“Itu tidak benar. Aku tahu, mas Raga memang terlihat sedikit tidak menyukaimu. Tapi, bukan seperti itu yang sebenarnya.” Nadia menarik pelan oksigen untuk mengisi paru-paru yang terasa begitu menyempit. Sepasang bibir wanita itu tertarik. Senyum yang jika Mara melihatnya, wanita itu akan bisa merasakan seperti apa perasaan Nadia yang sebenarnya. “Setiap malam dia mendatangi kamarmu. Berada di dalam selama setidaknya 30 menit.” Mara menatap tak percaya Nadia. Telinganya mendengar dengan jelas, tapi otaknya menolak. Dia tidak mempercayai ucapan Nadia. Untuk apa Raga masuk ke dalam kamarnya? “Mara … pulanglah. Jangan membuat suami kita khawatir.” Mara mengedip. Sepasang mata wanita itu mengecil. Ingin sekali dia menceritakan semua yang terjadi di kantor pada Nadia, namun—dia menahan diri.