Bagian 35 -Pertemuan Hemera dan Kerberos

1123 Words
Pertunjukan selesai. Erebus langsung cepat berlari dari mereka. Ia meninggalkan teman-temannya dengan cepat hingga mereka tidak sempat menghentikannya.  “Apa yang terjadi dengannya?” Tanya Amfiaraus. “Dia meninggalkan kita?” Tanya Empusa melihat Amfiaraus. Hekate mendekati dua temannya itu. “Dia memang pria yang tidak setia!” Lalu ia menertawakan mereka berdua.  “Aneh sekali!” Kata Empusa. Kerberos bertanya kepada mereka mengapa Erebus pergi dengan cepat seperti itu.  “Kami tidak tahu! Dia tidak memberitahu kami apapun!” Kata Amfiaraus kepada Kerberos. Filotes dan Harmonia menyapa teman penguji s*****a anak mereka. “Ternyata kalian juga datang!” Kata Harmonia. Filotes hanya tersenyum dengan mereka berdua. Ia tak banyak berbicara.  “Kita akan ada makan malam dengan keluarga Olimpus. Ayo kita pergi!” Kata Filotes kepada Kerberos dan Hekate.  Sementara orang-orang pergi, Erebus pergi diam-diam melihat Hemera yang berada di belakang panggung. Ia mengintip dari jendela di lorong tempat pemain berganti pakaian. Ia melihat Hemera dan masuk ke dalam diam-diam seperti seorang yang bekerja disana. Hemera sedang duduk di kursinya dan menghapus riasannya. Erebus menyapanya dan berkata, “Hi!” Hemera melihat ke arah Erebus. “Kau?” “Hi!” Kata Erebus lagi dengan percaya diri. “Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Hemera tanpa curiga.  “Aku ingin mengatakan bahwa pertunjukanmu tadi sangat indah. Tapi, yang lebih indah dari itu adalah wajahmu!” Kata Erebus dengan tatapan tajam. Senyuman Erebus tak main-main. Begitu memikat. Hemera tampak malu-malu. Baru kali ini ada pria yang dengan percaya diri mendatanginya. Biasanya mereka kagok ketika berada di sebelah Hemera. Ini hal yang membuat Hemera akan mengingatnya. Ayahnya datang ke belakang panggung. Ia memanggil namanya dan memeluknya. Erebus langsung bersembunyi. Ia belum siap untuk mengenalkan diri pada kedua orang tua Hemera.  “Ayahnya adalah Dewa Olimpus?” Kata Erebus pelan. Setelah ayahnya mengucapkan kebanggaannya, ibunya Thalassa bergantian memeluknya. Ia menariknya keluar agar bertemu dengan tamu yang ingin menyapanya. Ia meninggalkan Erebus. Ia melihat kebelakang, ternyata Erebus tidak ada lagi disana. Mereka pun keluar dari ruangan tersebut.  Pujian demi pujian didapat oleh Dewa Olimpus dan juga putri mereka. Mereka sangat tampak senang karena pertunjukan tersebut berhasil. Para tamu banyak yang bertanya tentang jadwal opera selanjutnya. Padahal sebenarnya, ia belum tahu kapan itu terjadi.  Saat berada di belakang, ada yang mengenali Erebus.  “Bukankah kau Erebus!” Katanya dengan mata melotot dan mulut yang menganga lebar. Erebus tidak ingin ketahuan. Ia langsung pergi dengan cepat mencari Amfiaraus dan Empusa. Ia melihat mereka masih di tempat yang sama dan memeluk mereka dari belakang. “Dari mana saja kau? Untung kau masih menunjukkan tubuhmu disini! Kalau tidak, kami akan meninggalkanmu!” Kata Amfiaraus sambil memukul pundaknya. Empusa berkata kepada Amfiaraus. “Jangan lakukan itu! Kau menarik perhatian orang-orang! Ayo kita pergi!” Kata Empusa. “Tunggu! Sebelum kita pergi aku ingin mengenalkan kalian kepada wanita yang aku kagumi itu!” Kata Erebus. “Maksudmu?” Kata Amfiaraus. “Hemera?” Kata Empusa. Erebus mengangguk menjawab mereka. Mereka tampak sangat bersemangat untuk mengetahuinya. Mereka mengikuti tangan Erebus menunjuk. “Dia!” Mereka berdua tercengang. “Kau tidak salah? Itu wanita yang indah suaranya tadi!” Kata Amfiaraus. “Jadi kau kesini untuk melihatnya!” Kata Empusa yang mengetahui langsung watak dari Erebus. “Sebenarnya itu alasan utama. Tapi memang ini sesuatu yang layak untuk ditonton bukan?” Kata Erebus kepada Empusa. “Kau pikir kami tidak akan mau pergi jika kau mengatakannya untuk menemui gadismu?” Kata Empusa menyilangkan tangannya. Ia sudah siap untuk meledak.  “Bukan begitu! Aku hanya tidak ingin diledek sepanjang perjalanan!” Asalah Erebus. Amfiaraus langsung ikut memarahi Erebus. “Kau keterlaluan. Kau tidak hitung berapa lama kita tadi menunggu di luar tenda ini? Sebelum bangunan ini jadi, kita sudah datang.” Kata Amfiaraus dengan kesal. “Maaf!” Kata Erebus kepada mereka.  Amfiaraus meredakan suasana. “Baiklah, sudahlah. Kami juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisimu!” Kata Amfiaraus. “Tidak.. Aku tidak!” Kata Empusa sambil menatap wajah Erebus. “Yang penting dia jujur!” Kata Amfiaraus lagi.  “Sudahlah, ayo kita pergi dari sini!” Kata Empusa. Mereka pun pergi pulang ke surga bagian ke tiga. Tapi, untuk keluarga Dewa X, mereka kembali ke rumah Dewa Olimpus dan Thalassa. Semua pemeran dalam pertunjukkan diundangnya untuk merayakan kelancaran mereka. Rumah Olimpus dipenuhi dengan musik dan juga suara teriakan dari para pemeran yang merasa senang. Pujian demi pujian banyak datang kepada mereka.  Dewa Olimpus menyuruh Adefagia, Doris dan juga Hemera maju ke depan. Ia mengangkat gelasnya dan menyatakan rasa terima kasihnya kepada mereka karena pertunjukan hebat mereka tadi. Ia banyak berbicara bagaimana sulitnya mereka melakukan itu semua. Ia mengangkat gelasnya lagi dan ia menyuruh para tamunya untuk bersulang bersamanya. Mereka meneriaki nama mereka bertiga hingga mereka kembali berbaur.  Harmonia tahu bagaimana tanggapan Hemera kepada Hekate kemarin. Ia tahu Hemera tidak menyukai Hekate. Jadi ia ingin menjodohkan Kerberos, putranya kepada Hemera. Harmoni melakukannya dengan mendekati istri Olimpus.  “Aku ingin mengenalkan anakku pada putrimu! Siapa tahu mereka bisa menjadi sebuah keluarga yang indah! Putrimu cantik dan putraku ganteng! Ini sangat cocok bukan?” Katanya di tengah pesta kepada Thalassa.  “Tentu! Kami tidak ingin menutup kemungkinan. Jika Hemera mau, ia bisa mendapatkannya.” Kata Thalassa. Ia lalu memanggil Hemera.  Harmonia berbicara kepada Kerberos. “Aku ingin kau bersamanya. Cobalah untuk mencari cara bisa mengaitnya. Siapa tahu kalian cocok dan bisa menikah!” Kata Harmonia, ibunya. “Tapi aku tidak menyukainya!” Kata Kerberos. “Kau belum mencobanya. Tolonglah ibu kali ini! Jika kau menikahinya, pasti anak kalian akan luar biasa!” Kata Harmonia.  “Apakah itu nyambung?” Tanya Kerberos.  “Tentu!” Kata Harmonia dengan tegas, menyakinkan putranya.  Hemera datang. Thalassa langsung kepada intinya saat berbisik kepada putrinya. “Dia ingin mengenalmu! Cobalah menjalin cinta dengannya!” Hemera melihat ibunya. Ia tampak kesal. Ia langsung mengingat Erebus. Ia lebih tertarik dengan Erebus dibandingkan Kerberos. Tapi, ia tak bisa mengungkapkan kekesalannya karena harus menemani seorang pria lajang lagi.  “Baiklah!” Katanya menunduk dan Kerberos mengikutinya.  “Hi!” Kata Hemera. Kerberos menatap Hemera. “Kau menginginkanku?” Tanya Hemera karena tatapan salah paham itu.” “Hee..? Tidak! Aku tidak bermaksud begitu!” Kata Kerberos cepat.  “Baiklah, berarti aku tidak perlu khawatir.”  “Apa kau merasa kau adalah benda untuk orang tuamu?” Tanya Kerberos. “Kau sedang mencari cara mengambil hatiku ya?”  “Bukan! Hanya terkadang aku merasa begitu. Mereka hanya ingin anak mereka dipandang baik oleh orang sekitar mereka, tetapi mereka tidak paham bagaimana cara anaknya untuk melakukan hal tersebut!” Kata Kerberos. Hemera diam saja. Ucapan Kerberos seperti menusuk ke hatinya. “Aku tidak bermaksud mengejek. Kita bisa jadi teman, bukan?” Kata Kerberos. “Kau pria yang baik!” Ucap Hemera. Kerberos tersipu malu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD