Lendra menghubungi keluarganya. Ia ingin tahu apa alasan pasien menolak cangkok ginjal itu. Nadira menguping, Ternyata keluarga Lendra pun tidak tahu alasan Didit membatalkan pencangkokan itu. Hati Nadira was-was, ia sangat meng-khawatirkan kesehatan ayahnya. Pelan ia melangkah menuju ruangan Bryan, berharap CEO itu sudah datang. "Assalammualaikum," "Waalaikum salam, masuk!" Mendengar sahutan dari dalam, Nadira menarik napas lega. Pelan ia menguak pintu, lalu masuk. Bryan menatap gadis itu yang tampak gundah. "Ada apa Nadira? Kamu ada masalah?" "Pak Bryan, maaf, sepertinya besok saya izin lagi ...?" "Kembali ke Bandung?" "Iya, Pak! Barusan saya mendapat kabar, ayah menolak pencangkokan ginjal. Padahal kondisi kesehatanya semakin menurun." "Deg!" Jantung Bryan seperti