Mara benar-benar sudah tidak lagi bisa menahan diri. Sudah cukup dia membiarkan Raga mencaci maki dirinya, bahkan mempermalukannya di depan orang banyak. Sudah cukup. Dia menyerah. “Ini, revisi tabel laporan keuangan yang Bapak minta, dan ini … surat pengunduran diri saya.” Mara menyodorkan map plastik berisi revisi yang diminta oleh Raga, dan satu amplop putih berisi surat pengunduran dirinya. Mara sudah tidak bisa menunggu Andra kembali untuk memberikan surat pengunduran dirinya. Dia akan bicara pada pria itu nanti. Mara menatap pria yang duduk dibalik meja. Raga diam. Pria itu menatap amplop yang baru saja Mara letakkan di depannya. Lipatan mulai muncul di kening pria itu. Raga seolah tidak percaya mendapatkan surat pengunduran diri Mara. Dia pikir Mara hanya menggertak. Wanita itu t