Bagian 58 - Berjumpa Keuthonimos

1108 Words
Kokytos dan Bia tidak punya pilihan lain. Mereka membutuhkan tempat tinggal sementara. Fanes adalah pilihan yang tepat. Ia memiliki rumah yang bisa menampung mereka bertiga. Mereka bisa beristirahat disana dan esoknya pergi melanjutkan perjalanan. Selama disana, Kokytos sangat kesal. Ia merasa Bia tidak seperti biasanya. Ia seringkali mengikuti Fanes dan menggodanya. Ia selalu melihat ke arah Hebe dengan tatapan seram.  Saat mereka selesai beristirahat, Fabes menyiapkan makanan untuk mereka. Lalu ia memperkenalkan s**u kepada mereka yang diambilnya dari binatang ciptaannya, yaitu sapi. Mereka sangat suka rasa itu. Mereka tidak pernah meminum minuman seperti itu sebelumnya. “Ini rasa yang berbeda dari campuran bunga yang dijadikan teh ataupun buah. Ini tidak bisa dibilang lebih enak, tapi keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Aku merasa kau akan mendapat apa yang kau inginkan. Ciptaanmu pasti akan terkenal di surga ini!” Puji Bia.  Kokytos sedikit cemburu karena Bia memuji Fanes. Ia hanya menatap dengan kesal ke arah wajah Bia. Hebe memegang tangan Fanos dan membuatnya terkejut. “Kau pasti bisa mendapat gelar Dewa S!” Bola mata Kokytos hampir keluar melihat kelakuan Hebe. Ia dengan lembut memegang tangan Hebe dan menyingkirkannya.  “Kita sudah selesai makan! Saatnya melanjutkan perjalanan!” Kata Kokytos cepat-cepat dan berdiri menarik Hebe. Hebe langsung memberontak. Ia membolangkan matanya kepada Kokytos.  Bia melihat perselisihan itu. “Sebaiknya kita berangkat!” Kata Bia yang memegang tangan Hebe dan Bia masing-masing. Ia menarik mereka keluar dari rumah tersebut. “Apakah Hebe tidak jadi untuk menjadi asistenku dan tinggal disini?” Kata Fanes kepada mereka bertiga. Hebe langsung berhenti dan dengan kuat langsung melepaskan genggaman tangan Bia. “Tentu!” Katanya mengangguk. Bia menggerakkan tangannya di depan Fanes. “Tidak.. tidak… kami membutuhkannya!” Tarik Bia lagi keluar rumah. “Bye sayang!” Teriak Hebe melambaikan tangan kepada Fanes seraya menjauh dari rumahnya dan keluar melalui pagarnya yang tinggi. “Ia memang ganteng!” Kata Bia kepada Kokytos yang tampak tak senang melihat Hebe seperti itu. “Sangat merepotkan!” Kata Kokytos. “Aku hanya menyukainya. Apa itu salah?” Kata Hebe yang tidak mau lagi Bia memegang tangannya. Ia menghempaskan tangan Bia dan berjalan dengan cemberut meninggalkan mereka. “Kau menyukai dia?” Tanya Bia kepada Kokytos. “Apa maksudmu? Tidak… tidak ada!” “Jadi, mengapa kau tampak tidak senang?” “Tidak, aku tidak merasa seperti itu!” Kokytos mengatakannya dengan tegas. “Kau benar! Terlalu banyak wanita yang mengisi hidupmu, sampai-sampai satu wanita tidak begitu penting!” Celetuk Bia. Kokytos diam saja, padahal kata-kata itu mengena di hatinya.  Mereka berjalan menuju surga bagian ke lima. Mereka sampai dengan cepat. Mereka tidak berhenti sedikitpun dan tidak merasa kelelahan sedikitpun. “Apa ini dikarenakan kita meminum s**u yang diberikan oleh Fanes?” Tanya Bia kepada mereka. “Aku juga merasa tidak gampang lelah!” Kata Hebe.  Kokytos tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Ia mengalihkan pembicaraan. “Kemana sebenarnya kita? Kita hanya berkeliling-keliling saja disini!” Katanya ketus. “Aku hanya mencoba mengingat. Aku tidak tahu siapa nama penghuni yang ingin kita temui ini. Jadi mohon bersabar!” Kata Bia dengan ketus. Sikap ini terjadi karena sikap Kokytos yang dingin. “Kita akan berjalan sedikit lagi. Disana kita akan coba bertanya kepada temanku!” Kata Bia. Surga bagian kelima adalah wilayah surga yang sangat sibuk. Ada banyak penghuni surga yang pindah dari daerah asalnya ke sini karena mereka terpilih menjadi penguji s*****a. Ini adalah wilayah tempat dilaksanakannya pertandingan pengujian s*****a yang lulus seleksi. Ada sebuah tempat pertandingan yang disebut koloseum. Itu adalah tempat pertandingan diadakan. Gedung itu sangat tinggi dan besar. Gedung itu bisa memuat miliaran penghuni surga yang datang khusus untuk melihat pertandingan. Bia sangat familiar dengan daerah tersebut dan juga orang-orang yang ada disana. Ia selalu mengikuti pertandingan s*****a. Jadi semua yang ada disana, dikenalnya.  Tak sengaja, Bia bertemu dengan salah satu penguji s*****a elit. Ia adalah Keuthonimos. Ia sedang berdiri di dekat koloseum tersebut. Bia berjalan ke arahnya dan menyapanya. “Sudah lama tidak berjumpa!” Kata Keuthonimos. “Sebentar lagi kita pasti berjumpa!” Kata Bia dengan senyuman. Karena sebentar lagi diadakan pertandingan pengujian s*****a. “Aku tidak mendengar kabar bahwa kau akan ikut pertandingan s*****a kali ini. Apakah ada masalah?” “Oh.. Aku sedang membuatnya! Belum selesai!” “Kau harus pilih penguji dan juga segera kirimkan senjatanya. Tak terasa, kita harus melakukan pengujian secepatnya!” Kata Keuthonimos memberikan peringatan. “Aku masih berusaha!” Kata Bia, lalu ia tersenyum dan melihat Kokytos dan Bia. “Mereka adalah tim ku membuat s*****a kali ini!” Keuthonimos pun berkenalan dengan mereka. “Tampaknya kali ini kau memiliki tim yang hebat!” Kata Keuthonimos memberikan pujian. “Terima kasih. Aku sebenarnya ingin bekerja sama dengan mu! Tapi, kau tahu kan, kau tidak ingin s*****a yang berat? Kali ini s*****a ku adalah Mace dan itu sangat berat!” Kata Bia kepada Keuthonimos. Ia tahu keahlian Keuthonimos saat bertarung. Hanya saja dia sangat pemilih dalam hal s*****a. Jadi mereka jarang bekerja sama. “Seharusnya kau mengembangkan s*****a yang ringan!” Kata Keuthonimos. “Aku akan mencobanya.” “Apa yang membawamu kemari? Apakah ini ada hubungannya dengan juri penguji s*****a?”  “T-tidak! Aku sedang mencari seseorang yang mengetahui tentang sejarah! Apa kau ingat dimana dia tinggal?” “Maksudmu Akhlis si kabut kematian?” Tanya Keuthonimos. “Istilah yang menakutkan!” Kata Hebe mendengar percakapan itu. “Itu dikarenakan karena ia seperti kabut yang menyentuh tanah, tapi tidak pernah muncul. Ia tahu semua sejarah surga.” “Aku rasa ia suka bergosip!” Kata Hebe lagi. Bia melihat Hebe karena berbicara asal. “Sampai disana, kau tidak boleh seperti ini!” Kata Bia memperingatkannya. “Aku akan ingat itu!” Jawab Hebe. “Dimana kami bisa menemuinya?” Tanya Kokytos yang ikut dalam pembicaraan itu.  “Ia agak sulit ditemukan. Kalian memang harus berkeliling. Tetapi, fokus saja kepada kedai-kedai minum yang ada disini. Ia biasa berkomunikasi dengan orang-orang saat di sana, atau diam saja mendengarkan cerita mereka. Dari situlah ia mungkin tahu semua tentang surga!” Kata Keuthonimos kepada mereka. Bia menghela napas. “Ini akan sulit!” Katanya. “Dengan sedikit kesabaran, kalian pasti bisa melakukannya!” Kata Keuthonimos memberi semangat. Ia tersenyum kepada mereka dan permisi karena ia telah dipanggil oleh dewan juri penguji s*****a. “Terima kasih Keuthonimos!” Teriak Bia karena bantuannya. Kokytos tak kesal. Ia tampak bersemangat. Ia merasa bahwa dengan bersabar sedikit lagi ia bisa mengembalikan ibunya ke surga. “Apa kita akan pergi sekarang?” Tanya Hebe yang melihat mereka berdua berdiri saja, tanpa bergerak. “Kalian terlalu banyak berpikir. Kita akan tanya setiap orang yang ada di kota ini dan pencarian kita akan lebih cepat!” Kata Hebe memberi saran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD