#
Axel berusaha keras untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya sekarang ini, tapi sayang sekali ada sesuatu yang membuatnya begitu terganggu.
Rudy, asisten Axel memperhatikan hal itu.
Tidak seperti biasanya, akhir-akhir ini bosnya terlihat begitu gelisah dan tidak tenang hingga di tahap sepertinya sang bos jadi sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaan.
"Pak, kalau boleh saya memberi saran Bapak sebaiknya beristirahat sejenak. Bapak lembur semalam, itu bisa mempengaruhi kondisi kesehatan Bapak secara buruk," ujar Rudy dengan sopan.
Axel melepaskan kacamatanya dan mengurut dahinya pelan. Memang benar dia sedang merasa tidak terlalu fit.
Bukan hanya secara fisik tapi juga secara mental dan pikiran. Dia terus memikirkan tentang kehidupan rumah tangga seperti apa yang akan dijalaninya setelah Helena keluar dari Rumah Sakit nanti.
"Sudah berapa hari?" tanya Axel. Dia terlihat lelah.
"Hari?" Rudy tampak sedikit bingung.
"Maksudku sudah berapa hari kita berada di sini?" tanya Axel sekali lagi.
"Oh, ini sudah hari ke tujuh Pak. Artinya sudah seminggu kita di sini," jelas Rudy.
Axel mendesah panjang. Untuk pertama kalinya dia tidak merasa betah berlama-lama mengerjakan sesuatu tanpa menyadari betapa anehnya sikapnya sekarang dari sudut pandang orang lain.
Tentu saja karena Axel yang dikenal semua orang adalah seorang pria yang gila kerja dan tidak akan peduli pada apa pun saat dia sudah berhadapan dengan pekerjaan.
Axel mengetuk-ngetukkan tangannya di atas meja.
"Berarti aku tidak bisa menjemputnya pulang dari Rumah Sakit. Setidaknya butuh tiga sampai empat hari lagi sampai semua ini selesai, kalau ternyata situasinya jauh lebih buruk, kita bisa seminggu lagi di sini." Nada suara Axel terdengar sedikit frustrasi.
Rudy yang selama ini sudah menjadi orang kepercayaan Axel dalam banyak hal, jelas tahu kalau istri bosnya baru saja sadar setelah kecelakaan yang sempat membuatnya koma selama hampir sebulan.
Padahal diagnosa dokter hanya gegar otak ringan, namun bagaimana bisa istri bosnya itu tidak sadarkan diri selama hampir sebulan lamanya?
Dokter mengatakan kalau istri bosnya itu beruntung karena tidak ada luka yang parah, apalagi luka yang kemungkinan besar bisa mempengaruhi penampilannya.
Rudy tahu dengan jelas kalau Helena, istri bosnya tersebut sangat peduli pada penampilan.
Hanya saja sebagai ganti dari semua keberuntungan tersebut, istri bosnya itu mengalami gegar otak, penyebab utama hingga dia koma selama itu dan kemudian bangun dengan kondisi mengalami amnesia.
"Aku sedikit khawatir saat Helena bertemu dengan Zio tanpa kehadiranku. Bahkan saat dia mengingat anaknya dia bisa melupakannya, bagaimana sekarang ketika dia sama sekali tidak memiliki ingatan tentang anaknya?" ujar Axel.
Sekali lagi, Rudy sedikit banyak juga tahu kalau istri bosnya bukanlah seorang istri yang baik. Itu disebabkan karena selama ini Rudy dan Carla, sekretaris Axel di kantor adalah orang yang bahkan mengurus hal-hal pribadi sang atasan.
Rudy mengangguk sendiri mengiyakan pemikirannya. Memang tidak mungkin kalau bosnya itu akan benar-benar merasa khawatir dengan istrinya sendiri. Kehidupan bosnya dan Helena, sang istri bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai kehidupan suami istri normal hingga bisa mengkhawatirkan keadaan satu sama lain.
"Bapak terlalu khawatir, bahkan seekor hewan paling kejam sekalipun pasti memiliki naluri sebagai seorang ibu terhadap anaknya. Saya pikir, Nyonya cuma belum terlalu paham atau siap karena usia Nyonya yang masih muda saat menikah dengan Bapak. Atau Nyonya memang belum benar-benar siap secara mental untuk memiliki anak," ucap Rudy.
Baiklah, kata-kata barusan hanyalah untuk memberi sedikit semangat pada bosnya. Untuk masalah ini Rudy berbohong secara sadar.
Dia dan Carla tahu persis, Helena adalah wanita seperti apa.
Axel bangkit berdiri dari mejanya.
"Kurasa aku perlu beristirahat sejenak seperti katamu," ucap Axel.
Pria itu melangkah menuju sisi lain ruangan kantornya dan membaringkan dirinya di atas sofa sambil menutup matanya.
"Saya permisi dulu kalau begitu Pak," ucap Rudy kemudian. Dia melangkah keluar dari ruangan bosnya dan menutup pintu dengan hati-hati.
Di luar ruangan, ganti Rudy yang mendesah panjang.
Sejujurnya dia kurang suka dengan istri bosnya.
Selain cantik, Helena tidak memiliki fungsi seperti istri yang seharusnya untuk Axel.
Padahal dimata semua bawahannya, termasuk Rudy sendiri, Axel adalah seorang baik dan berwibawa.
Selama ini Helena lebih terlihat seperti seorang wanita yang memanfaatkan harta kekayaan bosnya dibandingkan sebagai seorang istri.
Axel bukan pria jelek, kalau bosnya itu mau, dia bisa mendapatkan banyak wanita cantik dan baik di luar sana untuk bosnya, meskipun yang wajahnya secantik Helena memang jarang ada.
Ayolah, penampilan Helena persis seperti model yang melompat keluar dari majalah.
Tapi bukankah penampilan saja tidak cukup untuk wanita seperti Helena bisa menjadi Nyonya Gandasurya?
Siapa yang tahu akan menjadi apa wanita itu jika saja dia tidak hamil lebih dulu dan kemudian terikat dalam pernikahan dengan sang atasan.
Bisa dikatakan, dimata Rudy, Axel—bosnya itu mendapatkan keberuntungan sekaligus kesialan dengan menikahi Helena.
Beruntung karena istri cantik, muda, dengan bentuk tubuh proporsional dilihat dari sisi manapun adalah dambaan semua laki-laki. Dan sial karena Helena sangat egois, cuek, licik dan bisa dikatakan tidak memiliki perasaan.
Sebagai asisten Axel, Rudy adalah orang yang mengurus semua kebutuhan Helena.
Wanita itu gemar berbelanja dan berlibur ke banyak tempat.
Dia bahkan tidak mau repot-repot mengantarkan putranya masuk TK di hari pertama dan meminta Rudy yang mengurus segalanya.
Karena alasan terakhir ini, baik Rudy maupun Carla sepakat kalau istri sang atasan adalah seorang wanita yang tidak berperasaan. Seorang wanita yang sama sekali tidak akan tergerak meskipun anaknya menangis di hadapannya dengan menyedihkan.
Apalagi? Helena bahkan tidak pernah mengurus Axel.
Dia bisa mengatakan ini sebab Axel pernah dirawat di RS karena asam lambung selama dua hari dan Helena sama sekali tidak datang menjenguk atau bahkan menanyakan keadaan Axel. Dia benar-benar heran sekaligus simpatik dengan Axel.
Rudy jelas mengenal Helena, istri bosnya. Karena Helena memang pernah menjadi karyawan Axel dalam waktu singkat, tapi dia sangat mencolok di antara sekian banyak karyawan lainnya karena kecantikannya.
Meski jabatan Helena hanya seorang staf biasa, tidak ada yang tidak mengenalnya di kantor mereka.
Semua karyawan pria berebutan demi mendapatkan perhatian Helena, si karyawan baru yang cantik saat itu.
Namun siapa sangka, beberapa waktu kemudian dia mendapati dirinya harus mengurus pernikahan bosnya yang terkenal dingin dan gila kerja dengan Helena, si cantik idola semua karyawan. Lebih mengejutkan lagi, Helena dalam keadaan hamil muda saat itu.
Ini benar-benar berita mengejutkan, keduanya bahkan tidak pernah berbicara satu sama lain, bagaimana bisa mereka memiliki kesempatan membuat seorang anak hadir ke dunia ini?
Bisa kaubayangkan berapa banyak pria yang patah hati di kantornya? Dan bagaimana para wanita tiba-tiba menggosipkan berbagai hal buruk tentang rekan kerja mereka yang sekarang naik pangkat menjadi Ibu Bos?
Namun, tampaknya Helena sama sekali tidak peduli pada apa pun. Dia mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik sebelum akhirnya resmi mengundurkan diri dan menjadi Nyonya Bos.
Belakangan Rudy baru tahu kalau kejadian itu bermula saat pesta tahun baru perusahaan.
Axel dan Helena yang mabuk berat, orang-orang yang tidak sadar bagaimana keduanya bisa menghilang dari kerumunan, dan keesokan harinya masih tidak ada satu pun yang sadar kalau baik Helena maupun bos yang mereka kagumi sama sama tidak masuk kerja dengan alasan kurang enak badan.
Sampai di sini Rudy mendesah pelan.
Selama dirinya bekerja dengan Axel, tidak sekalipun ia melihat Axel menyentuh wanita sembarangan, secantik apa pun wanita itu. Padahal tidak sedikit rekan kerja perusahaan mereka yang menawarkan wanita pada Axel. Ini terjadi selama bertahun-tahun sampai Rudy dan karyawan lainnya sempat mengira kalau Axel itu penyuka sesama jenis.
Tidak disangka di hadapan Helena, gunung batu seperti Axel bisa luluh, bahkan sampai berbuah seorang anak hanya dari hubungan semalam.
Andai saja dia tidak melihat Zio, Rudy pasti sudah curiga kalau anak yang dilahirkan Helena bukanlah anak bosnya.
Semua orang mengatakan betapa tampannya Zio.
Tentu saja, anak itu mewarisi kecantikan ibunya yang membuatnya memiliki paras yang sangat menarik bahkan di usia sekecil itu. Tapi jika diperhatikan lagi, anak itu mewarisi fitur wajah Axel dan alis tebal Axel. Dia bahkan memiliki gerak gerik Axel. Hal ini mematahkan teori dalam otak Rudy kalau kemungkinan Zio bukan anak Axel.
Selain itu, dia juga sempat melihat hasil tes DNA yang mengatakan kalau Zio adalah anak kandung Axel.
"Ya ampun, buat apa aku memikirkan kehidupan rumah tangga orang lain sampai seperti ini? Aku saja belum menikah," keluh Rudy pada dirinya sendiri.
Dia kemudian melangkah menuju coffee shop kecil di dekat kantor cabang perusahaan mereka.