Part 10

1127 Words

Nadira terkulai manja dalam pelukan bunda. Keduanya berpindah duduk ke teras belakang. Hamparan hijau kebun teh, membentang luas menyegarkan mata. Bik Esih, segera datang menghidang teh hangat dan singkong kukus. "Bun, apa alasan ayah membatalkan cangkok ginjal, itu? Bukankah Lendra sudah menandatangani persetujuannya?" "Ayah takut membebani kamu, sayang. Lagi pula, kondisi ayah semakin menurun, jadwal oprasi direncanakan maju sehari. Dan, kata dokter, kemungkinan keberhasilan pencankokan hanya empat puluh persen. Ayah mampu bertahan sejauh itu, karena khawatir sama masa depan kamu ... Tapi saat Nak Bryan datang pagi itu, wajah ayah begitu tenang, tidak ada lagi cemas di wajahnya." Nadira terkesiap, matanya membulat. "Mas Bryan datang pagi itu? Maksudnya? Setelah kami kembali ke Ja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD