Satu tahun telah berlalu ...
Tidak ada kabar apapun tentang Daniel. Sinta hanya menghabiskan uang untuk membayar para intel dan preman untuk mencari Daniel.
Usahanya sia -sia dan mental Sinta benar -benar dihajar habis -habisan oleh keluarganya sendiri.
Permintaan Leo, Papa Sinta sudah tak bisa lagi ditolak oleh Sinta. Sinta harus menikah dengan pria kaya pilihan Papanya.
Kini, Sinta sudah menikah dengan Baskoro. Pria kaya yang nemiliki banyak usaha di negerinya sendiri dan di luar negeri.
Kehidupan rumah tangganya tak behitu bahagia karean Baskoro jarang ada di rumah. Baskoro selalu sibuk dengan pekerjaannya dari pagi hingga larut malam.
Untuk menghindar dari rasa sepinya, Sinta memilih pergi berjalan -jalan bersama teman -teman lamanya untuk bersenang -senang. Tentunya Sinta ingun cepat melupakan Daniel, lelaki yang masih berstatus suaminya. Entah bagaimana nasibnya sekarang. Bangkai tubuhnya juga tak pernah ketemu.
Setahun berlalu, Melati sudah bertobat dan tidak bekerja lagi sebagai wanita malam di Klub milik Rosi. Ia kini mulai membuak bisnis baru yaitu dunia kembang.
"Kamu yakin mau jual mobil?" tanya Daniel pada Melati.
Melati mengagguk pelan. "Yakin banget," jawabnya mantap.
Daniel duduk di anak tangga teras rumah Melati dan sesekali menatap Melati yang kini terlihat jauh berbeda.
"Aku mau pamit," ucap Daniel kemudian.
Melati menoleh ke arah Daniel dan meletakkan gunting kembang di tempatnya.
"Pamit? Pamit kemana? Katanya kamu gak punya keluarga atau siapa pun?" tanya Melati lirih.
Daniel memegang tangan Melati dan mengusapnya pelan.
"Aku juga gak mau merepotkan kamu terus, Mel," jelas Daniel pada Melati.
"Aku gak merasa kamu repotkan. Aku senang bisa membantu kamu malam itu dan mengenal kamu sebagai lelaki baik," puji Melati pada Daniel.
"Aku juga kagum sama kamu, Mel. Kamu hebat. Kamu bisa meninggalkan dunia hitam yang selama ini mengikatmu," jelas Daniel ikut memuji.
Melati menarik tangannya dan tersenyum kecut pada Daniel.
"Jangan kamu bahas masa laluku, Daniel," ucap Melati lirih.
Melati langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah sederhana itu. Daniel menarik napas dalam dan mengehembuskan pelan lalu ikut amsuk ek dalam rumah.
Melati keluar dari kamar dan mengambil semua barang -barang Daniel yang ia simpan.
"Ini milikmu Dan," ucap Melati menunduk.
Daniel menatap semua barang miliknya dan memegang semuanya. Ingatannya kembali lagi. Memori yang sempat hilang dan gelap kini sudah mulai terang. Beberapa kejadian bisa diingat Daniel dengan baik.
"Ini milikku?" tanya Daniel pada Melati.
"Ya. Maafkan aku, Dan," ucap Melarti penuh penyesalan.
"Gak perlu minta maaf," jelas Daniel tegas.
Daniel menatap beberapa koran yang berisi tentang kecelakaan dan kematian seorang pengusaha muda.
Daniel memegang kepalanya dan membaca isi beruta itu hingga selesai.
"Aku punya keluarga," ucap Daniel lirih.
Melati mengangguk dan memberikan koran terbaru tentang pernikahan seorang wanita bernama Sinta dengan pengusaha kaya raya.
"Istrimu sudah menikah lagi, Dan," jelas Melati pada Daniel.
Daniel menggelengkan kepalanya dengan cepat. Lalu menatap ke arah Melati.
"Ini bukan salahmu, Mel. Berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," ucap Daniel pada Melati.
"Kamu ingin pulang? Aku akan mengantarkanmu, Dan," ucap Melati dengan tulus.
"Gak usah. Aku boleh pinjam mobil kamu? Pinjam uang juga," pinta Daniel memohon.
"Boleh Dan. Ini dompet kamu. Waktu itu aku temukan di jok mobil. Sebelum mobil itu meledak dan membakar semua isinya," jelas Melati lada Daniel.
"Terima kasih, Mel," ucap Daniel pelan.
"Aku ikut, boleh?" tanya Melati lagi.
"Tidak perlu. Besok aku akan kembali untuk mengembalikan semuanya padamu," ucap Daniel yang kemudian langsung beranjak berdiri lalu masuk ke dalam kamar.
Daniel mengganti pakaian dan kemudian keluar lagi membawa dompet, uang dan kunci mobil Melati.
"Aku pergi," pamit Daniel.
"Aku ikut," pinta Melati dengan nada memohon.
"Gak bisa Mel. Aku mau meluruskan masalah ini," jelas Daniel membuka pintu mobil Melati dan masuk ke dalam.
"Dan ... Aku yang akan menjelaskan semuanya pada kelaurga kamu," ucap Melati lirih.
"Sudahlah Mel. Kamu lebih baik di rumah dan urus kembanhmg- kembang kamu itu. Aku pergi," jelas Daniel yang kemudia menyalakan mwsin mkbilnya dan melajukan mobilnya ke arah kota besar menuju rumahnya.
Semua ingatannya sudah pulih dan Daniel berhasil emngingat semuanya.
Kinj, Daniel berada di depan rumah besar dan megah miliknya. Rumah itu terlihat gelap dan sunyi.
Danile keluar dari mobil dan mengetuk pagar besi dengan kunci mobil. Seorang stapam tergopoh -gopoh keluar dari pos satpam dan melotot tajam ke arah Daniel.
"Ka -kamu hantu?" teriak satpam itu begitu ketakutan.
"Hei .. Pak. Pak Tri!! Saya bukan hantu. Saya Daniel Wiki," jelas Daniel sambil memunjukkan identitasnya dari dalam dompet.
Satpam itu pun percaya dan membukakan pintu pagar dan membiarkan Daniel masuk ke dalam rumah besar miliknya yang telah lama ditinggal.
"Ibu mana?" tanya Daniel yang sudah berada di dalam rumahnya dan mengedarkan pandangannya ke segala arah. Rumah ini benar -benar sepi sekali.
"I -ibu sedang pergi berlibur. Lagi pula, Ibu sudah tidak tinggal di rumah ini," jelas Tri pafa Daniel.
"Tidak tinggal disini? Apa maksud kamu?" tanya Daniel menatap tajam. Benarkah betita di koran itu.
Tri adalah satpam senior di rumah ini. Tri menjelaskan semuanya yang terjadi. Termasuk pernikahan Sinta dengan Baskoro.