Bukit Sebayan.

1230 Words
Air mengalir dari batang pohon Pajaka, "ayo ini coba minum," ujar Bapak. Aku pun meminum air yang mengalir dari batang pohon. Rasanya tawar dan sedikit sepat. "Bagaimana rasanya ? " tanya bapak . "Hm... sedikit sepat," jawabku. Kami jalan kembali ke mes. Jam menunjukan pukul 14.00 WIB. Aku dan Candra pamit pulang kembali ke rumahnya Candra. "Pak kami pulang dulu sudah sore takutnya kemaleman di jalan," pamit Candra . "Oh iya , hati -hati di jalan kalian ya naik motor jangan ngebut. " "Iya pak, " jawab Candra sambil mencium tangan bapak. "Yaudah cepet pulang, keburu sore." "Iya pak," jawabku Kamipun pulang, sesampainya di rumah kami memacking peralatan dan perlengkapan mendaki. "Ndut kamu makai daypack ku aja, gak usah makai tas carier ! " "Lah kenapa emang nya tas nya abang cukup ? " "Cukup kan cuma bawa tenda sama sleeping bag doang . Kita kan naiknya rombongan gk cuma berdua." "Terus aku bawa apa ? " "Bawa logistik aja, sama barang pribadimu." "Beneran ? " tanyaku sambil memiringkan kepalaku dan melihat wajah Candra. "Iya bawel , udah buruan masukin itu logistiknya ." "Ada yang kurang Bang ." "Apa ? " "Coklat sama permen karet," ujarku sambil nyengir. Yah coklat dan permen karet adalah 2 makanan yang harus wajib ada kalau aku naik gunung. "Ah gampang itu ntar aja beli, sekalian beli logistik yang kurang. " "Mau kemana kalian ? " tanya ibu nya Candra yang tiba-tiba udah berdiri di belakang kami. Kami menoleh. "Mau camping buk , sama Jecky ." Ujar Candra. "Berangkat kapan ? " "Berangkat besok buk ." "Wahyu ikut ibu yuk ! " Aku berhenti memacking barang-barang " mau kemana buk ? " tanyaku penasaran. "Ibu mau belanja bulanan." "Tapi ini ..." belum selesai aku bicara ibunya Candra udah jawab aja " udah itu biar Candra yang beresin, kalau ibu ngajak Candra yang ada dia menggerutu terus. " Udah kamu ikut ibu aja biar Candra yang beresin itu ." Kata ibu " ayo ! " ibu menariku . "Buk ! aelah gimana sih ini belum selesai," gerutu Candra protes. Namun ibu tidak menghiraukannya kami terus jalan. Ibu memboncengku dengan motornya kami menuju syalayan yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Kami berputar-putar mengelilingi swalayan memilah-milah dan mencari-cari barang kebutuhan rumah. Hampir 2 jam kami berputar-putar di dalam swalayan, akhirnya selesai juga . Sebelum pulang kami makan malam di food cord . Jam menunjukan pukul 9 malam . Kami pulang dengan belanjaan yang begitu banyak , aku duduk di jog belakang sambil menenteng 1 keresek belanjaan. Sesampainya di rumah aku langsunh masuk kedalam kamarku kujatuhkan badanku diatas kasur, astaga capek sekali , kupejamkan mataku karena kantuk yang menyerangku begitu kuat. ****** Keesokan harinya kami bersiap-siap berangkat camping. Teman-temannya Candra sudah datang menjemput kami. "Berangkat dulu bu " ujar Candra sambil mencium tangan ibunya. "Iya hati-hati , jagain Wahyu Ndra ! " "Buk,saya berangkat dulu," kataku sambil mencium tangan ibu. Ibu mengusap kepalaku ." Iya nak , hati-hati di jalan ya kalian ." "Iya buk " jawabku dan Candra bersamaaan. Kami jalan menujuj ke mobil . Sementara ibu berdiri di depan pintu . Ketika mobil jalan berlahan-lahan , ibu melambaikan tangan kearah kami. Dari kota Pangkala Bun kami menuju ke Desa Kudangan yang juga merupakan Desa Kecamatan dan Pusat Pemerintahan Kecamatan Delang. Kecamatan Delang sendiri adalah salah satu Kecamatan yang menjadi bagian dari pemerintahan Kabupaten Lamandau di provinsi Kalimantan Tengah. Perjalanan dari Kota Pangkalan Bun menuju Kudangan ditempuh dalam waktu kurang lebih empat jam perjalanan. Aih duduk berhimpitan gak bisa banyak bergerak selama 4 jam membuat pantatku panas. Mungkin aja udah gosong ini p****t kelamaan duduk. Ketika memasuki wilayah kecamatan Delang pemandangannya wuih istimidut, hutan yang masih asri dengan perbukitan di kanan kiri jalan menjadi pemandangan yang sayang untuk di lewatkan begitu saja. Kami juga melewati aliran sungai Delang yang jernih yang di beberapa bagian sungainya terdapat banyak riam riam yang indah. Apa kau tau, kalau wilayah Delang ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Kecamatan Wisata Alam dan Budaya Oleh Pemerintah Kabupaten Lamandau pada medio April 2015 yang lalu, akibatnya Kecamatan Delang mulai banyak dikunjungi wisatawan baik domestik maupun wisatawan Mancanegara. Hm keren emang ini kecamatan ini. Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan akhirnya kami sampai juga di lokasi. Ketika kami baru tiba kami di sambut oleh penduduk desa yang ramah-ramah. Kami di sambut dengan upacara selamat datang, kami disugguhi secangkir Tuak (minuman yang terbuat dari permentasi dari bahan dasar beras). Minuman ini rasanya manis tetapi bisa memabukan, yah setidaknya begitulah kata Candra. Aku hanya minum sedikit yah hanya sekedar formalitas menghormati mereka dan hitung-hitung mencicipi minuman khas mereka. Iyuh tuak ini tidak cocok di lidahku bagiku rasanya aneh, aku hanya meminumnya sangat sedikit sekali, sementara sisanya dihabiskan Candra. Sebenarnya kalau mau mendaki ke bukit Sebayan ini wajib mencari seorang pemandu lokal yang faham dengan keadaan dan situasi di kawasan Hutan dan Perbukitan Bukit Sebayan. Kami juga harus wajib melapor ke keperangkat desa untuk kemudian mendapatkan petunjuk dan informasi tentang dimana dan bagaimana cara menemui juru kunci Kawasan Bukit Sebayan. Namun karena Candra dan 2 temannya sudah pernah kesini dan salah satu temannya Candra adalah penduduk warga Delang jadi kami tidak menyewa guide. Sebelum mendaki ke bukit Sebayan kami harus melakukan ritual-ritual khusus. Selain melakukan ritual-ritual khusus juru kunci dan para tetua adat juga memberi tahu pantangan-pantangan yang tidak boleh di langgar. Salah satu contoh pantangannya adalah gak boleh membawa telur rebus dan membakar daun tertentu. dipuncak Bukit Sebayan Bungsu. Setelah melalui proses ritual kamipun memulai perjalanan. Bukit Sebayan ini memiliki karakteristik hutan hujan Tropis Khas perbukitan Kalimantan yang masih perawan dan tingkat kelembaban yang cukup tinggi menjadikan perjalanan awal pendakian sebagai tahapan yang paling sulit . Di dalam hutan Sebayan ini dapat di jumpai pohon-pohon kayu dengan batang kayu yang berukuran besar dengan jenis jenis pohon yang sebagian termasuk kedalam jenis tanaman langka dan dilindungi. Berbagai macam jenis Angrek hutan pun dapat ditemukan di lantai Hutan maupun di atas pepohonan. Udara yang segar dan sedikit dingin serta kicauan burung mengiringi perjalanan kami. "Bang berhenti Bang ! " kataku sambil ngos-ngosan " aku mulai lelah dengan semua ini ." Jantungku berdetak kencang nafasku memburu tak beraturan. "Berhenti dulu woy break ! " ujar Candra. Kami b***k di dekat sungai dengan air yang jernih di ujung sungai terdapat air terjun yang indah. Ku jatuhkan badanku ke tanah , aku duduk selonjoran sambil bersender di tas carier milik Candra. Candra duduk di dekatku. Sementara teman -teman yang lain ada yang membasuh muka di pinggir sungai para perempuan pada berfoto ria, ngevlog vidio alay ada yang duduk di bawah pohon ada yang makan . Aku raih botol air minum yang di letakkan di samping tasnya Candra. Ku buka tutupnya dan segera kuminum hah... segar tenggorokanku yang mengering, basah kembali. Perutku kenyang penuh air. Aku menutup kembali botol air munumnya kemudian ku kembalikan ke tasnya Candra. "Bang nanya dong " kataku sambil nyenggol kakinya Candra dengan kakiku. "Apa ? " jawabnya dengan nada lemas. "Bang kalau naik kesini kenapa gak boleh bawa telur rebus ?" "Karena hantu di sini gak suka telur rebus mereka takut kolesterol," jawab Candra setenga acuh. "Bajigur," sahut Ichal sambil ketawa ." Iya Yu hantu di sini gak suka telur rebus mereka takut kena serangan jantung mendadak. Kan telur rebus menyebabkan peluang tinggi kena serangan jantung." Ichal dan Candra tertawa terbahak-bahak diikuti teman -teman yang lain. "Hele gak lucu ." Kataku kesal " di tanyain serius juga malah di becandain."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD