilayah otonom Katalonia Sampailah di sebuah Hotel terbesar di Barcelona, Ben melihat Ibu dan ayahnya sedang mengobrol dengan seseorang, Carissa baru sadar saat ini jika dirinya berada di Barcelona, Carissa menatap kesal pada Ben, pantasan saja Carissa merasa perjalanan cukup jauh. "Kenapa kau membawaku kemari? Hei, aku harus Pulang" Ujar Carissa kesal. "Kau ingat bukan? Kau akan menunjukkan rasa terima kasihmu padaku, Jadi diamlah dan ingat kamu juga sekretarisku, dimanapun langkah kakiku berpijak kau harus ada di sekitaran itu" Ujar Ben berjalan menghampiri Ayah dan Ibunya. "Mom" Panggil Ben. "Ben? Skyla?" "Dia bukan Skyla mom, Tapi Carissa" Ujar Ben menekan kata katanya. "Carissa? Tapi waktu itu Skyla kan?" "Mulai sekarang Panggil saja Carissa mom" Ujar Ben walaupun tau wajah ibunya benar benar heran sejak kapan nama skyla berubah menjadi Carissa. "Selamat malam Tuan, Nyonya" "Ya ampun sayang, kamu lupa? Kamu harus memanggilku Mommy" "Tapi__" "Jangan menolaknya" Ujar Consina. "Aku memanggilnya Mommy? Kapan? Ya tuhan.." Batin Carissa. "Selamat datang nak, Syukurlah Ben membawamu bersamanya" Ujar Lucas. "Ayo kita makan malam dulu" Ujar Consina. "Kami harus berganti Pakaian dulu Mom" Ujar Ben. "Baiklah, Mommy sama Daddy akan menunggu kalian di Resto" Ujar Consina. Ben dan Carissa lalu berjalan Menuju Lift. Ben menekan Nomor 6 dan Lift pun membawa mereka naik ke lantai 6. "Apa kamu sudah kehilangan akal? Berganti pakaian? Aku tak membawa pakaianku" Ujar Carissa. "Diamlah' "Apa kamu selalu saja melakukan semuanya seenaknya? Setiap aku bicara kamu selalu saja menyuruhku Diam dan Diam, sebenarnya kamu menghargaiku atau tidak?" Ujar Carissa. "Aku memintamu diam bukan karena tak menghargaimu, Aku menyuruhmu diam itu agar kamu tak perlu khawatir semuanya sudah aku siapkan" Ujar Ben. "Kan kamu bisa bilang begitu, Tak perlu berkata diam dan diam" Ujar Carissa kesal. Ting... Ben dan Carissa sampai di lantai 6. Carissa hanya mengikuti langkah kaki Ben. Salah satu pegawai hotel membuka Pintu Hotel dan membungkuk. "Hei, Kenapa kamu juga masuk kemari?" Tanya Carissa. "Kita akan sekamar" "Apa? Enak saja katamu, Apa kamu pikir aku jalang?" "Kita sekamar karena setau Mommy kita Berpacaran, Itu terjadi waktu kamu masih menjadi Skyla, jadi aku Hanya melanjutkan apa yang pernah kita mulai" "Aku? Maksudmu apa?" "Kamu menjadi kekasih Pura puraku" "Untuk apa kita melakukannya?" "Aku sudah bilang aku akan melanjutkan apa yang sudah kita mulai" Ujar Ben walaupun Carissa kurang paham. "Berganti Pakaianlah, Semua pakaian ada di Lemari itu" Ujar Ben dengan menunjuk Lemari. Carissa berjalan menuju lemari dan mengambil Pakaian yang akan ia Pakai, Tak disangka Ben menyiapkan semuanya untuk Carissa. Carissa masuk ke kamar mandi. Dua puluh menit kemudian Carissa keluar kamar mandi dengan Pakaian yang Mewah, Dress Bercorak selutut dan Cocok terbalut di Tubuh Mungilnya dan kulit Putihnya. Ben Terpana melihat kecantikan Carissa, Ben tak berkedip sama sekali dan hanya menatap Carissa, Ben tak menyangka, Kuasa Tuhan benar benar Luar biasa menciptakan wanita secantik Carissa. "BAgaimana kamu tau ukuran Bajuku?" Tanya Carissa "Aku tau segalanya, Jadi kita akan makan malam bersama Ibu dan ayahku Ujar Ben. Mereka turun ke Resto, Consina dan Lucas pasti sudah menunggu mereka. Sampai di Resto, Consina terpana melihat kecantikan Carissa dengan balutan Pakaian Santun dan Mewah seperti yang ia Pakai. "Duduklah sayang" ajak Consina. Carissa duduk di samping Consina. "Daddy sudah memesan makanan" Ujar lucas tapi tak di iyakan Ben. Di detik kemudian Waitres datang menata makanan di atas meja. "Makanlah sayang, Aku Sangat merindukan Kebersamaan seperti ini, Aku jadi merindukan Bianca" Ujar Consina. "Siapa Bianca?" Bisik Carissa. "My Sister" Jawab Ben. Carissa Diam saja, Tak mengatakan apapun, Hanya tersenyum menanggapi Perkataan Consina. "Makanlah Mom" Ujar Ben "Damailah dengan Ayahmu Ben" Sambung Carissa. Carissa bingung kenapa Ia mengatakan hal itu, Kenapa seperti ada ingatan di kepalanya, Tapi tak bisa di Ingat, Carissa hanya mengatakan itu secara Spontan tanpa di rencanakan. Lucas menatap Putranya dan Ben menatap Carissa penuh tanya. "Apa yang kau bicarakan?" Tanya Ben Heran. "Aku__" "Benar kata Carissa sayang, Sudah saatnya kamu damai dengan ayahmu" Sambung Consina. "Mom!" Ben menatap Ibunya. "Lebih baik kita makan" Ujar Lucas. Mereka pun Tersenyum menikmati makan malam mereka, Getar Ponsel Carissa sedikit mengganggunya. Carissa sejenak melihat Nama Ron di Layar Ponselnya, tapi Ia memilih mengabaikannya. Ben memicingkan matanya pada Carissa yang spontan mengatakan hal itu. Sepuluh menit kemudian Setelah makan malam mereka Di temani Sebotol Wine dan Menikmati cemilan yang telah di siapkan Waitres Khusus untuk mereka. "Mom, Dad" Panggil suara seorang wanita di Kejauhan. Mereka memalingkan wajah dan Melihat Bianca sedang berdiri di Kejauhan. Bianca menghampiri keluarganya dan Langsung memeluk Ibu dan ayahnya bersamaan. "Ya tuhan, aku sangat merindukan kalian" Ujar Bianca. "Nak, kamu__" "Hmm, ini aku Mom Bianca" Consina langsung memeluk Putrinya. Carissa melihat Bianca, Ia tak tau siapa Bianca, Tapi seperti yang terlihat Adalah Kakak atau adik Ben. Ben bangkit dari duduknya dan memeluk Kakaknya yang setahun lebih Pergi meniti karirnya di Negara Lain. "Kenapa kamu tak menghubungi kami jika Kamu mau datang?" Tanya Ben penasaran. "Aku ingin memberi kejutan buat kalian, Tapi kata Herry kalian Ke Barcelona dan aku langsung tau Kalian pasti ada di sini, Dulu kan Kita sering kemari" Jawab Bianca. "Bagaimana kabarmu nak?" Tanya Lucas. "I'm Fine Dad, Daddy bagaimana?" Tanya Bianca Balik sembari mengelus Pergelangan tangan Ayahnya. "Daddy Juga baik nak" "Mommy bagaimana?" "Mommy juga baik dan semakin baik kamu di sini nak" Ujar Consina. "I miss you So much. Aku sangat merindukan kalian" Ujar Bianca. "Hmm, kami Juga bi" Sambung Ben. "Tapi Ini__" "Ya ampun, Mommy sampai lupa mengenalkanmu, Ini Sky__ oh maksud Mommy Carissa, Dia Kekasih adikmu" Ujar Ben. "Waowww cantik, Hai aku Bianca panggil saja Bi, Aku kakaknya Ben" Ujar Bianca dengan mencipika Cipiki Carissa. Kekasih? Ya tuhan.. sampai kapan Mereka menganggap aku ini pacar b******k ini, sampai kapankah aku Harus berbohong! "Aku Carissa" Jawab Carissa. "Kamu Sudah makan? Mommy akan memesan makanan untuk kamu" "Ga perlu mom, Aku sudah makan" "Ya sudah, Kita Minum Wine saja" # Ben dan Carissa sedang Duduk di taman, Setelah makan malam mereka berjalan-jalan dan menikmati udara malam Kota Barcelona. "Keluargamu bahagia ya?" Tanya Carissa. "Ga seperti yang kamu lihat" "Aku Hanya Punya kakek, Ayah dan kakak Laki-laki ku, Ibuku sudah Meninggal ketika aku masih sekolah di Bangku SMA" "Jika saja kamu Masih Skyla, kamu pasti tau bagaimana kondisi keluargaku, tak seperti yang terlihat, karena itu jangan percaya dengan apa yang kamu lihat" "Ada apa dengan keluargamu?" Tanya Carissa menyelidik dan keinginan taunya besar. "Jangan membahasnya lagi" "Aku ingin beristirahat kalau begitu" Ujar Carissa. "Kamu ke kamar duluan, tidurlah di atas Ranjang, Aku akan tidur di Sofabed" Ujar Ben. "Baiklah" Carissa berjalan Meninggalkan Ben dan Secara kebetulan Carissa bertemu Bianca di Lobby. "Car, kita ngopi yuk" Ajak Bianca. Carissa mengangguk. Di menit kemudian Carissa dan Bianca Menikmati Kopi mereka. "Apa kamu dan Ben sudah lama Berhubungan?" Tanya Bianca. "Belum lama, Aku Sekretarisnya di Kantor" "Jadi kamu berpacaran dan bertemu dengannya di kantor?" "Bukan, Aku__" Carissa bingung harus menjawab apa. Karena sebelumnya ia tak ingat bagaimana pertemuannya dengan ben. "Ya sudah tak perlu di jawab kalau itu berat" Carissa mengangguk santun. "Apa kamu mencintainya?" Carissa terdiam. "Karena Ben selama ini tak pernah mengenalkan kekasihnya pada kami, Dia hanya menghabiskan waktunya bersama Perempuan perempuan di luar sana, Aku salut padamu, akhirnya dia bisa juga menimbulkan Hati Nuraninya yang sudah lama hilang" Ujar Bianca. Carissa mengangguk tanpa mengatakan apapun karena ia pun bingung bagaimana cara menyikapi hal ini. Bukan seperti itu yang terjadi sebenarnya, apa keluarga ini mengharapkan Hal yang tidak mungkin? Semuanya hanya kebohongan, Apa harus terus berlanjut? "Ayahku menikah dengan Wanita lain yang juga memiliki 2 anak, Ben tak menerimanya dan menganggap Ayahku Adalah orang yang paling Jahat di dunia, aku tak bisa mengatakan apapun dan tak bisa melawan kehendak ayah, Karena itu aku memilih menjauh dari Keluarga ini sementara Waktu" sambung Bianca. Carissa berdiam diri, Semuanya benar benar di Luar dugaannya, Setelah mendengar hal yang sebenarnya membuat Carissa tak kuasa Menahan keinginan taunya tapi dia tak berani Menanyakannya, Ben adalah Pria yang sempurna, Tampan dan Memiliki segala yang di Inginkan semua wanita, tapi dalam keluarga Ben Tak beruntung. Hal itu membuat Carissa baru mengerti bagaimana kondisi keluarga ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD