Bab 23

1257 Words

Pintu perlahan terbuka, tampak wanita paruh baya yang masih terlihat cantik mesti wajahnya sudah mulai menua. “Dewi.” Wanita itu mulutnya ternganga kala melihat Dewi ada di hadapannya untuk saat ini. Wanita itu pun segera merengkuh tubuh anaknya yang saat ini sudah dewasa. Bulir air bening jatuh dari pelupuk mata. Isag tangis perlahan terdengar meski tak ada ucapan yang keluar. “Ma, Dewi pulang untuk Mama. Dewi sayang Mama,” ujar Dewi dengan suara yang bergetar. Dia mencoba menahan tangis meski terasa menyesakkan di dalam dadanya. “Kita ajak masuk saja, Wi. Kita bicarakan baik-baik dengan Mamamu,” ajak Dinar sembari mengajak untuk masuk ke dalam rumah. Mamanya Dewi melepaskan pelukan dari tubuh anaknya lalu mengajak mereka semua mengekor di belakangnya untuk segera duduk di sofa ruang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD