Setelah selesai sarapan, keduanya menuju kantor dengan semangat pagi. Bryan tidak menyadari, ada masalah besar yang siap menghampiri. Di dalam lift, lelaki itu tersenyum pada bayangan Nadira di cermin. Gadis itu tertunduk, menyembunyikan rona wajahnya. Nadira mendahului Bryan saat pintu lift terbuka di lantai sepuluh. Lelaki itu membiarkan saja gadis itu meninggalkannya di belakang. Ia tahu, konsultan itu enggan menjadi buah bibir di kantor. Untuk urusan yang satu itu, tembok pun bisa bicara, bukan? Pagi ini semua tampak biasa saja, seperti hari hari kemarin. Bryan mengecek file yang masuk ke mejanya. Aktivitasnya berhenti saat pintu di ketuk, dari layar cctv ia melihat Dave berdiri di depan pintu. "Masuk!" ujarnya. Pintu terkuak, Dave masuk dengan santai. Bryan mempersilakan duduk