22- Jadilah Ibu Untuk Damar

1008 Words

"Fani, ayo ikut om. Ada yang ingin om katakan," ujar Iswara. Fani mengangguk, mengikuti langkah pria itu keluar dari ruangan. Darwin duduk di kursi samping ranjang dengan Damar duduk di pangkuan. Nuri yang masih belum bisa bicara, menatap kedua dengan tatapan sendu. Ia tidak melihat kedatangan Lisna sejak siumanan. Entah apa yang terjadi pada menantunya selama ia terbaring di sana. "Nenek cepat sembuh. Kakak mau main sama Nenek," ujar Damar sambil memegangi tangan sang nenek. "Kakak akan doain Nenek biar Nenek cepat sembuh." Nuti hanya mengangguk samar. Darwin tersenyum mendengar celotehan anaknya. Meski ia bingung apa yang harus dikatakan jika nanti sang ibu bertanya tentang keberadaan Lisna dan Aga. Sementara itu, di depan ruang perawatan, Fani dan Iswara duduk di kursi yang dised

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD