bc

Puncak Para Roh di Pedalaman Hutan Kalimantan

book_age16+
15
FOLLOW
1K
READ
others
dark
tragedy
mystery
scary
like
intro-logo
Blurb

Mengisahkan sekelompok pemuda pecinta alam yang melakukan petualangan ke hutan Kalimantan, tujuan mereka yaitu bukit Sebayan, sebuah bukit angker yang di keramat kan oleh penduduk lereng bukit Sebayan. Bukit ini di percaya tempat berkumpulnya para arwah leluhur dan sangat angker, dalam petualangan ini , banyak anggota yang hilang karena makhluk gaib hingga ada yang meninggal.

chap-preview
Free preview
Camping Ceria.
"Liburan semester ini kamu rencana kemana Wah ? " tanya seorang teman kampusku yang duduk di barisan belakang berjarak satu bangku dari bangkuku. Aku menoleh kearahnya dan sedikit menyerongkan badanku , sambil berpegangan sandaran kursi aku menggelengkan kepalaku, " belum tau Dis , belum punya rencana pergi kemana-mana, kalau kamu?" . Dista menghela nafas, " sama , mungkin aku mau pulang kampung aja, lagian kan liburnya lama satu bulan daripada di kosan planga plongo gak ada kerjaan mending pulang aja lah aku. " Aku beranjak berdiri dari tempat dudukku dan berjalan mendekati Dista. "Sebelum kamu pulang kampung gimana kalau kita campcer dulu ? " Dista menganggukan kepalanya ." Ok ayo kapan? " "Em... sabtu." "Ok, berdua aja kita? " "Iya, mau sama siapa lagi? " "Ajakin bang Candra sama Ali biar rame." "Boleh, kamu aja ya yang ngajak bang Candra sama Ali." "Kok aku , bang Candra kan sahabatmu." "Tapikan kamu yang suka sama bang Candra, " jawabku sambil meringis. "Heleh, heleh ayo pulang yuk . Laper aku." "Ya ayok!". Kamipun keluar dari ruang kelas kampus menuju parkiran, aku mengeluarkan motor, memasukan kontak ke lubang kunci kemudian menyalakannya berlahan-lahan mulai menjalankannya. Dista naik di jog belakang dan kupacu motorku aku mengantarkan Dista pulang ke kosannya, "kamu gak mampir Wah?" "Enggak, langsung pulang aja aku ." "Yaudah hati-hati di jalan ya." "Iya , pulang dulu," ujarku sambil memutar motorku dan berlalu meninggalkannya. Kupacu motorku sedikit kencang agar segera sampai di rumah. Angin berhembus menampar wajahku, perlahan-lahan aku mengurangi kecepatan laju motor, berbelok di sebuah jalan kampung yang sempit , dan berhenti di sebuah rumah bercat hijau yang halamannya di penuhi tanaman sayur mayur. Kuparkirkan motor dihalaman rumah. "Asalamualaikum," salamku sambil melepas sepatu. "Waalaikum salam . Sudah pulang kamu , tumben pulang cepet, " sahut ibuku dari dalam rumah. "Iya , hari ini terakhir masuk." Jawabku sambil jalan masuk kekamar. Kurebahkan badanku diatas kasur sempit. "Yu ! " seru ibuku memanggil, " gak makan kamu?" "Iya nanti aja belum lapar ." jawabku dari dalam kamar dengan suara yang agak kencang. Capek sekali rasanya badan ini , berlahan-lahan kantuk mulai menyerang , ku pejamkan mataku , beru saja aku terlelap tidur. Pip...pip...pip... ponselku berbunyi, membangunkan ku dari tidurku. Aku meraihnya dan terlihat nama Candra di layar ponselku. "Asalamualaikum," salamku setengah malas. "Waalaikum salam Ndut besok kamu ngajakin kampcer ?" "Iya Bang , kan Dista mau pulang kampung , sebelum dia pulang kampung aku ajakin aja dia campcer terus aku nyuruh dia ngajakin Abang sama Ali ." "Oh..." "Emangnya kenapa Bang ? " "Ya gak papa sih Ndut." "Abang gak bisa? " "Bisa,ayo ikut aku Ndut! " "Kemana? " "Nyari sepatu ." "Dimana? " "Ya di toko outdor lah , masa di apotik ." "Iya, iya . Kapan? " "Sekarang lah kalau kamu bisa sih, nanti aku jemput kerumahmu." "Ok, aku mandi dulu. " "Yaudah buruan! " Obrolan kami pun berakhir, aku bergegas beranjak dari tempat tidur dan mandi, setenga jam kemudian Candra pun datang menjemputku. *** Keesokan harinya, seperti yang sudah di rencanakan kami ber empat pun pergi camping cerai di sebuah bukit. Kami berangkat dengan mengendarai motor, Ali membonceng ku sedangkan Candra membonceng Dista. Kami menuju Mongkrang, bukit di sekitar lereng gunung Lawu. meski tidak terlalu tinggi namun track yang harus kami lalui cukup menguras tenaga. 2 jam kami berjalan akhirnya kami sampai juga diatas puncak,kami break sejenak. Dista mengeluarkan makanan yang ada di dalam tasnya, Sementara Candra dan Ali mereka mendirikan tenda. Saat kami berdua asik mengunyah Ali melemparkan pasak kearah kami ." Hoe bantuin , makan mulu ." Candra melihat kami sambil meletakan ke dua tangannya di pinggang dan menghela nafas, "jadi kalian ngajakin kami camper itu biar bisa di suruh-suruh diriin tenda gitu ? Iya? " tanya nya geram. Aku dan Dista kompak nyengir pada Ali dan Candra. "Heheh maaf ya sengaja," jawabku. Dista beranjak berdiri lalu menarik tanganku, " ayo Wah bantuin, nanti kita gak di bolehin tidur di dalam tenda lagi kalau gak banyuin." "Ow ya iya jelas dong enak aja tinggal tidur ." Sahut Ali. Kamipun membantu mereka mendirikan tenda . Malam pun tiba kami duduk-duduk di depan tenda Candra membuat api unggun Ali bermain gitar sementara aku dan Dista goreng sosis dan nugget. Api unggun sudah menyala makanan pun juga sudah siap kami duduk di sekitar api unggun sambil nyanyi-nyanyi sesekali ngobrol . Suara nyanyian dan tawa kami memecahkan keheningan malam . Cahaya bulan menerobos diantara rimbunnya daun pinus dan menerangi kami. Malam semakin larut rasa kantuk mulai menyerangku. "Teman-teman aku tidur duluan ya , aku udah ngantuk nih, " ucapku. "Aku juga udah ngantuk," sahut Dista. "Yaudah kalian tidur aja duluan," jawab Candra sambil memainkan gitarnya. Aku dan Dista pergi masuk kedalam tenda , kami meninggalkan Ali dan Candra yang masih asyik bermain gitar. Hari sudah pagi , di celah-celah dahan pepohonan diatas sana melayang kabut yang bercampur dengan asap putih dari sisa api unggun yang terkena tetesan embun. Aku memperhatikan Candra dan Ali yang tertidur pulas di dekat api unggun yang mulai padan dan hanya menyisakan bara api dan asap. Aku berjalan berlahan mendekati Ali dan Candar , aku jongkok " hoe bangun bang hoe udah pagi Al bangun Al ." Ujarku sambil menepuk-nepuk lengan mereka . Merekapun menggeliat Ali membuka Matanya sejenak , lalu kembali memejamkan matanya . " apaan sih ndut berisik sekali," ujar Candra sambil merubah posisi tidurnya dan kembali tidur sambil memebelakangiku. Aku menghela nafas lalu berdiri berjalan pergi kembali ke tenda dan meninggalkan Ali dan Candra yang masih tertidur lelap . Aku masuk kedalam tenda dan merangkak mengambil sebotol air mineral. Kemudian kembali jalan mendekati Candra dan Ali yang tertidur pulas . Aku berdiri di dekat mereka tidur , ku buka tutup botol yang ku pegang, "mau ngapain kamu Wah ?" teguran Dista membuatku kaget . "Sssttttt diem jangan berisik,"jawabku sambil berbisik. "Mau ngapain kamu ?" tanya Dista sambil ikut berbisik. "Mau bangunin mereka. " Aku menuangkan air ke telapak tanganku lalu mencipratkan kemuka mereka ." Hujan hoe hujan " teriaku. Sontak mereka kaget dan segera bangun. Melihat hal itu aku langsung tertawa terbahak-bahak dista pun juga ikut tertawa. "Bajigur b******k kamu itu Wah ! " seru Ali sambil mengelap wajahnya. Sementara Candra melempariku kayu , dia lalu berdiri dan menjambak rambutku. "Aduh, ampun, ampun damai dong . Lepasin ding bang sakit. Disuruh Dista aku tadi," ujarku sambil memegangi tangannya Candra. "Dih kok jadi aku yang di salahin kan tadi itu kamu sendiri . Aku gak nyuruh beneran sumpah deh," proter Dista sambil mengankat tangan kanannya dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya . Ali dan Candra melihatku sambil melotot . " ampun heheh," ujarku sambil meringis dan mengangkat tangan kananku sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahku ." Bang lepasin dong bang ! Itu kan bukan salahku tapi salah kalian seniri kebo banget di bangunin." "Oh jadi ini salahku sama Ali ? " tanya Candra sambil terus menjambak rambutku. "Iya ,iya salahku, udah lepasin dong. " "Gak usah di lepasin biar kapok jail banget jadi orang , lagi enak-enak tidur juga di gangguin," sahut Ali. "Ampun lepasin dong Bang!" Candrapun melepaskan genggaman tangannya di rambutku. Akupun merapikan rambutku yang acak-acakan. " jahat, " kataku. "Sukurin salah sendiri jail," ujar Candra. "Udah-udah, ayo sarapan udah pada mateng ini nanti kita pulang kesiangan, " ucap Dista melerai kami. Kamipun sarapan makanan yang di masaki oleh Dista.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU

read
4.3K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
862.1K
bc

Marriage Aggreement

read
81.9K
bc

Menantu Dewa Naga

read
178.3K
bc

Scandal Para Ipar

read
696.1K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
627.7K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook