Prolog
Wanita itu mendongak ketika melihat pria yang lebih tinggi memeluknya, wanita itu terkejut dan melepas pelukannya, Sekali lagi Pria tampan itu menariknya. Wanita itu Menghempaskan tangan pria yang sudah memeluknya dan menunjuknya dengan tatapan Mengintimidasi.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau menarikku dan memelukku?" Tanya Wanita itu dengan mata sayup.
Wanita itu menangis, "Apa kau Juga orang yang jahat? Sama jahatnya dengan Orang orang di sekelilingku?" ucap Wanita itu dengan derai air matanya. Ben memicingkan mata karena merasa sangat heran.
"Aku di Khianati di hari Ulang tahunku, rasanya hancur" Ucap wanita itu lagi tetap dengan air matanya.
"Sadarlah nona, Aku tak menarik dan memelukmu nona, apa kau bisa membuka matamu lebar-lebar? Kau hampir saja tertabrak"
"Apa? Tertabrak? Haha... Jangan aneh" Tanpa menoleh wanita itu pun berjalan, Ujung matanya sekilas melihat mobil yang hendak melintasinya. Wanita itu pun tak sadarkan diri karena benturan keras.
Heissshh...apa apaan wanita ini? Dia berasal dari planet mana? Sampai tak tau jalan. Ucap Ben menggerutu.
"Hei kawan, ayo tolong dia"
"Kenapa kita harus menolongnya?"
"Come On Ben, Hanya kita yang ada disini, Kau tolong dia, aku akan menghampiri mobil itu" Ujar Herry.
"Kelihatannya wanita ini mabuk berat" Ucap Ben.
"Bawalah dia kerumah sakit Ben, aku akan mengurus orang ini"
Dengan berat hati Ben pun membawanya kerumah sakit, sebenarnya Ben tak ingin melakukan ini tapi Ben tak punya pilihan lain selain melakukannya.
Pelarianku akhirnya kacau karena wanita ini. b******k. Ucap Ben kesal sembari mengemudikan mobilnya.
Beberapa menit kemudian Ben sampai di rumah sakit terdekat dengan menggendong Wanita itu masuk kedalam Gedung UGD. Beberapa perawat terpana melihat ketampanan Ben apalagi menggendong Seorang wanita dengan gaya ala Bridal Style.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Perawat itu dengan santun.
"Periksa wanita ini" uCap Ben sembari menurunkan wanita itu dengan Pelan di atas ranjang pasien.
Seorang Dokter wanita Menghampiri Ben juga Wanita itu yang tak sadarkan diri di temani beberapa perawat.
"Ada apa Ben? Siapa wanita ini?" Tanya dokter wanita itu.
Ben Membulatkan matanya ketika melihat dokter wanita yang kini sedang menatapnya adalah Jedar, wanita yang dulu sampai sekarang ia cintai. Wanita yang membuatnya terlihat tak berguna di depan keluarganya, Wanita yang mampu membangkitkan amarah Yang sudah Ben simpan selama ini, tapi ia masih sanggup menahannya, karena ia tau ini rumah sakit, Bukan tempat Pelampiasan kemarahannya.
"Ben, ada apa?" Ucap Jedar Membuat lamunan Ben Buyar.
"Apa penting menanyaiku? Apa penting siapa wanita ini sekarang? Periksa saja dia" Ucap Ben kesal.
"Sepertinya kau sangat marah padaku" Ucap Jedar sembari memeriksa Wanita yang terbaring lemah dengan teliti, tapi Benaknya penasaran siapa wanita ini, siapa yang telah membuat Ben khawatir.
"Sepertinya Kepalanya terkena benturan keras, Apa kau menabraknya?" Ucap Jedar dengan menatap Ben Dalam, Sebaliknya Ben Menatap Wanita yang kini sedang terbaring.
"Lakukan Yang terbaik, bukankah kau seorang dokter? Dan aku tak menabraknya" Ucap Ben penuh Tekanan tanpa Melihat kearah Jedar yang sedang Menatapnya. Beberapa perawat saling Memberi kode.
"Bawa dia keruang Intensif" Perintah Jedar kepada Para Perawat.
"Aku perlu bicara padamu Benedict" Pinta Jedar.
"Tak ada yang perlu Di bicarakan lagi" Ucap Ben dengan melangkah pergi memunggungi Jedar yang kini sedang menatapnya.
"Apa wanita itu kekasihmu? Jawab aku Benedict" Pinta Jedar. Langkah kaki Ben Terhenti mendengar Pertanyaan Jedar.
Tanpa berbalik Ben mengatakan "Iya dia Kekasihku, aku tak mungkin mengkhawatirkanNya jika dia bukan kekasihku" Ujar Ben sembari melangkah meninggalkan Jedar..
Ben duduk di ruang depan Apotik, Mengacak rambutnya frustasi, menunduk penuh kesedihan, ya -- dia adalah mantan kekasih Ben yang dulu pernah meninggalkannya, Meninggalkannya sendiri tanpa pemberitahuan.
Ya ampun Ben, kenapa kau harus sedih karena dia? Move On Ben, semuanya sudah berakhir 2 tahun yang lalu.
Kini Ben selalu menikmati malamnya bersama Para wanita penghibur, Dia memang b******n, b******n karena Jedar, Jedar yang membuat hatinya hancur.
Setiap kali Ia berusaha melupakan Jedar, Pikiran jelek itu pun datang.
"Tuan, Kekasih anda sudah di Pindahkan ke Ruangan Inap" Ujar seorang Perawat.
Apa? Kekasih? Bukankah itu terdengar murahan? Ia harus mengakui wanita yang belum Pernah ia kenal sebagai seorang kekasih hanya untuk Membuat dirinya terlihat Move On dari Jedar.
Ben Mengangguk lalu bergegas ke kamar kecil, Membasuh wajahnya dengan air. Lalu ia bercermin kembali.
Ben keluar dari kamar Kecil dan Terkejut mendapati Jedar yang sedang menunggunya di Depan Kamar kecil.
Tanpa mengatakan Apapun Jedar memeluk Ben, Ben berusaha melepaskan pelukan Jedar wanita yang sudah menghancurkan hidupnya, Berusaha keras tapi Jedar tetaP memeluknya pantang menyerah, karena kehabisan akal Ben pun melepas pelukan itu dengan kasar.
"Ada apa denganmu? Apa kau gila?" tanya Ben kesal.
"Kau tak bisa menyembunyikan hatimu Ben, aku tau kau masih mencintaiku, aku sangat tau itu, pasti masih ada perasaan untukku, kan?" Ucap Jedar dengan percaya diri.
Sejenak Ben tertawa, Walaupun sebenarnya hatinya masih sedikit menyimpan perasaan itu.
"Aku tak memiliki perasaan itu lagi Untukmu, jadi jangan berpikir kau satu satunya wanita yang bisa aku Pacari" Kesal Ben hendak meninggalkan Jedar, Ketika Ben memunggungi Jedar, mantan kekasihnya itu langsung memeluk Ben dari belakang.
"Aku masih mencintaimu Ben, masih sangat mencintaimu" Rengek Jedar langsung.
"Lepaskan aku Nona Jedar Mierra" Ucap Ben sembari melepas genggaman tangan Jedar yang melingkar di tubuhnya di detik kemudian Ben pergi dan berjalan membelakangi Jedar.
Di menit kemudian, Ben masuk di mana Wanita yang belum ia kenal namanya di pindahkan.
Herry memberiku tugas yang tak ingin ku lakukan, di mana juga dia sekarang? Sudah jam berapa Dia belum juga Datang. Ben melihat Jam yang melilit di Tangannya.