15- Takdir Tak Bisa Dipungkir

1202 Words

"Ibu!" tangan kecil Aga menepuk pelan pipi sang ibu yang tidak merespon panggilannya sejak tadi. Lisna terperanjat dan baru menyadari bahwa ternyata ia sedang duduk di kursi yang ada di teras rumah dengan sang anak di pangkuan. "Iya, Sayang." "Ibu kenapa gak jawab Ade?" tanya Aga dengan wajah cemberut. "Maaf, Sayang," sesal Lisna, "Ade tanya apa tadi sama ibu?" "Kakak mana, Ibu? Kenapa Kakak gak pulang-pulang? Ade mau main sama Kakak, Ibu," rengek Aga, rindu pada sang kakak yang biasanya menghabiskan waktu bersama. Tetapi sudah hampir seharian kakaknya itu tidak juga kembali. Lisna bingung harus menjawab apa. "Ade mau beli es krim gak?" tanyanya, mengalihkan perhatian sang anak. "Mau, Ibu," angguk Aga dengan antusias, "tapi nanti beli es krim sama buat Kakak ya, Bu?" "Iya." Lisna

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD